BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian “Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pendapatan dengan Perilaku Swamedikasi Penyakit Batuk oleh Ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta” ini mencakup 2 sub penelitian yaitu identifikasi problem pada perilaku swamedikasi penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dengan jenis penelitian noneksperimental deskriptif dan hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan pada
perilaku swamedikasi penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jenis penelitian noneksperimental analitik. Metode deskriptif
dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggunakan, menggambarkan, atau melukiskan keadaan subjek dan objek
penelitian seseorang, lembaga, atau masyarakat pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya Nawawi, 2005. Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu penelitian yang melakukan analisis dinamika korelasi antara faktor resiko dengan efek, dengan model pendekatan
atau observasi dalam satu waktu atau point time approach Pratiknya, 2003.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Definisi Operasional
1. Swamedikasi pengobatan sendiri adalah pengobatan penyakit ringan yang
dilakukan sendiri tanpa bantuan dokter dengan obat modern dan obat tradisional baik untuk ibu-ibu sendiri atau orang lain.
2. Penyakit batuk adalah batuk ringan yang dapat ditangani sendiri seperi batuk
berdahak dan batuk kering. Batuk yang dimaksud bukan batuk yang: a.
disertai dahak kental berwarna hijau atau kuning b.
disertai demam lebih dari 38,6
o
C diukur melalui mulut dengan termometer c.
hemoptysis d.
merupakan gejala penyakit kronis maupun pernah mempunyai riwayat asma, COPD, bronkitis kronis, gagal jantung kongestif
e. diinduksi oleh penggunaan obat
f. lebih dari 7 hari.
3. Problem swamedikasi penyakit batuk adalah masalah yang terjadi dalam
melakukan swamedikasi penyakit batuk, yaitu adanya ketidaksesuaian dalam pengertian swamedikasi, pengetahuan mengenai penyakit batuk, dan pemilihan
obat batuk. 4.
Responden adalah ibu-ibu berumur ≤ 60 tahun yang bertempat tinggal di Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang pernah melakukan, menangani maupun mengetahui swamedikasi penyakit batuk baik untuk diri sendiri maupun orang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Ibu-ibu adalah wanita yang sudah atau pernah menikah dan tercantum sebagai
istri ataupun kepala keluarga pada kartu keluarga di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
6. Tingkat pendidikan adalah pendidikan terakhir yang diakui oleh responden.
Terdiri atas tingkat pendidikan rendah dan tinggi. Tingkat pendidikan rendah dimiliki responden yang tidak bersekolah, dengan pendidikan terakhir Sekolah
Dasar SD atau yang sederajat, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP atau yang sederajat; sedangkan tingkat pendidikan tinggi dimiliki responden
dengan pendidikan terakhir Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA atau yang sederajat, Akademi dan Perguruan Tinggi.
7. Tingkat pendapatan adalah pendapatan bapak dan atau ibu per bulan. Tingkat
pendapatan rendah dimiliki responden dengan pendapatan lebih kecil atau sama dengan Rp 1.500.000,00 per bulan dan tingkat pendapatan tinggi dimiliki
responden dengan pendapatan lebih besar dari Rp 1.500.000,00 per bulan. 8.
Perilaku swamedikasi penyakit batuk meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang diketahui dan atau dilakukan dalam swamedikasi penyakit batuk.
9. Pengetahuan adalah sejauh mana responden tahu dan memahami swamedikasi
penyakit batuk. Responden disebut berpengetahuan tinggi bila nilai pengetahuannya lebih besar atau sama dengan nilai median pengetahuan seluruh
responden. Responden disebut berpengetahuan rendah bila nilai pengetahuannya kurang dari nilai median pengetahuan seluruh responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Sikap adalah respon dan penilaian responden mengenai swamedikasi penyakit
batuk. Responden disebut bersikap positif bila nilai sikapnya lebih besar atau sama dengan median sikap seluruh responden. Responden disebut bersikap
negatif bila nilai sikapnya kurang dari nilai median sikap seluruh responden. 11.
Tindakan adalah hal yang akan dilakukan responden dalam menangani penyakit batuk sebagai salah satu wujud swamedikasi. Responden disebut memiliki
tindakan yang positif bila nilai tindakannya lebih besar atau sama dengan nilai median
tindakan seluruh responden. Responden disebut memiliki tindakan negatif
bila nilai tindakannya kurang dari nilai median tindakan seluruh responden.
C. Variabel Penelitian