Metode penulisan Makna kerendahan hati Santo Visentius A Paulo bagi hidup persaudaraan suster kasih Yesus dan Maria bunda pertolongan baik (KYM)

10 Sikap lepas bebas adalah sikap merindukan kehadiran Allah secara aktif, sekaligus membiarkan bagaimana Allah akan menampakkan diriNya pada saat ini. Bahkan Allah dapat hadir di dalam rasa-perasan kita yang sering kita beri cap negatif: rasa malu, cemburu, iri hati, marah, serakah, takut, jengkel Madya Utama, 2003: 38. Namun dengan sikap lepas bebas yang kita miliki, kita tidak boleh hanya berhenti pada rasa-perasaan negatif tersebut serta menolaknya karena kita anggap jelek. Sikap lepas bebas justru mendorong kita untuk menyadari dampak negatif dari rasa- persaaan tersebut atas hidup kita dan orang lain. Menghadapi segala sesuatu dengan sikap lepas bebas pertama-tama berarti, kita memiliki kesadaran bahwa kita tidak dapat mengontrol Allah Madya Utama, 2003: 38. Kesadaran semacam ini pada gilirannya akan menghasilkan keterbukaan terhadap Allah dalam segala hal. Kerendahan hati juga diartikan sebagai sebuah sikap hidup seseorang yang berpusat pada Allah, mengakui kebutuhannya akan Allah dan mempercayai Allah dengan seluruh hidupnya Vincentius, 2010: 136. Dengan kata lain, kerendahan hati yang dimaksud adalah selalu menyerahkan hidup kita dengan penuh kepercayaan kepada Allah dan membiarkan Allah menjadi pusat dan arah hidup. Kerendahan hati seperti ini muncul dari pengenalan kita secara personal akan Kristus serta komitmen kita untuk mengikuti Dia. Penekanannya terdapat dalam kualitas afektif cinta kita kepada Kristus. Demi cinta kita kepada Kristus inilah kita bersedia mengalami apa yang dialami oleh Kristus agar hidup kita semakin menyerupai Dia, dengan tujuan akhir supaya dalam segala hal nama Allah dipuji dan dimuliakan. Kerendahan hati ini juga yang dicontoh dan diteladani oleh para pendiri tarekat religius dan kemudian menganjurkan kepada anggota tarekatnya untuk melakukan hal 11 yang sama. Pengertian kerendahan hati yang dimaksudkan Yesus seperti dikemukakan pada Mat 11:29, “Belajarlah padaKu karena Aku lemah lembut dan rendah hati.” Hanya Tuhan Yesus yang telah mengatakan dan yang telah dapat mengatakan: Discite a me quia mitis sum et humilis corde. Belajarlah padaKu, bukan pada orang lain, bukan pada seorang manusia, melainkan kepada Allah, belajarlah padaKu. Belajar rendah hati atau kerendahan hati diwarisi dari Tuhan itu sendiri Vincentius, 2010: 130. Keutamaan kerendahan hati telah dianjurkan Tuhan kepada manusia oleh Dia sendiri: Belajarlah padaKu, Aku yang rendah hati. Rendah hati yang diajarkan oleh Yesus bukan hanya secara lahiriah saja, untuk pamer dan membanggakan diri, melainkan rendah hati di dalam hati; bukan dengan kerendahan hati yang dangkal dan sementara melainkan dengan hati yang benar-benar direndahkan di hadapan BapakKu abadi, dengan hati yang senantiasa direndahkan di hadapan manusia-manusia dan demi orang-orang berdosa dengan terus memandang hal-hal yang hina dan rendah, dan senantiasa merangkulnya dengan sepenuh hati, secara aktif maupun pasif Vincentius, 2010: 131. “Belajarlah padaKu betapa Saya rendah hati dan belajarlah menjadi rendah hati seperti itu”Mat 11:29. Kerendahan hati pada kesempatan lain diajarkan oleh Yesus dalam Mat 23:12 “Barangsiapa merendahkan dirinya akan ditinggikan.” Ajakan untuk rendah hati tersebut merupakan sebuah ajaran mengenai keselamatan yang telah datang dari surga. Yesus dalam kesempatan lain mengatakan bahwa “Yang merendahkan diri akan ditinggikan, dan yang meninggikan diri akan direndahkan.” Hal ini dikemukakan berkaitan dengan adanya beberapa orang yang mau tampil sebagai