25 berkembangnya pembaca novel terutama di kalangan muda. Gejala itu
dapat dilihat dari larisnya novel-novel yang ditulis oleh Marga T. dan Ashadi Siregar pada masa itu. Pada masa inilah lahir istilah novel
populer.
2.2 Istilah Novel Populer
Istilah novel populer muncul pada tahun 1970-an. Pada masa sebelumnya, novel populer lebih dikenal dengan nama roman picisan.
Menurut Sumarjo, istilah novel populer merupakan lanjutan dari roman picisan yang sudah lebih dulu hadir sebelumnya. Pemberian istilah roman
picisan berasal dari wartawan bernama Parada Harahap pada tahun 1939 ketika terjadi polemik tajam dengan pengarang roman picisan Matu Mona
1982: 18. Lahirnya istilah roman picisan ternyata ditandai secara berbeda
oleh Salam. Dalam artikelnya yang berjudul “Posisi Fiksi Populer di Indonesia”, Salam menyatakan bahwa istilah roman picisan diungkapkan
pertama kali oleh R. Roolvink, untuk menyebut roman-roman Medan yang berkembang pesat pada tahun 1930-an. Istilah ini berasosiasi kepada
bacaan murahan meskipun harganya mungkin tidak lebih murah daripada buku-buku yang diangggap lebih berkualitas sastra. Artinya, roman-roman
tersebut adalah bacaan yang mudah dicerna, menghibur pembaca dengan cara yang sederhana, dan dalam beberapa mengeksplotasi seks.
Istilah roman picisan ini kemudian berubah lagi menjadi novel hiburan
26 tahun 1960-an. Hal ini dipicu oleh kehadiran majalah-majalah hiburan
pada masa itu sebelumnya akhirnya berganti nama menjadi novel populer. Novel populer memiliki kelebihan sebagai jenis novel hiburan. Hal
itu diungkapkan Sumarjo seperti di bawah ini. Salah satu daya tarik jenis novel ini adalah lika-liku jalan ceritanya
yang penuh suspense. Ia selalu menyuguhkan cerita yang mengasyikkan. Penuh aksi, penuh warna, penuh passi “passion”
‘gairah’ dan juga humor. Ini merupakan ciri-ciri khas seni hiburan. 1986: 20
Hal ini pula yang membuat novel populer lebih disukai khalayak pembaca luas dibandingkan novel yang diasosiasikan sebagai novel
serius sastra. Nurgiyantoro 1997: 17 mengatakan bahwa sebutan novel populer
tersebut mulai merebak seiring suksesnya novel Karmila karya Marga T. dan Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar. Sebutan novel populer
terhadap novel-novel yang diasosiasikan sebagai hiburan melahirkan kategori novel populer dan novel serius.
Pada tahun 1970-an, masa ketika novel populer mencapai momentumnya, banyak nama-nama perempuan muncul sebagai penulis
novel populer. Pada masa ini, satu di antara nama perempuan penulis yang sangat dikenal adalah Marga T. Nama Marga T. pertama kali
dikenal melalui novelnya yang berjudul Karmila. Novel ini memiliki tokoh utama wanita muda dari golongan menengah ke atas. Menurut Sumarjo
1982: 44, novel ini telah membuka babak baru dalam penulisan novel populer di Indonesia karena memiliki isi cerita yang lebih lengkap dan utuh
27 serta menggunakan cara pandang dan bahasa yang lebih baik
dibandingkan novel sebelumnya. Selain itu, tema percintaan yang digarap tidak berakhir pada eksploitasi seks.
2.3 Novel Populer dan Novel Serius