Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 40
B. Hubungan Antara Pengajaran dan Evaluasi
Peran sekolah dan guru adalah menyediakan dan memberikan fasilitas untuk
memudahkan, melancarkan,
membangkitkan, meningkatkan
kemampuan belajarnya. Namun, kadang-kadang guru merasa bahwa evaluasi itu merupakan sesuatu yang bertentangan dengan pengajaran. Hal ini timbul
karena sering kali terlihat adanya kegiatan evaluasi justru merisaukan dan menurunkan motivasi belajar pada siswa. Sehingga terkesan bahwa kegiatan
evaluasi bertentangan dengan kegiatan pengajaran. Pendapat yang demikian itu pada hakikatnya tidak benar. Evaluasi yang dilakukan dengan baik
seharusnya dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar karena kegiatan evaluasi itu membantu guru untuk memperbaiki cara mengajar dan membantu
siswa dalam meningkatkan cara belajarnya. Bahkan dapat dikatakan bahwa evaluasi tidak dapat dilepsakan dari pengajaran.
Mehrens dan Lehmann 1978 mengutip suatu ungkapan yang berbunyi “
to teach without te
sting is unthinkable” mengajar tanpa melakukan tes tidak masuk akal. Ungkapan ini menunjukkan kaitan antara pengajaran dan
evaluasi. Demikian pula, Parnel, 1980 mengemukakan sebagai berikut : “Pengukuran adalah langkah awal dari pengajaran. Tanpa pengukuran,
tidak dapat terjadi penilaian. Tanpa penilaian, tidak akan terjadi umpan balik. Tanpa umpan balik, tidak akan diperoleh hasil, tidak dapat terjadi
pertentangan hasil. Tanpa pengetahuan tentang hasil, tidak dapat terjadi perbaikan yang sistematis da
lam belajar.”
Kutipan di atas makin jelas menunjukkan bahwa evaluasi merupakan suatu komponen yang sangat erat berkaitan dengan komponen lain di dalam
pengajaran. Evaluasi haruslah membantu pengajaran dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dibawah ini dijelaskan bagaimana hubungan antara
pengajaran dan evaluasi sebagai berikut:
Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 41
Pengajaran
1. Pengajaran
itu efektif
jika mengarah kepada perubahan yang
diinginkan di dalam diri siswa. 2.
Pola-pola tingkah laku baru akan dipelajari siswa dengan baik jika
ketidakcocokan perilaku yang sekarang dimengerti yang baru
menjadi jelas karenanya. 3.
Pola-pola tingkah laku baru dapat lebih
efektif dikembang-kan
secara efektif oleh guru-guru yang
mengetahui pola-pola
tingkah laku yang ada pada individu
siswa dan
alasan- alasannya.
4. Belajar
ditimbulkan oleh
masalah –masalah dan ke-giatan-
kegiatan yang
menuntut pemikiran dan atau perbuatan
dari individu siswa masing- masing.
5. Kegiatan-kegiatan yang mem-
beri dasar bagi mengajar dan belajar tingkah laku tertentu juga
kegiatan yang sangat cocok bagi pembangkitan
dan penilaian
terhadap kecocokan tingkah laku tersebut.
Evaluasi
1. Evaluasi itu efektif jika dapat
membuktikan sampai di mana perubahan itu terjadi di dalam diri
siswa. 2.
Evaluasi sangat berguna kondusif bagi belajar jika ia mendorong dan
membangkitkan siswa
untuk mengevaluasi
diri
self
–
evalution
.
3. Evaluasi itu berguna kondusif
bagi pengajaran yang baik jika ia mengemukakan tipe-tipe pokok
dari tingkah laku yang tidak sesuai dan
sebab-sebab yang
mendukungnya.
4. Evaluasi sangat bermakna di
dalam belajar jika ia memungkin- kan dan mendorong latihan atas
inisiatif individu.
5. Kegiatan-kegiatan dan latihan-
latihan yang dikembangkan untuk tujuan pengevaluasian tingkah laku
tertentu juga
berguna bagi
mengajar dan belajar tingkah laku tersebut.
Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 42
C. Tujuan Evaluasi