Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Realitas di lapangan menunjukkan bahwa untuk menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai tidaklah mudah. Mutu pendidikan yang kurang
memadai, kurangnya dorongan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki, dan masih terbatasnya informasi tentang dunia kerja mengakibatkan
kurangnya relevansi antara keluaran pendidikan dengan keterampilan yang ada. Hal inilah yang menyebabkan SMK menjadi salah satu penyumbang
pengangguran terdidik diantara jenjang pendidikan lainnya. Menurut catatan dari Badan Pusat Statistik BPS tingkat pengangguran lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan di Indonesia mencapai 1.254.343 orang dan pada khususnya di Yogyakarta 18.088 orang BPS, 2004:270.
SMK berperan sebagai lembaga pendidikan seharusnya mampu mengembangkan kecerdasan emosional dan potensi seseorang agar mampu
menjalankan tugas-tugas hidupnya serta menjadi wirausaha baru yang berhasil. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan kejuruan, yaitu mendidik
siswa menjadi profesional, berkeahlian, dan terampil untuk menciptakan lapangan kerja tertentu atau siap pakai untuk mengisi jaringan di masyarakat
industri Kurikulum SMK 2004:16. Berwirausaha merupakan altenatif profesi bagi lulusan SMK sebab dari skala kemampuan mereka memiliki bekal
kemampuan yang cukup untuk mengembangkan suatu bidang usaha. Pengetahuan siswalulusan tersebut diperoleh dari sekolah yaitu melalui
pendidikan dan latihan yang ada hubungannya langsung dengan dunia usaha, misalnya mata pelajaran kewirausahaan dan juga pengalaman kerja melalui
PKL atau praktik industri. Baik atau buruknya pelaksanaan pelatihan dan
2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendidikan tentu saja berdampak pada kecerdasan emosional berwirausaha. Kecerdasan emosional berwirausaha adalah kemampuan mengenali,
mengekspresikan, dan mengendalikan emosi dalam menerapkan kreatifitas dan inovasi baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat kecerdasan emosional siswa dalam berwirausaha diduga berbeda
antara siswa sekolah yang satu dengan lainnya. Perbedaan tersebut antara lain disebabkan oleh kultur keluarga, kultur sekolah, serta bakat siswa yang
berbeda. Berdasarkan beberapa literatur tentang profil wirausaha sukses menunjukkan bahwa ada beberapa karakteristik khusus untuk menjadi
wirausaha yang berhasil. Pada kultur lingkungan tertentu keluarga dan sekolah diduga akan mendorong siswa cerdas secara emosional, sementara
pada kultur lingkungan yang lain melemahkan. Hal demikian disebabkan lingkungan keluarga dan sekolah sangat berperan penting dalam mendorong
siswa untuk berwirausaha. Disamping itu, bakat seseorang untuk melakukan kegiatan wirausaha diyakini membedakan siswa yang satu dengan yang
lainnya. Pada kultur keluarga yang bercirikan power distance kecil,
berorientasi individualism, berorientasi masculinity, dan berorientasi uncertainty avoidance lemah akan tampak dari manifestasi kultur seperti sikap
menghormati secara formal dan mengakui perbedaan, demokratis dalam keluarga, perbedaan peran orang tua, dan mampu bertoleransi terhadap situasi
yang tidak pasti. Pada kultur keluarga demikian diduga kuat derajat pengaruh
3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat kecerdasan emosional siswa akan lebih tinggi dibandingkan pada kultur keluarga yang bercirikan
power distance besar, berorientasi collectivism, berorientasi femininity, dan uncertainty avoidance kuat yang tampak dari manifestasi kultur seperti
ketaatan kepada norma keluarga, kesetiaan kepada kelompok, peran wanita lebih rendah dari pada pria, dan kurang mampu menghadapi situasi yang tidak
pasti, maka derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat kecerdasan emosional siswa akan lebih rendah.
Pada kultur sekolah yang mempunyai power distance kecil, berorientasi individualism, berorientasi masculinity, dan berorientasi
uncertainty avoidance lemah yang tampak dari manifestasi kultur seperti perlakuan guru terhadap siswa sama, kebebasan mengungkapkan pendapat,
suka berkompetisi, dan kejelasan guru dalam menerangkan materi pelajaran, maka derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat
kecerdasan emosional siswa akan lebih tinggi. Sebaliknya, pada kultur sekolah yang mempunyai power distance besar, berorientasi collectivism, berorientasi
femininity, dan berorientasi uncertainty avoidance kuat yang tampak dari manifestasi kultur seperti komunikasi satu arah di kelas, kurang berani dalam
mengungkapkan pendapat, mengutamakan kinerja kelompok, dan menganggap guru selalu benar, maka derajat pengaruh pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat kecerdasan emosional siswa akan lebih rendah.
4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bakat kewirausahaan merupakan kemampuan untuk kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencapai sukses.
Secara lebih konkrit bakat kewirausahaan tampak dari ciri kreatif, berani menanggung risiko, innovation, bekerja sama dalam kelompok, percaya diri,
independent, mampu menyesuaiakan diri, knowledgeable, versatile, more carrier oriented and prepared, mampu menganalisis alternatif keputusan,
keterbukaan terhadap kritik, mementingkan hasil pekerjaan, menyukai kegiatan intelektual, berorientasi pada hasil, mampu bertahan dalam tekanan,
dan mampu mengendalikan aktivitas. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka diduga kuat bahwa pada siswa yang semakin berbakat derajat pengaruh
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional siswa akan lebih tinggi dibandingkan pada siswa yang tidak berbakat berwirausaha.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor yang menentukan tingkat kecerdasan emosional siswa untuk berwirausaha. Secara
lebih spesifik peneliti ingin menginvestigasi apakah pada kultur sekolah dan kultur keluarga yang kondusif serta bakat yang berbeda dengan pengaruh
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berbeda. Berdasarkan uraian tersebut dan melihat kenyataan, maka peneliti
tertarik mengambil judul “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Diklat terhadap Kecerdasan Emosional Berwirausaha
ditinjau dari Kultur Keluarga, Kultur Sekolah, dan Bakat Kewirausahaan”
. Penelitian ini merupakan survei terhadap siswa-siswa kelas tiga pada enam SMK Jurusan Teknik Mekanik Otomotif di Kabupaten
5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah menjalankan pendidikan dan pelatihan diklat.