18 Kong, 2013. Gratitude adalah suatu kekuatan manusia yang dapat
meningkatkan kesejahteraan pribadi maupun kesejahteraan relasional atau sosial Peterson Seligman, 2004.
Sebagai suatu emosi, gratitude mengacu pada suatu perasaan subjektif yang mencakup kekaguman, rasa terima kasih dan penghargaan
Emmons Sheldon, 2002, dalam Sun Kong, 2013. McCullough, et al. 2001 dalam Emmons McCullough, 2004 menyimpulkan bahwa
individu mengalami emosi atau rasa syukur paling konsisten dan kuat ketika mereka memandang dirinya sebagai penerima keuntungan yang
disengaja, yang bernilai bagi penerima maupun pemberi. Rasa syukur mendorong munculnya tindakan yang berguna bagi kesejahteraan pemberi
kebaikan di masa datang. Lazarus dan Lazarus 1994 dalam Emmons McCollough, 2004 mengatakan bahwa gratitude merupakan emosi
empatis yang muncul ketika individu mengakui bahwa mereka telah menemukan suatu situasi yang menguntungkan dan berempati karena
kebaikan yang diberikan oleh sang pemberibenefactor. Lambert et al. 2010 mengartikan syukur sebagai suatu emosi atau keadaan yang berasal
dari suatu kesadaran dan penghargaan terhadap sesuatu yang berharga dan bermakna bagi seseorang.
Dari pelbagai definisi gratitude di atas, penelitian ini memilih definisi dari Emmons dan McCullough 2003. Mereka mengartikan
syukur sebagai dispositional trait yaitu suatu perasaan berterima kasih dan sukacita yang muncul karena menerima suatu pemberian atau hadiah yang
19 menguntungkan dari orang lain atau suatu suasana bahagia dan damai yang
ditimbulkan oleh suatu keindahan alam. .
2. Dimensi Gratitude
Emmons dan McCullough 2003 mengatakan bahwa disposisi syukur mempunyai 4 dimensi yaitu intensitas, frekuensi, rentang atau
ruang lingkup dan kepadatan. Dimensi pertama dari disposisi syukur adalah intensitas. Seseorang dengan disposisi syukur yang kuat merasakan
perasaan syukur yang lebih intens dibandingkan orang dengan disposisi syukur yang lemah meski mengalami peristiwa positif yang sama.
Dimensi kedua dari disposisi syukur disebut frekuensi. Individu dengan disposisi syukur yang kuat cenderung mengalami rasa syukur
beberapa kali dalam sehari. Pengalaman syukur itu muncul karena hal-hal kecil seperti bantuan yang sederhana atau tindakan kesopanan. Individu
yang disposisi syukurnya kuat, mudah merasa syukur atas pengalaman- pengalaman harian, misalnya berjumpa dengan orang yang menyapanya,
memberikan senyuman ataupun bantuan yang kecil. Dimensi ketiga dari disposisi syukur adalah rentangan atau
cakupan. Rentang syukur mengacu pada sejumlah situasi hidup yang membuat individu merasa bersyukur pada suatu waktu tertentu. Seseorang
dengan disposisi syukur yang kuat cenderung bersyukur karena keluarga, pekerjaan, kesehatan, kehidupannya sendiri dan sejumlah besar
keuntungan-keuntungan lainnya. Sebaliknya individu dengan disposisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20 syukur yang lemah cenderung kurang bersyukur atau hanya mensyukuri
sedikit dari aspek-aspek kehidupannya. Dimensi keempat adalah kepadatan rasa syukur yang mengacu
pada sejumlah orang yang menjadi objek ungkapan syukur atas suatu keuntungan atau hasil positif yang diperoleh. Individu yang mengalami
keuntungan merasa bersyukur kepada banyak orang lain seperti, guru, pendamping, pelatihnya, orangtua, teman-teman dan Tuhan. Individu
dengan disposisi syukur yang lemah cenderung berterima kasih pada sedikit orang atas kebaikan-kebaikan yang dialaminya.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Gratitude
Faktor yang sangat memengaruhi gratitude adalah faktor kognitif. Disposisi bersyukur melibatkan proses kognitif yaitu pengakuan atas
keuntungan yang diperoleh, persepsi intensi orang lain, dan penilaian keuntungan yang dihasilkan. Syukur melewati dua tahap pemrosesan
informasi yaitu afirmasi bahwa individu telah menerima kebaikan dalam hidupnya dan pengakuan bahwa kebaikan tersebut berasal dari luar dirinya
Emmons 2013; Weiner, 1985, dalam Emmons McCollough, 2003. Afirmasi adalah signal bahwa individu telah menerima suatu hadiah atau
keuntungan. Pengakuan adalah proses mengatribusikan kebaikan pada intensi orang lain. Proses ini mengaktifkan jaringan yang terhubung
dengan proses kognisi sosial. Dengan demikian, pengalaman dan ungkapan rasa syukur mencerminkan interaksi antara sistem otak untuk
penilaian terhadap pemberian dan proses kognisi sosial Emmons, 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI