Lingkar Pinggang Rasio Lingkar Pinggang -pinggul

Study of Obesity untuk kawasan Pasifik Barat mengajukan klasifikasi berat badan dengan menggunakan BMI pada orang Asia. Tabel III. Klasifikasi BMI menurut WHO Tahun 1998 BMI kgm 2 Klasifikasi Risiko Penyakit Penyerta 18,5 Underweight kekurangan berat badan Rendah tetapi risiko terhadap masalah- masalah klinis meningkat 18,5 - 24,9 Normal Rata-rata = 25 Overweight kelebihan berat badan 25 – 29,9 Pre-obesitas Meningkat 30 – 34,9 Obesitas I Sedang 35 – 39,9 Obesitas II Berbahaya = 40 Obesitas III Sangat berbahaya Tabel IV. Klasifikasi BMI yang Diusulkan WHO untuk Penduduk Dewasa Asia BMI kgm 2 Klasifikasi Risiko Penyakit Penyerta 18,5 Underweight kekurangan berat badan Rendah tetapi risiko terhadap masalah- masalah klinis meningkat 18,5 – 22,9 Normal Rata-rata = 23 Overweight kelebihan berat badan 23 – 24,9 Pre-obesitas Meningkat 25 – 29,9 Obesitas I Sedang = 30 Obesitas II Berbahaya

2. Lingkar Pinggang

Lingkar pinggang dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai jumlah lemak total dalam tubuh, dan lemak di rongga perut. Semakin besar lingkar pinggang, semakin besar pula risiko akan terkena penyakit diabetes, kolesterol, hipertensi, dan sesak nafas. Lingkar pinggang adalah indikator untuk menentukan obesitas abdominal, berkolerasi dengan BMI dan rasio lingkar pinggang-pinggul Anonim, 2005b. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan mengukur keliling perut melalui pertengahan krista iliaka dengan tulang iga terbawah Gotera, Aryana, Suastika, Santoso, dan Kuswardhani, 2006. Pengukuran menggunakan pita meteran non elastis Widyastuti dan Subagio, 2006. Peletakkan pita meteran di kulit tanpa menekan jaringan lunak Ridjab, Ridwan, Judio, dan Hermansjah, 2006. Cara pengukuran lingkar pinggang dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Pengukuran Lingkar Pinggang Anonim, 2005b Nilai batas yang digunakan menurut ATP III untuk laki- laki 102 cm dan untuk perempuan 88 cm, namun untuk orang dewasa Asia batasan yang digunakan laki- laki =90 cm dan perempuan =80 cm.

3. Rasio Lingkar Pinggang -pinggul

Selain pengukuran berdasarkan lingkar pinggang penentuan obesitas abdominal dapat menggunakan rasio lingkar pinggang terhadap lingkar pinggul. Rasio lingkar pinggang-pinggul diperoleh dengan cara menghitung perbandingan antara lingkar pinggang cm dan lingkar pinggul cm. Pengukuran lingkar pinggul pada diameter yang terbesar dari bokong, dengan menggunakan meteran yang biasa digunakan oleh penjahit Anonim, 2003. Nilai batas yang digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menurut WHO untuk laki- laki 0,90 dan untuk perempuan 0,85. Kelemahan pengukuran menggunakan rasio lingkar pinggang-pinggul sebagai indikator obesitas diantaranya rasio lingkar pinggang-pinggul kurang valid untuk perempuan, kurang valid pada kelompok etnis tertentu, dan kurang valid pada perempuan dengan pinggul kecil. Oleh karena itu, untuk penentuan obesitas abdominal, pengukuran lingkar pinggang lebih dianjurkan Egger dan Swinburn, 1996. Cara pengukuran lingkar pinggang-pinggul dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Pengukuran Lingkar Pinggang -pinggul Anonim, 2007 Risiko penyakit jantung lebih tinggi pada kelompok obesitas sentral dibandingkan non obesitas sentral walaupun BMI-nya =25 kgm 2 . Lemak abdominal atau viseral lebih berbahaya dan terkait dengan kejadian penyakit jantung koroner. Pengukuran obesitas sentral lebih baik menggunakan lingkar pinggang dibandingkan dengan BMI atau rasio lingkar pinggang-pinggul. Obesitas sentral berhubungan langsung dengan kadar adiponektin plasma. Makin tinggi tingkat obesitas sentral maka kadar adiponektin akan semakin rendah menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung. Adiponektin adalah salah satu protein spesifik yang disekresikan jaringan adiposa. Adiponektin dapat dideteksi di dalam sirkulasi dan mempunyai efek protektif sebagai antiaterogenik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Adiponektin dapat menekan penempelan lekosit pada endotel sehingga menghambat perkembangan aterogenesis. Gotera, Aryana, Suastika, Santoso, dan Kuswardha ni, 2006. Selain itu adiponektin berfungsi meningkatkan sensitifitas jaringan perifer terhadap insulin Suheimi, 2007.

C. Edukasi

Dokumen yang terkait

Sensitivitas dan Spesifisitas Cut Off-Point Lingkar Pinggang Menurut Jenis Kelamin Sebagai Prediktor Pra Hipertensi Pada Orang Dewasa di Indonesia (Analisis Riskesdas 2013)

0 8 101

Pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat di Dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta : kajian kadar gula darah puasa.

0 0 163

Pengaruh pemberian edukasi [Tahap II] tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat di Dusun Krodan, maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta - USD Repository

0 0 195

Pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman Yogyakarta : kajian kadar kolesterol total - USD Repository

0 0 151

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TENTANG SINDROM METABOLIK TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DUSUN KRODAN, MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA (Kajian Body Mass Index, Lingkar Pinggang, dan Rasio Lingkar Pinggang -pinggul) SKRIPSI

0 0 182

Pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta : kajian tekanan darah - USD Repository

0 0 170

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TENTANG SINDROM METABOLIK TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DI DUSUN KRODAN, MAGUWOHARJO- SLEMAN, YOGYAKARTA

0 0 161

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG SINDROM METABOLIK TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT KRODAN, MAGUWOHARJO, (Kajian Rasio Lingkar Pinggang

0 0 139

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG SINDROM METABOLIK TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DI DUSUN KRODAN, MAGUWOHARJO-SLEMAN, YOGYAKARTA TAHUN 2008 (KAJIAN KADAR KOLESTEROL TOTAL) SKRIPSI

0 0 190

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap rasio LDL/HDL - USD Repository

0 0 105