Beton Standar kuat tekan Modulus elastis Modulus geser Gc Susut beton

3.5.1 Beton

Tingkat kekuatan beton ditentukan dengan standard pengujian tekan beton pada kubus 150x150x150mm. Standard kuat tekan diukur berdasarkan metode standard dan tingkat keyakinan uji specimen kubus sebesar 95 pada umur rencana beton selama 28 hari. Tabel 3.2. Standard Kekuatan Beton Mpa Mutu C15 C20 C25 C30 C35 C40 C45 C50 C55 Beton fck 10 13.4 16.7 20.1 23.4 26.8 29.6 32.4 35.5 ftk 1.27 1.54 1.78 2.01 2.2 1.65 2.51 2.65 2.74 Mutu C60 C65 C70 C75 C80 Beton fck 38.5 41.5 44.5 47.4 50.2 ftk 2.85 2.93 3.00 3.05 3.1 Sumber : Desain Criteria of Building

3.5.2. Standar kuat tekan

Standard kuat tekan aksial, fck dan standard kuat tarik aksial, ftk dari beton harus berdasarkan nilai-nilai yang terdapat dalam tabel 3.1 Kuat tekan aksial rencana fcd dan kuat tarik aksial rencana ftd dari beton harus berdasarkan nilai-nilai yang terdapat dalam tabel 3.2 Tabel 3.3. Rencana Kekuatan Beton Mpa Mutu C15 C20 C25 C30 C35 C40 C45 C50 C55 Beton fck 6.9 9.2 11.5 13.8 16.1 18.4 20.5 22.4 24.4 ftk 0.88 1.06 1.23 1.39 1.52 1.65 1.74 1.83 1.89 Mutu C60 C65 C70 C75 C80 Beton fck 26.5 28.5 30.5 32.4 34.6 ftk 1.96 2.02 2.07 2.10 2.14 Sumber:Desain Criteria of Building 42

3.5.3. Modulus elastis

Nilai Modulus Elastik beton pada kondisi tekan atau tarik, Ec harus mengacu pada tabel 3.3 Tabel 3.4.. Modulus Elastik Beton Mpa Mutu C15 C20 C25 C30 C35 C40 C45 C50 C55 Beton Ec 2.20 2.55 2.80 3.00 3.15 3.25 3.35 3.45 3.55 x 10 4 x 10 4 x 10 4 x 10 4 x 10 4 x 10 4 x 10 4 x 10 4 x 10 4 Mutu C60 C65 C70 C75 C80 Beton Ec 3.60 3.65 3.70 3.75 3.80 x 10 4 x 10 4 x 10 4 x 10 4 x 10 4 Sumber:Desain Criteria of Building

3.5.4. Modulus geser Gc

Nilai Modulus Geser dari beton Gc adalah dapat lebih kecil dari 0,4 nilai Modulus Elastik beton .Angka perbandingan Poisson dari beton dapat diasumsikan sebesar 0,2

3.5.5. Susut beton

Susut pada beton dipengaruhi oleh berbagai factor seperti rangkak dan perhitungan- perhitungan kehilangan gaya pratekan. Karena susut tergantung dari waktu, tidak mengalami 100 kehilangan tegangan batas dalam beberapa tahun, tetapi 80 terjadi pada tahun pertama. Seperti pada rangkak, ada variasi bagian atas dan bagian bawah dari nilai regangan susut rata-rata, yang diambil sebesar 550 x 10 -6 inciinci. Faktor-faktor modifikasi untuk perbandingan volume terhadap permukaan VS dan kelembapan relative RHdiberikan ini: 43   RH S V x sh 015 , 5 , 1 06 , 1 10 550 6             RH S V x           100 06 , 1 10 2 , 8 6  Satu-satunya faktor lain yang terdapat pada persamaan kehilangan gaya pratekan akibat susut , adalah koefisien K sh yang menggambarkan fakta bahwa komponen struktur pasca-tarik akan lebih beruntung karena susut terjadi sebelum penarikan sistem pratekan. Nilai ini akan menjadi 1,0 untuk balok pratarik dengan pengalihan gaya pratekan yang cepat pada tendon yang direkatkan, tetapi untuk balok pasca-tarik mungkin ada pengurangan susut yang cukup berarti. Sebagai contoh, jika pasca-tarik dilakukan 5 hari setelah selesainya masa perawatan bash moist curing, diperoleh K sh = 0,80 , atau hanya 80 dari susut yang terjadi untuk balok pratarik.   RH S V E K x SH s sh           100 06 , 1 10 2 , 8 6 2-7 3.5.6. Rangkak beton Rangkak dianggap terjadi dengan beban mati permanen yang ditambahkan pada komponen struktur setelah beton diberi gaya pratekan. Kehilangan gaya pratekan akibat rangkak untuk komponen struktur dengan tendon terekat dihitung dari persamaan berikut untuk beton dengan berat normal:  cds cir c s cr f f E E K CR    2-4 Dimana : K cr = 2,0 untuk komponen struktur pratarik K cr = 1,6 untuk komponen struktur pasca-tarik 44 f cds = tegangan beton pada garis berat tendon akibat seluruh beban mati yang bekerja pada komponen struktur setelah diberi gaya pratekan E s = modulus elastisitas tendon pratekan E c = modulus elastisitas beton umur 28 hari, yang bersesuaian dengan fc’ Untuk tendon-tendon yang tidak terekat, tegangan tekan rata-rata digunakan untuk mengevaluasi kehilangan tagangan akibat perpendekan elastis dan rangkak beton. Kehilangan tegangan pada beton yang tidak terekat dihubungkan dengan regangan komponen struktur rata-rata dan bukan dengan regangan pada titik momen maksimum, jadi: cpa c s cr f E E K CR  2-5 Dimana : f cpa = tegangan tekan rata-rata pada beton sepanjang komponen struktur pada garis berat tendon c.g.s

3.6. BAJA TULANGAN