Pengaruh profil tendon terhadap lendutan Meramalkan lendutan jangka panjang Momen retak

5. Modulus elastisitas beton 6. Susut, rangkak dan relaksasi tegangan baja 7. Bentangan batang yang bersangkutan Kondisi penjepitan.

2.5.1. Pengaruh profil tendon terhadap lendutan

Tendon parabolis Angkur Eksentris Menunjukan sebuah balok dengan tendon parabolis yang mempunyai eksentrisitas e 1 ditengah bentang serta e 2 pada penampang diatas tumpuan. Lendutan resultan ditengah diperoleh sebagai jumlah lendutan keatas sebnuah balok dengan tendon parabolis yang mempunyai eksentrisitas e 1 +e 2 ditengah dan nol pada tumpuan-tumpuannya. Lendutan kebawah sebuah balok yang mengalami suatu momen lentur yang memberikan kelengkungan merata dengan intensitas Pe 2 pada seluruh panjangnya. Sebagai akibat lendutan resultan menjadi: 48 8 48 5 2 1 2 2 2 2 1 2 e e EI PL a EI L Pe e e EI PL a                    Krishna Raju, beton prategang 1986 Dimana : P = gaya prategang aktif e = eksentrisitas 17 L = panjang balok Gambar 2.4. Profil lendutan pada balok

2.5.2. Meramalkan lendutan jangka panjang

Menurut Neville dan laporan komite A.C.I, kelengkungan rangkak akibat pratekan dapat diperoleh dengan anggapan yang disederhanakan bahwa rangkak ditimbulkan oleh prategang rata-rata yang bekerja selama waktu tertentu. Kelengkungan akibat prategang setelah waktu t dapat dinyatakan sebagai                    i p i p i pt P L P L EI e P 2 1 1 Krishna Raju,Beton prategang hal.97 Kalau a il = lendutan awal akibat beban transversal a ip = lendutan awal akibat prategang maka lendutan jangka panjang total setelah waktu t diperoleh dari persamaan,                         i p i p ip il t P L P L a a a 2 1 1 1 Krishna Raju,Beton prategang hal.98 Suatu prosedur yang lebih sederhana tetapi berdasarkan perkiraan telah dianjurkan oleh T.Y Lin untuk menghitung jangka panjang. 18            1 i t ip il t P P x a a a  Krishna Raju,Beton prategang hal.98

2.5.3. Momen retak

Momen yang menghasilkan retak-retak rambut pertama pada balok pratekan dihitung dengan teori elastik, dengan menganggap bahwa retak mulai terjadi saat tegangan tarik pada saat serat terluar beton mencapai modulus keruntuhannya. Nilai modulus keruntuhan f r pada peraturan ACI adalah 0,62 dengan satuan untuk f r dan fc’ dalam Mpa. Jika f r adalah modulus keruntuhan diperlihatkan bahwa retak retak dianggap telah terjadi: Bila pusat tekanan beton ada pada titik kern atas, pada serat bawah tegangan terjadi nol. Momen perlawanan diberikan oleh gaya pratekan F dikalikan lengan momen diukur dari titik kern. Penambahan momen yang ditahan oleh beton sampai modulus keruntuhan adalah . sehingga momen retak total saat retak diberikan oleh: 19

2.6. DESAIN BETON BERTULANG