Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 35
Tim PLPG penjasorkes fkip uns 02 Maret 2010
KARDUS DAN BILAH BAMBU
KEMBA LI
THE END
Gambar 3.13. Pemanfaatan Kardus Bekas dan Bilah Bambu
3. Kaleng susu bekas. Kaleng susu bekas dapat dimanfaatkan untuk belajar atau latihan
keseimbangan. Bentuk latihan keseimbangan dengan menggunakan kaleng susu ini sangat bervariasi, misalnya dijadikan alas pijakan
permainan eggrang atau dijadikan balok titian
Gambar 3.14. Pemanfaatan Kaleng Bekas.
E. TUGAS TERSTRUKTUR
Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 36
Bentuklah kelompok kerja yang setiap kelompok terdiri dari 5 lima orang. Selanjutnya lakukan beberapa hal sebagai berikut untuk menghasilkan sebuah
produk karya kelompok yang berguna untuk pengembangan tahap evaluasi. 1.
Lakukan diskusi kelompok selama kira-kira 25 menit dengan dipandu oleh seorang yang dipilih dalam kelompok tersebut.
2.
Tentukan topik khusus yang memfokus hal-hal yang terkait dengan
media pembelajaran penjasorkes.
3. Uraikan secara global tentang hasil diskusi kelompok yang mengarah pada
modifikasi dan pengembangan media pembelajaran penjasorkes
untuk pokok bahasan tertentu.
4. Pilihlah dan lakukan prosedur modifikasi
media pembelajaran penjasorkes
5. Laporkan hasil akhir
pengembangan media pembelajaran penjasorkes
tersebut untuk kemudian dapat dipresentasikan dalam kegiatan
workshop
pleno bersama kelompok-kelompok yang lain.
Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 37
BAGIAN 3 KONSEP DASAR EVALUASI
etiap guru pada dasarnya mempunyai kewajiban dan keharusan mengadakan evaluasi hasil belajar sebagai informasi yang
disampaikan kepada lembaga, masyarakat dan atau siswanya, baik secara perorangan maupun kelompok untuk mengetahui kemajuan, kekurangan
atau kelemahan dari proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Bagaimana seorang guru dapat mengetahui kekurangan selama proses pengajaran? Apakah
proses yang telah dilakukan telah dipahami oleh siswa? Sejauh mana siswa telah memiliki penguasaan keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
diinginkan? Bagaimana kemungkinan untuk mengatasinya? Untuk mengetahui hal tersebut diperlukan pencatatan dan evaluasi dalam pengajaran secara teliti
terhadap hasil pencapaian siswa.
A. Pengertian Evaluasi Dalam Pengajaran.
Apakah evaluasi itu? Untuk memberikan jawaban tentang makna evaluasi, ada beberapa pendapat para ahli mengenai konsep evaluasi ini.
Evaluasi berasal dari kata
evaluation
. Pengertian
evaluation
, berdasarkan kamus Inggris
– Indonesia, yang disusun oleh
Echols dan Shadily 1981,
yaitu : “evaluasi, penilaian, penaksiran”.
Johnson dan Nelson 1969,
mengemukakan bahwa evaluasi memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada pengukuran. Evaluasi dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari
proses pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data secara objektif dari suatu objek sebagaimana adanya. Dalam pemahaman
yang lebih luas, evaluasi diartikan sebagai assesmen yang artinya suatu proses merencanakan, mengumpulkan, menginterpretasikan, dan mensintesiskan
informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif –alternatif
keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi merupakan proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi
atau data, berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu
S
Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 38
keputusan. Sudah barang tentu informasi atau data yang dikumpulkan itu haruslah data yang sesuai dan mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan.
Hubungan dengan kegiatan pengajaran. Norman E. Gronlund 1976 merumuskan pengertian evaluasi sebagai suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa, sedangkan
Wrightstone dan kawan-kawan 1986 mengemukakan rumusan evaluasi pendidikan merupakan suatu penafsiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan
siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.
pendapat di atas, sedikitnya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi, khususnya evaluasi
pengajaran, yaitu : a.
Kegiatan evaluasi merupakan
proses yang sistematik.
Ini berarti bahwa evaluasi dalam pengajaran merupakan kegiatan yang terencana dan
dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan
merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung dan pada akhir program setelah program itu dianggap selesai.
Yang dimaksud dengan program di sini adalah satuan pelajaran yang akan dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih, program semester, dan juga
program pendidikan yang dirancang untuk satu tahun ajaran seperti D I, empat tahun ajaran seperti S
1
, atau enam tahun ajaran seperti SD, dan sebagainya.
b. Di dalam kegiatan evaluasi
diperlukan berbagai informasi atau data
yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi. Dalam kegiatan pengajaran,
data yang dimaksud mingkin berupa perilaku atau penampilan siswa selama mengikuti pelajaran, hasil ulangan atau tugas-tugas pekerjaan
rumah, nilai ujian
midsemester,
nilai ujian akhir semester, dan sebagainya. Berdasarkan data itulah selanjutnya diambil suatu keputusan sesuai dengan
maksud dan tujuan evaluasi yang sedang dilaksanakan. Perlu dikemukakan
Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 39
di sini bahwa ketetapan keputusan hasil evaluasi sangat tergantung kepada kesahihan dan objektivitas data yang digunakan dalam pengambilan
keputusan. c.
Setiap kegiatan evaluasi – khususnya evaluasi pengajaran – tidak dapat
dilepaskan dari
tujuan-tujuan pengajaran
yang hendak dicapai. Tanpa menentukan atau merumuskan tujuan-tujuan terlebih dulu, tidak mungkin
menilai sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa. Hal ini adalah karena setiap kegiatan penilaian memerlukan suatu kriteria tertentu sebagai acuan
dalam menentukan batas ketercapaian objek yang dinilai. Adapun tujuan pengajaran merupakan kriteria pokok dalam penilaian.
Hubungannya dengan keseluruhan proses belajar-mengajar, tujuan pengajaran, materi pelajaran dan proses belajar-mengajar serta prosedur
evaluasi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Tujuan pengajaran dapat digambarkan sebagai berikut:
Bahan atau materi pengajaran apa yang akan diajarkan dan metode apa yang akan digunakan sangat bergantung pada tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan. Demikian pula bagaimana prosedur evaluasi harus di lakukan serta bentuk-bentuk tes atau alat evaluasi mana yang akan dipakai untuk
menilai hasil pengajaran tersebut harus dikaitkan dan mengacu kepada bahan dan metode mengajar yang digunakan dan tujuan pengajaran yang
telah dirumuskan. Penyusunan program satuan pelajaran, program semester, ketiga komponen tersebut tidak dapat diabaikan bahkan harus
selalu digunakan sebagai acuan. Materi Pelajaran
Tujuan PBM
Aktivitas Belajar
Evaluasi
Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 40
B. Hubungan Antara Pengajaran dan Evaluasi