Kerangka Berpikir 1. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

Biaya dalam pelaksanaan Ujian Nasional hendaknya ditanggung oleh pemerintah dengan demikian tidak membebani orang tua siswa.

c. Fungsi Ujian Nasional

Fungsi Ujian Nasional menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 153U2003 pasal 3 adalah : 1 Alat pengendali mutu pendidikan secara nasional. 2 Pendorong peningkatan mutu pendidikan. 3 Bahan dalam menentukan kelulusan peserta didik. 4 Bahan pertimbangan dalam seleksi penerimaan peserta didik baru pada jenjang yang lebih tinggi.

B. Kerangka Berpikir 1.

Perbedaan antara Persepsi Siswa SD Kanisius Kalasan dengan Persepsi Siswa SD Kanisius Kadirojo terhadap Kesiapan Menghadapi Ujian Nasional Persepsi merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan dan mengevaluasi obyek yang dipersepsikan sehingga terbentuklah gambaran mengenai obyek yang dipersepsikan. Dalam hal ini obyek yang dipersepsikan yaitu Ujian Nasional. Persepsi masyarakat yaitu siswa, guru dan orang tua siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam kesiapan menghadapi Ujian Nasional dapat berupa persepsi positif atau negatif. Kebijakan pemerintah tentang Ujian Nasional mengundang banyak masalah. Sebelum mengikuti Ujian Nasional, siswa diwajibkan untuk melunasi semua biaya sekolah termasuk biaya ujian. Sarana dan prasarana yang mendukung juga merupakan salah satu faktor penunjang kelulusan karena ketersediaan buku pegangan siswa dan fasilitas belajar lainnya akan membuat siswa mudah untuk memahami materi pelajaran. Bagi siswa SD Kanisius Kalasan masalah biaya mungkin tidak menjadi sebuah masalah yang berat karena orang tua siswa rata-rata berasal dari golongan ekonomi menengah ke atas. Sebaliknya, siswa SD Kanisius Kadirojo mungkin berfikir bahwa masalah biaya merupakan masalah yang sangat berat karena rata-rata orang tua siswa berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Selain itu sarana dan fasilitas yang ada di sekolah juga kurang lengkap. Dengan demikian siswa akan semakin sulit untuk memahami materi pelajaran.

2. Perbedaan antara Persepsi Guru SD Kanisius Kalasan dengan

Persepsi Guru SD Kanisius Kadirojo terhadap Kesiapan Menghadapi Ujian Nasional Persepsi merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan dan mengevaluasi obyek yang dipersepsikan sehingga terbentuklah gambaran mengenai obyek yang dipersepsikan. Dalam hal ini obyek yang dipersepsikan yaitu Ujian Nasional. Persepsi masyarakat yaitu siswa, guru dan orang tua siswa dalam kesiapan menghadapi Ujian Nasional dapat berupa persepsi positif atau negatif. Persepsi antara guru yang mengajar di SD Kanisius Kalasan kemungkinan berbeda dengan guru yang mengajar di SD Kanisius Kadirojo. Guru yang mengajar di SD Kanisius Kalasan adalah guru honorer dan tetap yayasan. Selain itu pengalaman mengajar yang dimiliki oleh guru tetap yayasan di SD Kanisius Kalasan lebih banyak dibandingkan dengan guru honorer. Dengan perbedaan kemampuan ini maka menunjukkan persepsi yang berbeda terhadap kesiapan menghadapi Ujian Nasional. Guru yang mengajar di SD Kanisius Kadirojo adalah guru tetap yayasan, tetapi pengalaman yang dimiliki oleh guru tersebut belum banyak. Selain itu guru kelas 6 di SD Kanisius Kadirojo masih kuliah untuk meneruskan S1. Dari sinilah mungkin terdapat perbedaan persepsi guru terhadap kesiapan menghadapi Ujian Nasional. 3. Perbedaan antara Persepsi Orang Tua Siswa SD Kanisius Kalasan dengan Persepsi Orang Tua Siswa SD Kanisius Kadirojo terhadap Kesiapan Menghadapi Ujian Nasional Persepsi merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan dan mengevaluasi obyek yang dipersepsikan sehingga terbentuklah gambaran mengenai obyek yang dipersepsikan. Dalam hal ini obyek yang dipersepsikan yaitu Ujian Nasional. Persepsi masyarakat yaitu siswa, guru dan orang tua siswa dalam kesiapan menghadapi Ujian Nasional dapat berupa persepsi positif atau negatif. Orang tua yang menyekolahkan anaknya di SD Kanisius Kalasan merasa terbebani dengan adanya Ujian Nasional apalagi dengan standar kelulusan yang lebih tinggi. Tetapi mereka berusaha untuk menyediakan fasilitas dan sarana belajar yang mendukung anak untuk semakin rajin belajar. Selain penyediaan sarana dan fasilitas belajar, mungkin orang tua siswa juga memasukkan anak mereka pada sanggar belajar untuk membantu kesiapan anak dalam menghadapi Ujian. Berbeda dengan orang tua siswa yang menyekolahkan anaknya di SD Kanisius Kadirojo. Mereka rata – rata berpenghasilan menengah ke bawah, jadi untuk urusan biaya mereka terbebani. Mereka juga tidak mampu untuk meyediakan sarana belajar yang menunjang di rumah sehingga anak kurang mampu untuk memahami materi. Perhatian dari orang tua yang kurang cukup juga akan menghambat kelancaran anak dalam belajar.

C. Hipotesis Penelitian