Variabel Penelitian dan Pengukuran
2. Variabel Kecerdasan Emosional Berwirausaha Kecerdasan emosional berwirausaha adalah kemampuan mengenali,
mengekspresikan, dan mengendalikan emosi dalam menerapkan kreatifitas dan inovasi baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Tabel 3.2 Tabel Operasionalisasi
Variabel Kecerdasan Emosional Berwirausaha
No Dimensi Indikator
Pertanyaan No.
1. Self Awareness
a. mengenali emosi sendiri
b. mengetahui kekuatan
c. mengetahui keterbatasan diri
d. keyakinan akan kemampuan sendiri
1 2
3 4
2. Self Regulation
a. menahan emosi dan dorongan negatif
b. menjunjung norma kejujuran dan integritas
c. bertanggung jawab atas kinerja pribadi
d. luwes terhadap perubahan
e. terbuka terhadap ide-ide serta
informasi baru 5
6 7
8 9
3. Motivation
a. dorongan untuk menjadi lebih baik
b. menyesuaikan dengan sasaran kelompok atau
organisasi c.
kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan d.
kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan
10 11
12 13
4. Emphaty
a. memahami yang lainnya
b. memotivasi orang lain
c. pelayanan
d. menciptakan kesempatan-kesempatan melalui
pergaulan dengan berbagai macam orang e.
membaca hubungan antara keadaan emosi dan kekuatan hubungan suatu kelompok
14 15
16 17
18 5
Social skill a.
kemampuan persuasi b.
mendengar dengan terbuka dan memberi pesan yang jelas
c. kemampuan menyelesaikan pendapat
d. semangat leadership
e. kolaborasi dan kooperasi
f. membangun tim
19 20
21 22
23 24
Pengukuran variabel kecerdasan emosional berwirausaha didasarkan pada indikator-indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk
pernyataan positif yang dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS = 4; setuju S = 3; tidak setuju TS = 2; dan sangat tidak
50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
setuju STS = 1. Bentuk pernyataan negatif juga dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS = 1; setuju S = 2; tidak setuju TS =
3; dan sangat tidak setuju STS = 4. 3. Variabel Kultur Keluarga
Kultur merupakan asumsi dasar yang ditemukan, dipahami, dan dikembangkan oleh anggota kelompokgrup. Karena asumsi terbukti benar
saat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi kelompok, baik masalah adaptasi dengan lingkungan eksternal organisasi maupun
integrasi dalam tubuh grup itu sendiri, maka asumsi tersebut diajarkan kepada anggota–anggota baru sebagai cara pandang, pola pikir, dan
perasaan yang benar ketika menghadapi masalah di masa datang.
Tabel 3.3 Tabel Operasionalisasi
Variabel Kultur Keluarga
No Dimensi Indikator
Pertanyaan No.
1. Power Distance
a. Ketaatan kepada norma keluarga
b. Menghormati orang tua dan yang lebih tua
sebagai dasar kebaikan c.
Otoritas orang tua berpengaruh terus menerus sepanjang hidup
d. Ketergantungan
1 2
3 4
2. Collectivism vs
Individualism a.
Demokratis dalam keluarga b.
Kesetiaan kepada kelompok adalah sumber daya bersama
c. Mampu mengelola keuangan
d. tidak wajib mengikuti perayaanpesta dalam
keluarga e.
Merasa bersalah jika melanggar peraturan f.
Keluarga menjadi tempat bersatunya anggota keluarga
5 6
7 8
9, 10 11
3. Femininity vs
masculinity a.
Relasi anak dan orang tua ada jarak b.
Perbedaan peran orang tua c.
Peran wanita yang lebih rendah dari pria d.
Belajar bersama menjadi rendah hati 12
13 14
15
4. Uncertainty avoidance
a. Toleransi terhadap situasi yang tidak pasti
dan mempunyai inisiatif b.
Keluarga menjadi tempat belajar c.
Memiliki aturan 16
17 18
51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengukuran variabel kultur keluarga didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk
pernyataan positif yang dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS = 4; setuju S = 3; tidak setuju TS = 2; dan sangat tidak
setuju STS = 1. Bentuk pernyataan negatif juga dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS = 1; setuju S = 2; tidak setuju TS =
3; dan sangat tidak setuju STS = 4. 4. Variabel Kultur Sekolah
Kultur sekolah merupakan faktor esensial dalam membentuk siswa menjadi manusia yang optimis, berani tampil, berperilaku kooperatif,
kecakapan personal dan akademik. Iklim sekolah seperti hubungan interpersonal, lingkungan belajar kondusif, menyenangkan, moral dan
spirit berkorelasi secara signifikan dengan kepribadian dan prestasi akademik sekolah.
Tabel 3.4 Tabel Operasionalisasi
Variabel Kultur Sekolah
No Dimensi Indikator
Pertanyaan No.
1. Power Distance
a. Perlakuan guru terhadap para siswa sama
b. Proses pembelajaran terpusat pada siswa
c. Kesempatan bertanya
d. Kebebasan menyampaikan kritik
e. Komunikasi dua arah di kelas
f. Peran orang tua pada anak di sekolah
g. Aturan dan norma dalam sekolah
h. Pengembangan kemampuan dan bakat
i. Orang tua diuntungkan dengan proses
pembelajaran di sekolah 1
2 3
4 5
6 7
8 9
2. Collectivism vs
Individualism a.
Kebebasan mengungkapkan pendapat b.
Penyelesaian tugas dari guru c.
Tingkat penerimaan diri oleh orang lain d.
Sikap positif dalam mengerjakan tugas e.
Tujuan berprestasi 10
11 12
13
14, 15
52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Femininity vs
masculinity a.
Suasana kompetisi di kelas b.
Berorientasi pada prestasi c.
Kompetensi guru 16
17 18
4. Uncertainty avoidance a.
Tingkat penerimaan siswa pada kekurangan guru
b. Kejelasan guru dalam menerangkan
c. Kedekatan hubungan antara guru, siswa, dan
orang tua 19
20 21
Pengukuran variabel kultur sekolah didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk
pernyataan positif yang dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS = 4; setuju S = 3; tidak setuju TS = 2; dan sangat tidak
setuju STS = 1. Bentuk pernyataan negatif juga dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS = 1; setuju S = 2; tidak setuju TS =
3; dan sangat tidak setuju STS = 4. 5. Variabel Bakat Kewirausahaan
Bakat kewirausahaan diartikan sebagai kemampuan untuk kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencapai
peluang untuk menuju sukses, yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih.
Tabel 3.5 Tabel Operasionalisasi
Variabel Bakat Kewirausahaan
No Dimensi Indikator
Pertanyaan No.
1. Creativity
a. puas dengan kebiasaan–kebiasaan diri
b. inovatif
c. memberikan gagasan atau ide baru yang
berbeda 1
2 3
2. Risk taking
a. senang mencoba hal–hal baru yang
menantang b. berani menanggung resiko
4 5
3. Innovation
a. terbuka terhadap pendapat orang lain
b. mampu memprediksi keadaan yang akan
terjadi c.
berinisiatif 6
7 8
53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Working as a member team
a. mampu bekerja sama
b. suka membantu
9 10
5. Self confident
a. optimisme
b. percaya diri
11 12, 13
6. Independent
mampu mengatur kehidupannya sendiri 14, 15
7. Flexible
mudah menyesuaikan diri 16
8. Knowledgeable
a. mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
b. kegemaran membaca
17 18
9. Versatile
cepat mengenali dan memecahkan suatu masalah
19, 20 10.
More carrier-oriented and prepared
a. mempunyai inisiatif
b. mempunyai dorongan yang kuat
21 22
11. Comlementary managerial
competence a.
menganalisis alternatif keputusan b.
mampu mengatur atau mengelola waktu 23
24 12.
Personality characteristics a.
kejujuran dan rendah hati b.
terbuka terhadap kritik atau masukan c.
kedisiplinan 25
26 27
13. Managerial style
mementingkan hasil pekerjaan 28, 29
14. Desire for growth
senang dengan kegiatan intelektual 30
15. Desire for profits
a. beroriantasi ke masa depan
b. berorientasi pada hasil
31 32
16. Restleness
bertahan dalam tekanan 33
17. High on need for personal
control pengendali aktivitas
34
Pengukuran variabel kultur sekolah didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk
pernyataan positif yang dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS = 4; setuju S = 3; tidak setuju TS = 2; dan sangat tidak
setuju STS = 1. Bentuk pernyataan negatif juga dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS = 1; setuju S = 2; tidak setuju TS =
3; dan sangat tidak setuju STS = 4.
54 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI