Faktor-faktor yang Memengaruhi Gratitude

24 remaja sehingga mengalami perkembangan positif Froh, Emmons, et al., 2011; Froh, Emmons, Bono, 2010; Froh, Yurkewicz, Kashdan, 2008.

2. Remaja dan Perkembangannya

a. Perkembangan fisik Remaja mengalami masa pubertas yaitu sebuah periode dimana kematangan fisik berlangsung cepat yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung di masa remaja awal. Perubahan yang paling jelas adalah terdapat tanda-tanda kematangan seksual serta pertambahan tinggi dan berat tubuh. Remaja perempuan mengalami menarche atau menstruasi pertama, payudara membesar, pinggul melebar, tumbuh rambut di kemaluan dan ketiak. Remaja pria mengalami perubahan suara, ukuran penis dan testis meningkat, munculnya rambut kemaluan, ejakulasi pertama, pertumbuhan rambut di ketiak dan wajah. Sejalan dengan perkembangan fisik, remaja mulai memerhatikan tubuhnya dan mengembangkan citra tubuh Mueller, 2009 dalam Santrock, 2011. Menurut Bearman, dkk 2006 dalam Santrock, 2011, anak perempuan cenderung memiliki citra tubuh yang lebih negatif daripada laki-laki. Hal ini mempengaruhi tingkat syukur dan kebahagiaan remaja. Selain perkembangan fisik, remaja juga mengalami perkembangan otak. Struktur otak remaja mengalami perubahan yang signifikan Bava, et al., 2010; Lenroot, et al., 2009 dalam Santrock, 2011. Corpus 25 callosum dimana serat optik menghubungkan otak kiri dan kanan, semakin tebal sehingga meningkatkan kemampuan remaja memroses informasi Gield, 2008 dalam Santrock, 2011. Remaja juga mengalami perkembangan seksual. Remaja cenderung melakukan eksplorasi dan eksperimen seksual. Sebagian remaja mampu mengembangkan identitas seksual yang matang namun sebagian besar mengalami masa yang rentan dan membingungkan. Remaja perlu dibantu mengembangkan identitas seksual yang positif yang mencakup aktivitas seksual, minat, gaya perilaku dan indikasi yang mengarah pada orientasi seksual jelas. b. Perkembangan kognitif Teori perkembangan kognitif Piaget menempatkan remaja dalam tahap operasional formal. Pemikiran remaja lebih bersifat abstrak dibandingkan pemikiran operasional konkret. Kualitas abstrak pemikiran remaja tampak dalam kemampuan mereka memecahkan masalah secara verbal Santrock 2011. Selain itu pemikiran operasional formal remaja cenderung idealis. Remaja juga mampu berpikir logis dan memecahkan masalah melalui trial-and-error. Remaja mulai mampu mengembangkan hipotesis untuk memecahkan masalah dan secara sistematis memecahkan masalah dengan langkah- langkah deduktif. Perkembangan kognitif juga memengaruhi relasi sosial. Remaja mulai mampu memikirkan realitas sosial orang lain. Maier 1969,