Kehilangan gaya pratekan akibat susut beton SH Kehilangan gaya pratekan akibat relaksasi baja

f cds = tegangan beton pada garis berat tendon akibat seluruh beban mati yang bekerja pada komponen struktur setelah diberi gaya pratekan E s = modulus elastisitas tendon pratekan E c = modulus elastisitas beton umur 28 hari, yang bersesuaian dengan fc’ Untuk tendon-tendon yang tidak terekat, tegangan tekan rata-rata digunakan untuk mengevaluasi kehilangan tagangan akibat perpendekan elastis dan rangkak beton. Kehilangan tegangan pada beton yang tidak terekat dihubungkan dengan regangan komponen struktur rata-rata dan bukan dengan regangan pada titik momen maksimum, jadi: cpa c s cr f E E K CR  2-5 Dimana : f cpa = tegangan tekan rata-rata pada beton sepanjang komponen struktur pada garis berat tendon c.g.s

2.4.3. Kehilangan gaya pratekan akibat susut beton SH

Susut pada beton dipengaruhi oleh berbagai factor seperti rangkak dan perhitungan-perhitungan kehilangan gaya pratekan. Karena susut tergantung dari waktu, tidak mengalami 100 kehilangan tegangan batas dalam beberapa tahun, tetapi 80 terjadi pada tahun pertama. Seperti pada rangkak, ada variasi bagian atas dan bagian bawah dari nilai regangan susut rata-rata, yang diambil sebesar 550 x 10 -6 inciinci. Faktor-faktor modifikasi untuk perbandingan volume terhadap permukaan VS dan kelembapan relative RH diberikan ini: 12   RH S V x sh 015 , 5 , 1 06 , 1 10 550 6             RH S V x           100 06 , 1 10 2 , 8 6  2-6 Satu-satunya faktor lain yang terdapat pada persamaan kehilangan gaya pratekan akibat susut , adalah koefisien K sh yang menggambarkan fakta bahwa komponen struktur pasca-tarik akan lebih beruntung karena susut terjadi sebelum penarikan sistem pratekan. Nilai ini akan menjadi 1,0 untuk balok pratarik dengan pengalihan gaya pratekan yang cepat pada tendon yang direkatkan, tetapi untuk balok pasca- tarik mungkin ada pengurangan susut yang cukup berarti. Sebagai contoh, jika pasca- tarik dilakukan 5 hari setelah selesainya masa perawatan bash moist curing, diperoleh K sh = 0,80 , atau hanya 80 dari susut yang terjadi untuk balok pratarik.   RH S V E K x SH s sh           100 06 , 1 10 2 , 8 6 2-7 Tabel 2-2 Nilai-nilai K sh untuk Komponen Struktur Pasca-Tarik . Jangka waktu setelah perawatan basah sampai pada penerapan pratekan, hari 1 3 5 7 10 20 30 60 K sh 0.92 0.85 0.80 0.77 0.73 0.64 0.58 0.45

2.4.4. Kehilangan gaya pratekan akibat relaksasi baja

Kehilangan prategang akibat relaksasi pada baja adalah sebagai presentase awal pada tegangan baja. Menurut Raju, N. Krishna 1989 menyatakan bahwa untuk strand dengan 7 kawat dengan tegangan awal 0,8fpu maka kehilangan prategang pada baja sebesar 90 Nmm 2 . Prosentase kehilangan totalnya 38 , 4 100 1860 90  x 13

2.4.5. Kehilangan pratekan akibat penggelinciran angkur