Metode pelaksanaan balok pratekan dengan sistem post-tensioning

Untuk: 2 5 → 7. Syarat tulangan minimum: - Tulangan horisontal dan vertikal minimum pada samping struktur lentur tinggi, harus diambil nilai terbesar dari ketentuan-ketentuan saebagi berikut:  Pasal : 13.8.9. → Av ≥ 0,0015.bw.S 1  Pasal : 13.85.10. → Avh ≥ 0,0025.bw.S 2  Pasal : 3.4.3 butir 2 → ≥ 0,0012 → untuk ø 16 mm pada fy minimum 400 MpaSNI-03-1991 → ≥ 0,0015 → ø 16 mm → ≥0,0012 → jaringan kawat baka las yang polos atau deform

2.8. Metode pelaksanaan balok pratekan dengan sistem post-tensioning

Pada gedung L. J Meritus Hotel Surabaya menggunakan balok pratekan dengan system pasca tarik Post-Tensioning, yaitu sistem pratekan dimana kabel ditarik setelah beton mengeras. Jadi tendon pratekan diangkur pada beton tersebut segera setelah gaya pratekan diberikan. Cara ini biasanya dipakai pada elemen- elemen beton yang dicetak ditempat. Pada umumnya pelaksanaan sistem pratekan ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: 1 Tendon dimasukan kedalam selubung tendon duct, dan angkur diletakan diujung tendon, 36 37 2 Tendon dan selubung tendon ditempatkan pada bekisting dan di ikatkan pada posisinya dengan cara seperti tulangan biasa. Meletakan tulangan lunak atau biasa, sengkang,dll, 3 Beton dituang dan diletakan curing sampai kekuatannya cukup untuk dilakukan penarikan pada beton, 4 Tendon ditarik dengan menggunakan jack hidrolik. Angkur ujung diatur untuk mengalihkan gaya pratekan kedalam beton, 5 Ruang kosong disekililingi tendon di grouting, 6 Angkur dilapisi dengan lapisan pelindung. Perencanaan balok pratekan harus memperhitungkan pada kondisi kritis selama pada pelaksanaan dan dalam sistem struktur nantinya. Keadaan balok pratekan yang paling kritis umumnya terjadi pada dua kondisi pembebanan, yaitu pembebanan awal Initial Loading dan pembebanan akhir Final Loading. Kondisi pembebanan awal; adalah kondisi pembebanan pada saat gaya pratekan ditransfer pada beton. Beban yang bekerja hanya berupa beban mati yaitu berat sendiri beton pratekan dan pelat saja, Karena beban hidup dalam hal ini belum bekerja. Kondisi ini akan memberikan momen minimal M min . Pada saat ini pula, gaya pratekan yang bekerja adalah maksimal dan kekuatan betonnyan minimal. Kondisi pembebanan akhir adalah kondisi dimana beban luar, yaitu beban mati dan hidup sudah sepenuhnya bekerja dan kehilangan gayapratekan sudah terjadi. Pada saat ini beban luar adalah maksimal yaitu memberikan momen maksimal M max dan gaya pratekan adalah minimal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode pustaka

Metode pustaka yang dimaksud adalah untuk merujuk buku-buku pustaka sebagai acuan yang mendukung proses analisis dalam penulisan tugas akhir yang dilaksanakan.

3.2. Prosedur pelaksanaan analisis

Beberapa tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam melakukan analisa ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan observasi lapangan Yaitu dengan cara mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Dalam pengumpulan data ini dibagi 2 bagian: a Data primer: Data yang didapat langsung dari lapangan, contohnya data kuat tekan beton dan dimensi balok. b Data sekunder: Data yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dalam penganalisaan ini, contohnya gambar-gambar detail pada balok pratekan. 2. Setelah melakukan pengumpulan data-data tersebut, kemudian dilakukan analisa perhitungan balok pratekan. 38