2.4.5. Kehilangan pratekan akibat penggelinciran angkur
Menurut Raju, N. Krishna 1989, menyatakan bahwa pada sistem pascatarik, apabila kabel ditarik dan didongkrak dilepaskan untuk mentransfer prategang beton,
pasak-pasak yang dipasang untuk memegang kawat-kawat dapat menggelincir pada jarak yang pendek sebelum kawat-kawat tadi menempatkan diri secara kokoh
diantara pasak-pasak tadi. Besarnya penggelinciran terantung dari tipe pasak dan besarnya tegangan pada kawat.
Besarnya kehianngan tegangan akibat pengangkuran dihitung denga menggunakan rumus :
S
AE PL
Δ = penggelinciran angkur mm
L = panjang kabel mm
A = luas penampang melintang kabel mm
2
Es = Modulus elastisitas baja Nmm
2
P = gaya prategang pada kabel N
2.4.6. Kehilangan tegangan akibat gesekan
Menurut buku Raju, N. Krishna 1989,. Pada penarikan kabel prategang, terjadi perubahan sudut yang sangat kecil pada kabel tersebut, perubahan tersebut
berimbas pada tegangan yang terjadi. Sehingga di dalam pelaksanaannya, tidak selalu kabel dapat menempati posisi yang direncanakan, oleh karena itu, diperlukan
kontrol terhadap tegangan akibat gesekan antara kabel dengan beton selubung. Kehilangan tegangan akibat gesekan
Kx o
x
e P
P
14
dimana : Po
= Gaya prategang pada ujung dongkrak μ
= Koefisien gesekan antara kabel dengan saluuran σ
= Sudut kumulatif dalam radian melalui garis singgung terhadap profil kabel yang telah berputar pada dua titik sembarang yang ditinjau
K =
koefisien gesekan
untuk pengaruh “gelombang” e
= 2,7183
Nilai-nilai untuk koefisien gesekan μ
0,55 untuk baja yang bergerak pada beton licin 0,35 untuk baja yang bergerak pada baja yang dijepit di saluran
0,25 untuk baja yanng bergerak pada baja yang dijepit di beton 0,25 untuk baja yang bergerak pada timah
0,18-0,30 untuk kabel tali kawat berlapis banyak di dalam selongsong baja persegi panjang yang tegar
0,15-0,25 untuk kabel tali kawat berlapis banyak dengan peat-pelat pengatur jarak kearah lateral
Nilai-nilai untuk
koefisien gesekan untuk pengaruh gelombang K 0,15 per 100 m untuk kondisi normal
1,50 per 100 m untuk saluran berdinding tipis dan dimmana dijumpai getaran hebat dan dala kondisi-kondisi yang merugikan lainnya.
Pengurangan koefisien dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain apabila ruang antara saluran dengan kabel dibuat cukup lebar dan besar, dan
dipergunakan pelumas pada kabel baja prategang, jenis dan macam pelumas sangat bervariasi, akan tetapi pemakaian parafin sebagai pelumas sangat menguntungkan
15
karena menghasilkan koefisien gesekan yang paling rendah, selain itu lapisan parafin didapati tidak merugikan beton dan adukan semen.
2.4.7. Kehilangan total yang diizinkan untuk desain