Tanda dan Gejala Terapi Farmakologis

lebih cepat dan lebih kuat. Manfaat kedua, volume yang besar akan memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga pengeluaran sekret akan lebih mudah Aditama, 1993. Setelah udara di inspirasi, maka mulailah fase kompresi dimana glotis akan tertutup selama 0,2 detik. Tertutupnya glotis merupakan ciri khas batuk, yang membedakannya dengan manuver ekspirasi paksa lain karena akan menghasilkan tenaga yang berbeda. Di pihak lain, batuk juga dapat terjadi tanpa penutupan glotis. Kemudian, secara aktif glotis akan terbuka dan berlangsunglah fase ekspirasi. Udara akan keluar dan menggetarkan jaringan saluran nafas serta udara yang ada sehingga menimbulkan suara batuk yang kita kenal. Aditama, 1993.

4. Tanda dan Gejala

Batuk ditandai dengan adanya gatal pada tenggorokan, tenggorokan sakit, reflek batuk dan postnasal drip. Sedangkan batuk yang disebabkan oleh bakteri virus maupun jamur diawali dengan tenggorokan serak dan kering yang kemudian keluar sputum dengan disertai reflek batuk yang pendek. Selain demam, nyeri dada dan kongesti, infeksi pada batuk juga ditandai adanya dahak yang berwarna bukan bening maupun putih Feinstein, 1994. 5. Tipe-tipe Batuk Batuk terbagi atas batuk produktif dan batuk nonproduktif. Batuk produktif batuk berdahak merupakan batuk dengan disertai pengeluaran sekret dari saluran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pernafasan bawah yang bila ditahan untuk tidak dikeluarkan dapat menurunkan kemampuan jalan pernafasan dan paru-paru dalam melawan infeksi. Sekret yang dikeluarkan dapat berupa cairan bening pada bronkhitis, purulent pada infeksi bakteri, berwarna keruh, ataupun berbau pada infeksi bakteri anaerob. Batuk nonproduktif batuk kering menimbulkan ketidaknyamanan dalam beraktivitas. Batuk nonproduktif dapat disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernafasan, infeksi bakteri, penyakit refluks gastroesophageal, penyakit jantung dan obat-obatan Tietze, 2004.

6. Penatalaksanaan

a. Tujuan Terapi

Tujuan utama swamedikasi batuk adalah untuk mengurangi jumlah dan keparahan batuk. Sedangkan tujuan terapi yang kedua adalah untuk mencegah komplikasi Tietze, 2004.

b. Sasaran Terapi

Bila diketahui penyebabnya sasaran terapi batuk adalah penyebab batuk terapi spesifikkausatif, sedangkan bila tidak diketahui penyebabnya sasaran terapi batuk adalah gejala yang terjadi saat batuk terapi nonspesifiksimptomatik Weinberger dan Braunwald, 2001.

c. Strategi Terapi

Terapi spesifik ditujukan bila agen yang menyebabkan batuk dapat diketahui. Misalnya dengan mengurangi atau mengeliminasi agen eksogen rokok, golongan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI obat ACEI yang digunakan dan mengatasi pemicu endogen postnasal drip, penyakit refluks gastroesophageal yang menyebabkan batuk Weinberger dan Braunwald, 2001. Pada terapi simptomatik batuk, strategi terapi yang dilakukan untuk batuk produktif adalah meningkatkan aliran dahak dan mengencerkan dahak, sedangkan pada batuk nonproduktif dengan menekan reseptor atau pusat batuk Tietze, 2004. Strategi terapi untuk mengatasi batuk ada dua macam yaitu farmakologis dan nonfarmakologis.

1. Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis adalah terapi dengan menggunakan obat, obat batuk dapat digolongkan menjadi empat golongan besar, yaitu : a. antitusif Antitusif menurut Wijoyo 2000 adalah golongan obat yang bersifat meredakanmenekan batuk, sedangkan Tietze 2004 menyatakan bahwa obat batuk golongan antitusif berfungsi menaikkan ambang batuk. Mekanisme kerja obat golongan antitusif yaitu dengan cara menekan pusat-pusat batuk secara langsung, baik yang berada di sumsum sambungan medulla atau mungkin bekerja terhadap pusat saraf yang lebih tinggi di otak dengan efek tranquilizer menenangkan. Obat yang termasuk golongan ini cocok digunakan untuk meringankan gejala batuk keringnonproduktif Wijoyo, 2000. Golongan antitusif yang disetujui oleh FDA Food and Drug Administration meliputi kodein, dekstrometorfan dan difenihidramin Tietze, 2004. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kodein diindikasikan menekan batuk yang disebabkan oleh bahan kimia atau mekanik pengiritasi saluran pernafasan. Kodein tidak diperuntukkan untuk anak- anak. Umumnya kodein pada dosis sebagai antitusif mempunyai toksisitas rendah dan dapat menimbulkan resiko adiksi. Kodein bekerja dengan menekan pusat batuk pada medulla dan nucleus tractus solaris untuk meningkatkan ambang batuk. Kodein dapat menimbulkan efek samping antara lain mual, muntah, mengantuk, pening, dan konstipasi. Interaksi kodein adalah dengan obat-obat penekan susunan syaraf pusat seperti barbiturat, obat penenang dan alkohol Tietze, 2004. Kodein mempunyai kontraindikasi pada orang-orang yang mempunyai riwayat hipersensitivitas terhadap kodein, pasien yang sebelumnya sudah mendapat antitusif lain atau obat-obat penekan sistem syaraf pusat termasuk alkohol, dan pasien yang mempunyai kecanduan terhadap kodein Tietze, 2000. Dekstrometorfan merupakan golongan antitusif yang bekerja pada pusat pernafasan pada bagian medulla dan nucleus tractus solaris untuk menaikkan ambang batuk. Walaupun equipotent dengan kodein, dekstrometorfan tidak seperti kodein karena tidak mempunyai efek analgesik, penenang, penekan pernafasan, dan juga tidak menimbulkan kecanduan. Dekstrometorfan diindikasikan untuk menekan batuk nonproduktif yang disebabkan iritasi saluran pernafasan oleh bahan kimia atau mekanik. Antitusif golongan ini diindikasikan pada orang-orang dewasa dan anak- anak dengan usia diatas 2 tahun untuk menekan batuk yang berhubungan dengan alergi atau infeksi. Dekstrometorfan tingkat keamanan yang luas. Efek samping dari dekstrometorfan dengan dosis umum sangat jarang terjadi tetapi dapat timbul kantuk, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mual, muntah dan konstipasi. Dekstrometorfan mempunyai kontraindikasi terhadap pasien dengan riwayat hipersensitivitas dekstrometorfan atau pasien dengan riwayat ketergantungn dekstrometorfan, dan pasien yang menggunakan obat-obat penghambat Monoamin Oksidase MAO. Pasien yang menggunakan obat-obat penghambat MAO hanya boleh menggunakan dekstrometorfan minimal 14 hari setelah menggunakan obat-obat penghambat MAO tersebut. Dekstrometorfan berinteraksi dengan alkohol, antihistamin, obat-obat psikotropik dan obat-obat penekan susunan syaraf pusat lain Tietze, 2004. Golongan antitusif yang ketiga adalah difenhidramin HCl. Antitusif golongan ini diindikasikan untuk menekan batuk nonproduktif yang disebabkan iritasi saluran pernafasan oleh bahan kimia atau mekanik. Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh difenhidramin antara lain mengantuk, koordinasi tubuh terganggu, depresi pernafasan, retensi urin, dan mulut menjadi kering. Difenhidramin potensial menekan efek dari narkotik, analgesik nonnarkotik, benzodiazepam, dan alkohol pada susunan syaraf pusat. Difenhidramin juga menambah efek antikolinergik dari obat-obat penghambat MAO dan antimuskarinik lainnya Tietze, 2004. b. ekspektoran Obat ini mempunyai fungsi berkebalikan dengan antitusif. Obat golongan ekspektoran merangsang pengeluaran dahak dari saluran nafas. Mekanisme kerja obat ini diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran nafas lewat saraf vagus, sehingga menurunkan viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak. Obat batuk golongan ini digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk meringankan batuk berdahak atau batuk produktif. Zat aktif yang termasuk golongan ekspektoran antara lain gliseril guaikolat guaifenesin, amonium klorida, serta sirup ipekak Wijoyo, 2000. Guaifenesin melonggarkan dan mengencerkan sekresi saluran pernafasan, dan meminimalkan produksi dari batuk produktif. Efek samping yang dapat timbul antara lain mual, muntah, pusing, ruam-ruam, diare, mengantuk, dan sakit perut. Guaifenesin dikontraindikasikan pada orang-orang yang mempunyai hipersensitivitas terhadap guaifenesin Tietze, 2004. Amonium klorida merupakan garam amonium yang banyak ditemukan dalam obat batuk dan tidak memiliki efek samping yang serius. Dan berfungsi sebagai pengencer dahak Li Wan Po, 1990. Sirup ipekak merupakan senyawa alkaloid. Alkaloid yang bertanggung jawab terhadap efek terapetik maupun toksiknya adalah ementin dan cephaeline. Penggunaan sirup ipekak untuk anak-anak dengan dosis setidaknya 10 mL harus dihindari karena dapat berakibat fatal Li Wan Po, 1990. c. mukolitik Mukolitik adalah golongan obat batuk yang mekanisme kerjanya hampir sama dengan ekspektoran. Mukolitik bekerja dengan mengencerkan sekret saluran nafas dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari dahak. Bahan-bahan yang termasuk golongan mukolitik yaitu asetilsistein dan bromheksin Wijoyo, 2000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. antitusif topikal Minyak menguap dari camphor, mentol, dan eucalyptus merupakan obat dengan bau kuat untuk pengobatan yang kemungkinan mempunyai efek topikal antitusif, analgesik, anastetik, dan aktivitas antipruritik. Mekanisme kerja dari obat golongan antitusif topikal ini adalah menstimulasi syaraf sensoris dari hidung dan mukosa melalui uap air yang dihirup sehingga menimbulkan sensasi analgesik lokal dan pernafasan terasa lega. Toksisitas yang dapat ditimbulkan bila antitusif topikal yang mengandung camphor atau mentol masuk ke dalam saluran pencernaan antara lain rasa terbakar dalam mulut, mual, muntah, gangguan epigastrum, gelisah, delirium, seizures, dan kematian Tietze, 2004.

2. Terapi nonfarmakologis

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan dengan perilaku swamedikasi sakit kepala oleh ibu-ibu di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Juli-September 2007.

0 0 2

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

9 48 194

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penggunaan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 1 199

Hubungan antara pengetahuan dan tingkat ekonomi dengan tindakan pengobatan mandiri pada penyakit batuk di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 2 170

Hubungan antara pengetahuan dan tingkat ekonomi dengan tindakan pengobatan mandiri pada penyakit batuk di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 168

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 202

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penggunaan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 197

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit oleh ibu--ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 216

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 192

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi diare oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 200