G. Teori tentang Perilaku
1. Teori Aksi
Teori aksi yang juga dikenal sebagai teori bertindak ini action theory pada mulanya dikembangkan oleh Max Weber. Weber berpendapat bahwa individu
melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsirannya atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Tindakan individu ini
merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu mencapai tujuan atau sasaran dengan
sarana-sarana yang paling tepat Ritzer, 1983, cit., Sarwono, 1997.
Teori Weber dikembangkan lebih lanjut oleh Talcott Parsons, yang mulai dengan mengkritik Weber, menyatakan bahwa aksi atau action itu bukanlah perilaku
atau behavior. Aksi merupakan tanggapan atau respon mekanis terhadap suatu stimulus sedangkan perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif
Sarwono, 1997. Menurut Parsons, yang utama bukanlah tindakan individual, melainkan
norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menuntun dan mengatur perilaku Poloma, 1987, cit., Sarwono, 1997. Kondisi objektif disatukan dengan komitmen kolektif
terhadap suatu nilai akan mengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu. Parsons melihat bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi tiga sistem,
yaitu sistem sosial, sistem budaya dan sistem kepribadian masing-masing individu.
2. Model Perubahan Perilaku dari Green
Suatu teori lain dikembangkan oleh Lawrence Green yang mengatakan bahwa kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
faktor perilaku dan faktor-faktor diluar perilaku nonperilaku. Selanjutnya faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor: faktor-faktor predisposisi,
pendukung, dan pendorong. Faktor predisposisi predisposing faktors mencakup pengetahuan individu, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial, dan unsur-unsur lain
yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat. Faktor pendukung enabling faktors ialah tersedianya sarana pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk
mencapainya, sedangkan faktor pendorong reinforcing faktors adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan. Green menyatakan bahwa pendidikan kesehatan
mempunyai peranan penting dalam mengubah dan menguatkan ketiga kelompok faktor itu agar searah dengan tujuan kegiatan sehingga menimbulkan perilaku positif
dari masyarakat terhadap program tersebut dan terhadap kesehatan pada umumnya cit., Sarwono, 1997.
3. Model Kepercayaan Kesehatan dari Rosenstock