Dari hasil
Uji t
pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai t hitung sebesar +- mutlak 1,516. Sedangkan harga t tabel pada signifikansi 5
sebesar 2,032. Karena t hitung lebih besar dari t tabel 1,516 2.032 maka Ho1 diterima. Pengambilan keputusan juga dapat didasarkan pada
probabilitas Sig. Berdasarkan tabel di atas nilai probabilitas sebesar 0,139. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi orang tua siswa terhadap kesiapan menghadapi Ujian Nasional
antara orang tua siswa SD Kanisius Kalasan dengan orang tua siswa SD Kanisius Kadirojo.
C. Pembahasan 1. Persepsi Siswa terhadap Kesiapan Menghadapi Ujian Nasional antara
Siswa SD Kanisius Kalasan dengan Siswa SD Kanisius Kadirojo
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada perbedaan persepsi siswa terhadap kesiapan menghadapi Ujian Nasional antara siswa
SD Kanisius Kalasan dengan siswa SD Kanisius Kadirojo. Persepsi siswa SD Kanisius Kalasan terhadap kesiapan menghadapi Ujian Nasional
tergolong sangat negatif sedangkan persepsi siswa SD Kanisius Kadirojo terhadap kesiapan menghadapi Ujian Nasional tergolong sangat negatif.
Perbedaan persepsi siswa ini diakibatkan karena standar kelulusan yang ditetapkan semakin naik. Kenaikan standar kelulusan dari tahun ke tahun
menimbulkan banyak pro dan kontra. Di satu sisi ada pihak yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendukung kenaikan standar kelulusan tetapi di sisi lain ada pihak yang menolak kenaikan standar kelulusan.
Pihak yang mendukung kenaikan standar kelulusan adalah sekolah- sekolah yang sudah memiliki mutu pendidikan tinggi. Selain itu siswa
yang bersekolah di sekolah tersebut adalah siswa dengan kemampuan di atas rata-rata. Mereka tidak terlalu mengkhawatirkan kenaikan standar
kelulusan. Pihak yang menolak kenaikan standar kelulusan adalah sekolah dengan mutu pendidikan rata-rata. Selain itu siswa yang bersekolah di
sekolah tersebut adalah siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata. Apalagi jika tidak ditunjang dengan sarana dan fasilitas belajar yang
lengkap. Mereka akan menolak adanya kenaikan standar kelulusan. Bagi siswa SD Kanisius Kalasan masalah biaya dan sarana tidak
menjadi masalah utama. Sebaliknya bagi siswa SD Kanisius Kadirojo kedua hal tersebut merupakan masalah utama. Siswa SD Kanisius Kalasan
mayoritas berasal dari orang tua dengan kondisi ekonomi menengah ke atas. Selain itu kebanyakan dari mereka juga mendapatkan perhatian dan
pendampingan dari orang tua, mereka juga mendapatkan tambahan bimbingan belajar dari luar sekolah. Sarana dan prasarana yang disediakan
oleh orang tua juga mendukung sehingga membuat para siswa SD Kanisius Kalasan merasa tidak mengalami banyak masalah.
Sebaliknya bagi
siswa SD
Kanisius Kadirojo masalah utama yang dihadapi adalah tentang biaya dan sarana yang kurang mendukung. Siswa
SD Kanisius Kadirojo sebagian besar berasal dari keluarga dengan kondisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ekonomi menengah ke bawah. Jadi masalah biaya sangat menghambat bagi mereka. Sarana dan prasarana yang kurang lengkap dan kurang
mendukung juga menjadi salah satu faktor penghambat. Solusi yang dapat diberikan adalah para siswa diberi pelajaran
tambahan pada pagi hari karena mereka masih belum merasakan capek dan lelah. Bimbingan psikologis juga penting diberikan pada para siswa.
Selain itu para siswa juga harus mampu mengatur waktu untuk belajar dan istirahat.
2. Persepsi Guru terhadap Kesiapan Menghadapi Ujian Nasional antara Guru yang Mengajar di SD Kanisius Kalasan dan Guru yang
Mengajar di SD Kanisius Kadirojo
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap kesiapan menghadapi Ujian Nasional antara guru
yang mengajar di SD Kanisius Kalasan dengan guru yang mengajar di SD Kanisius Kadirojo. Dari hasil uji statistik menunjukkan tidak adanya
perbedaan persepsi guru terhadap kesiapan menghadapi Ujian Nasional meskipun dari hasil interpretasi skor rerata tergolong sangat negatif dan
cukup positif. Guru yang mengajar di kedua sekolah tersebut memiliki persepsi yang sama terhadap kesiapan menghadapi Ujian Nasional. Hal ini
disebabkan karena guru bukanlah pihak yang akan mengikuti Ujian Nasional melainkan sebagai fasilitator atau pendamping para siswa untuk
membantu dalam menghadapi Ujian Nasional. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari kedua
sekolah tersebut
ada guru yang sudah menjadi guru tetap yayasan dan sudah mengajar selama lebih dari 10 tahun tetapi ada
juga yang masih sebagai guru honorer dan baru mengajar selama 2 tahun tetapi mereka tetap berusaha untuk menyampaikan materi kepada para
siswanya dengan sebaik mungkin. Para guru merasa khawatir dengan adanya standar kelulusan yang ditetapkan karena standar kelulusan
tersebut dari tahun ke tahun terus naik. Ujian Nasional hendaknya bukan sebagi penentu kelulusan tetapi
untuk mengevaluasi kondisi pembelajaran di sekolah. Bagi unit pendidikan hasil Ujian Nasional dapat digunakan sebagai sumber
informasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Di sisi lain, Ujian Nasional juga memberatkan sekolah dalam hal pengeluaran karena sekolah
akan mengeluarkan biaya yang cukup banyak dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi Ujian Nasional.
Solusi yang dapat diberikan adalah guru hendaknya tidak hanya menitikberatkan dalam hal pengetahuan saja tetapi juga menyeimbangkan
pada aspek psikologis siswa. Guru juga jangan sampai mengabaikan mata pelajaran lainnya yang tidak diujikan dalam Ujian Nasional.
3. Persepsi Orang Tua Siswa SD Kanisius Kalasan dan SD Kanisius Kadirojo terhadap Kesiapan Menghadapi Ujian Nasional
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan tidak ada perbedaan persepsi orang tua siswa SD Kanisius Kalasan dengan orang tua siswa SD
Kansius Kadirojo terhadap kesiapan menghadapi Ujian Nasional. Dari hasil uji statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan persepsi orang tua
siswa dalam kesiapan menghadapi Ujian Nasional meskipun dari hasil interpretasi skor rerata tergolong negatif dan sangat negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa para orang tua siswa tidak setuju dengan adanya kelulusan sekolah berdasarkan hasil Ujian Nasional saja. Selain itu
mereka juga tidak memperhatikan besarnya biaya yang dikeluarkan. Mereka lebih mementingkan perhatian kepada anak dan mendorong anak
untuk semakin rajin dalam belajar sehingga dapat mengerjakan semua soal Ujian Nasional. Orang tua akan berusaha untuk menyediakan semua
kebutuhan anak. Solusi yang dapat diberikan untuk orang tua adalah sebaiknya
orang tua lebih dekat dengan anak terutama dalam memberi perhatian dan memberi semangat kepada anak untuk semakin rajin belajar. Sarana dan
prasarana sebaiknya juga disediakan secara lengkap karena dapat menunjang anak untuk belajar. Selain itu orang tua hendaknya untuk
saling bekerja sama dengan sekolah mengkomunikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan Ujian Nasional.
57
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan