Jejak-Jejak Jejaka Karya Zara Zettira Z. R.

60 fisika SMA Merah Putih bernama asli Pangaribuan yang tidak dapat melafalkan huruf s dan selalu menggantinya dengan z. Hilman menyuguhkan banyolan-banyolan khas remaja dalam setiap kisah Lupus. Tulisannya seringkali mengundang tawa. Cerita-cerita dalam kehidupan Lupus dikemas dengan humor yang segar. Sempat dianggap merusak Bahasa Indonesia yang benar, tidak membuat Lupus menjadi kehilangan pamornya. Justru gaya bahasa yang sangat mewakili pergaulan remaja tersebut merupakan satu faktor yang sangat membuat pembaca merasa dekat dengan tokoh Lupus. Obrolan-obrolan segar yang ringan dan kehidupan yang selalu bahagia menggambarkan karakter Lupus yang selalu ceria dan pintar bergaul. Hal itulah yang membuat Lupus banyak digemari dan sangat menghibur pembaca.

3.1.7 Jejak-Jejak Jejaka Karya Zara Zettira Z. R.

Jejak-Jejak Jejaka pertama kali diterbitkan oleh Penerbit Gramedia pada tahun 1989 dan mengalami cetak ulang yang ketiga pada tahun 1992. Novel karya penulis bernama lengkap Zara Zettira Zainuddin Ramadi ini diterbitkan kembali oleh Gramedia pada bulan Mei 2004. Zara Zettira adalah seorang penulis yang juga berprofesi sebagai model, penulis skenario film dan sinetron, yang pernah menerima beberapa penghargaan di bidang tulis menulis dan modeling. Novel ini mengisahkan tokoh utama bernama Tiwi. Ia adalah seorang gadis yang bekerja sebagai pegawai perpustakaan di Universitas 61 Garuda Jakarta. Awalnya Tiwi adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi di universitas tersebut. Ia diberhentikan dengan hormat dari kampusnya, karena tidak dapat membayar biaya kuliah. Dari Jaka, Tiwi mendapat solusi untuk bekerja di perpustakaan bersama dengannya. Tiwi adalah seorang anak yatim. Alur maju mengungkap kehidupan Tiwi bersama ibu dan seorang adik. Sulitnya mencukupi kehidupan sehari- hari membuat Tiwi harus bekerja sebagai pegawai perpustakaan. Danu, adik Tiwi, ternyata juga berjualan koran untuk membantu keuangan keluarga. Ketika ibunya jatuh sakit dan harus dirawat, untunglah uang tabungan Tiwi masih bisa digunakan untuk membayar obat-obatan yang mahal harganya. Gambaran psikologis tokoh dipaparkan penulis dengan baik. Hal ini dapat juga dilatarbelakangi oleh pendidikan Zara Zettira sebagai mahasiswa S1 jurusan Psikologi Universitas Indonesia. Tiwi digambarkan sebagai seorang gadis yang memiliki prinsip. Kehidupan yang serba berkekurangan tidak membuatnya mengemis pada orang lain. Walaupun banyak lelaki yang berbaik hati mau menolongnya, ia tetap berusaha mencari penghasilan yang halal. Konflik muncul saat seseorang yang misterius mengirimi Tiwi surat dengan nama samaran someone who knows. Penulis surat misterius itu mengaku akan datang ke rumah Tiwi pada malam Natal. Hari-hari Tiwi yang sebelumnya biasa menjadi penuh warna. Ia jatuh cinta pada someone who knows yang belum diketahuinya. Surat misterius itu benar- 62 benar menyita perhatian Tiwi. Ia mencurigai setiap lelaki yang dekat dengannya. Muncul beberapa nama pemuda dalam benak Tiwi seperti Galih, Lutfi, Nanda, dan Jaka. Namun harapan-harapan itu pupus satu demi satu. Ia mengalami kekecewaan berkali-kali karena dugaannya salah. Suatu malam, saat Tiwi berada di rumah Jaka, ia melihat rancangan surat yang sama seperti yang selalu diterimanya beberapa minggu terakhir. Tiwi sangat berbunga-bunga karena telah menyingkap rahasia yang selama ini menguasai pikirannya. Namun, ternyata bukan Jaka yang mengirim surat itu, melainkan Polan lelaki kemayu yang tinggal bersama Jaka. Polan kini berada di rumah sakit karena leukemia, penyakit yang selama ini dideritanya. Ketika Tiwi harus mengahadapi kenyataan bahwa bukanlah Jaka yang mengirimkan surat misterius itu, ia merasa sangat kecewa. Malam Natal dilaluinya dengan tangis mendalam. Esok harinya Polan meninggal karena Leukimia menggerogoti sel darah merah ditubuhnya. Kisah ini berakhir bahagia saat Jaka mengakui rasa cintanya pada Tiwi. Novel dengan cerita sederhana ini menggunakan sudut pandang orang ketiga pengamat. Dengan bahasa yang mudah dimengerti dan humor di sela-selanya, Jejak-Jejak Jejaka menjadi novel yang cukup terkenal pada masanya. 63

3.1.8 Balada Si Roy: Joe Karya Gola Gong