1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman yang semakin pesat mengharuskan seluruh negara di dunia untuk memasuki era globalisasi yang semakin canggih.
Hal itu ditandai dengan persaingan di segala bidang yang semakin ketat termasuk dalam bidang pendidikan. Misalnya di negara-negara yang
sedang berkembang, merekapun mulai meningkatkan kualitas pendidikannya. Sebagai contoh, di Indonesia saat ini melakukan
peningkatan kualitas pendidikan dengan menaikkan rata-rata nilai Ujian Nasional.
Bagi suatu negara pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Kemajuan negara sangat ditentukan dari pendidikan warga negaranya.
Oleh karena itu pendidikan di suatu negara harus ditingkatkan kualitasnya. Sumber daya manusia yang berkualitas tentunya dapat mengolah dan
menggunakan sumber daya alam yang ada untuk kepentingan negaranya. Jadi, dapat dikatakan bahwa kemakmuran suatu negara sangat tergantung
dari pendidikan warga negaranya. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, maka semakin berat pula
beban yang harus ditanggung. Sebagai contoh, pada tingkat SMA, anak
1
2
didik sudah dipersiapkan untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi Perguruan Tinggi dengan disediakannya jurusan. Penjurusan merupakan
suatu proses penempatan dalam memilih program pengajaran siswa. Tujuan diadakannya penjurusan :
a. Mengelompokkan siswa yang mempunyai kecakapan, kemampuan,
bakat, dan minat yang relatif sama. b.
Membantu menyiapkan para siswa dalam melanjutkan studi dan memilih dunia kerjanya
c. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi
yang akan dicapai di waktu mendatang Dalam pemilihan jurusan, hendaknya harus memperhatikan faktor-faktor
yang terkait : yang berasal dari dalam diri siswa yaitu minat siswa, prestasi belajar siswa, dan motivasi siswa. Sedangkan faktor yang berasal dari luar
yaitu lingkungan pergaulan, lingkungan pendidikan dan lingkungan keluarga.
Ada 3 jurusan di SMA yaitu jurusan IPA Ilmu Pengetahuan Alam, jurusan IPS Ilmu Pengetahuan Sosial dan jurusan Bahasa. Namun
anak didik seringkali bingung, jurusan apa yang dia pilih. Minat siswa terhadap pemilihan jurusan biasanya didasarkan pada
prestasi, dimana prestasi itu dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Siswa yang memiliki prestasi yang bagus di sekolahnya, cenderung mempunyai
3
kebebasan yang luas untuk menentukan jurusan yang diinginkannya. Sedangkan bagi siswa yang mempunyai prestasi rendah di sekolahnya,
cenderung akan mengalami kesulitan dalam pemilihan jurusan karena mau tidak mau harus mengikuti sekolah dalam menentukan jurusannya.
Motivasi siswa dalam belajar juga terkait dalam minat siswa memilih jurusan. Motivasi ini akan mendorong siswa untuk belajar lebih
giat. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung akan rajin belajar dan akan memilih jurusan yang menurut siswa tersebut
menantang. Namun bagi siswa yang mempunyai motivasi yang rendah, dia cenderung akan malas-malasan dalam belajar dan biasanya memilih
jurusan yang “sekenanya” atau menurut pada sekolah. Hal ini akan lebih bermasalah lagi apabila hal itu tidak segera diatasi.
Pemilihan jurusan juga tidak terlepas dari pengaruh keluarga karena keluarga adalah tempat pertama kalinya pendidikan diberikan dan
pendidikan itu akan terus berlanjut. Dalam hal ini, pendidikan orang tua juga mempengaruhi pola pikir anak dalam menentukan jurusan. Pada
umumnya, orang tua yang berpendidikan rendah mempunyai pengetahuan yang sempit terhadap pendidikan. Jadi, orang tua tidak bisa untuk
mengarahkan anaknya dalam pemilihan jurusan. Orang tua yang berpendidikan tinggi, biasanya mempunyai harapan bahwa anaknya akan
memasuki jurusan seperti yang diharapkannya. Hal itu tidak terlepas dari harapan orang tua yang ingin agar anaknya kelak menjadi orang sukses.
Orang tua yang berpendidikan tinggi inilah yang biasanya dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengarahkan anaknya dalam pemilihan jurusan karena mereka mempunyai pengetahuan yang luas dan berpengalaman tentang
pendidikan. Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang, “HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN
ORANG TUA DENGAN MINAT MEMILIH JURUSAN DI SMA”.
B. Batasan Masalah