Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 22
dan dengan ukuran juga ada beberapa. Demikian juga untuk bola basket, jga ada mikasa, molten, dsb., dengan bahan composite leather, top grain
leather, rubber compound, synthethic leather, polyutherane leather, dsb. Demikian pula untuk bola voli dan bola tangan, juga terdapat beragam
merek dagang, bahan, dan variasi warna serta coraknya ada yang sangat kontras sehingga menarik untuk dipakai.
Harga pasaran dari sarana-sarana pembelajaran penjasorkes yang baku atau standar ini memang cukup mahal, sehingga pengadaan oleh
sekolah tidak bisa menjangkau tuntutan proporsional antara sarana yang dipakai pembelajaran dan peserta didik pemakai sarana pembelajaran
penjasorkes. Kendala seperti ini seringkali menjadikan guru menjadi enggan mengajarkan beberapa materi ajar seperti dituntut dalam kurikulum
penjasorkes. Gambar sarana baku atau standar untuk pembelajaran penjasorkes dapat dilihat pada gambar berikut:
Tim PLPG penjasorkes fkip uns 01 Maret 2010
BENDA SEBENARNYA ALAT
Memanfaatkan benda sebenarya ataupun peralatan nyata dalam proses pembelajaran terutama apabila sedang
mendemonstrasikan sesuatu atau praktik lapangan
KEMBA LI
THE END
Gambar 2.1. Sarana Pembelajaran Penjasorkes Standar
2. Tujuan dan Pentingnya Modifikasi Media Pembelajaran Penjasorkes.
Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 23
Sebagian besar sekolah belum memiliki sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan pembelajaran penjasorkes yang memadai, baik
kuantitas maupun kualitasnya. Sarana, prasarana, dan media pembelajaran penjasorkes ini merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil
tidaknya kegiatan proses belajar mengajar penjasorkes. Minimnya sarana, prasarana, dan media pembelajaran penjasorkes
yang dimiliki oleh sekolah, menuntut guru penjasorkes di sekolah yang bersangkutan untuk kreatif dalam merancang peralatan, perlengkapan, dan
media pembelajaran penjasorkes yang sesuai dengan kondisi peserta didik dan sekolahnya. Guru yang kreatif memiliki kemampuan dan keterampilan
dalam merancang atau menciptakan sarana dan media pembelajaran penjasorkes yang baru samasekali, atau memodifikasi sarana dan media
yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang lebih menarik, sehingga ketika itu diterapkan dalam proses pembelajaran dapat menjadikan peserta
didik lebih aktif berpartisipasi secara senang dan puas setelah mengikuti proses pembelajaran.
Dengan modifikasi , baik sarana, prasarana, maupun media pembelajaran penjasorkes tidak akan mengurangi aktivitas peserta didik
dalam melakukan pembelajaran penjasorkes. Malahan sebaliknya, peserta didik merasa di fasilitasi untuk dapat lebih banyak bergerak dan mencoba
berbagai modifikasi yang di rancang guru, sehingga peserta didik akan riang gembira tanpa paksaan mengikuti pembelajaran penjasorkes
sekalipun itu atletik yang selama ini kurang disukai dan diminati oleh sebagian besar peserta didik.
Penjasorkes merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Untuk dapat mencapai
tujuan tersebut, guru penjasorkes harus dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran penjasorkes sesuai dengan karakteristik
peserta didik, yang artinya harus sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan dari peserta didik itu sendiri.Memodifikasi sarana
pembelajaran penjasorkes merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru penjasorkes agar semua peserta didik, baik yang
Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 24
berbakat atau tidak, yang suka atau tidak terhadap materi ajar tertentu dapat mengikuti proses pembelajaran penjasorkes dengan penuh antusias
dan senang. Menurut Lutan 1988, tujuan melakukan modifikasi dalam
pelajaran penjasorkes adalah sebagai berikut: a.
Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, b.
Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, c.
Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar semua materi ajar yang
tersaji dalam kurikulum yang ada dapat dilaksanakan sesuai dengan tahap- tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik kognitif, afektif, maupun
psikomotor peserta didik, sehingga proses pembelajaran penjasorkes dapat dilaksanakan secara lebih intensif.
Modifikasi dalam pembelajaran penjasorkes, khususnya yang berkaitan dengan sarana dan prasarana perlu dilakukan oleh guru dan
sekolah. Hal ini didasarkan pada kenyataan, bahwa: a.
Adanya keterbatasan sarana dan prasarana penjasorkes yang baku atau standar
yang dimiliki oleh sekolah-sekolah, yang menjadi kendala serius dalam pelaksa
naan pembelajara penjasorkes, untuk dapat melaksanakan semua materi ajar yang telah tersaji dalam kurikulum penjasorkes pada
semua jenjang sekolah. b.
Modifikasi digunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran penjasorkes, yang dilakukan dengan berbagai
pertimbangan. Menurut Aussie 1996 pentingnya modifikasi pembelajaran
penjasorkes didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: a.
Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa,
b. Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan
mengurangi terjadinya cedera pada anak,
Modul PLPG Penjaskes Rayon 113 UNS Surakarta 25
c. Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan
keterampilananak lebih cepat dibandingkan dengan peralatan yang standar untuk orang dewasa,
d. Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan
kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetitif.
Dengan demikian dapat disimpilkan, bahwa pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran penjasorkes,
mengingat pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan , serta karakteristik peserta didik, sehingga
berimplikasi pada meningkatnya motivasi keikutsertaan peserta didik dalam mengikuti pelajaran penjasorkes yang didasari kesenangan dan
kegembiraan. Dengan melakukan modifikasi pembelajran penjasorkes, termasuk
didalamnya modifikasi sarana pembelajarannya, akan memudahkan guru dalam menyajikan atau menyampaikan seluruh materi ajar, yang dirasa
sulit bagi peserta didik menjadi lebih mudah untuk dilakukan, dan pelaksanaan pembelajaran dapat lebih disederhanakan tanpa harus
mengurangi makna dari materi yang guru ajarkan kepada para peserta didiknya. Peserta didik akan lebih banyak bergerak, dan tiodak banyak
menunggu giliran melakukan aktivitas selama proses pembelajaran penjasorkes berlangsung.
3. Komponen-komponen Pembelajaran Penjasorkes yang Dimodifikasi.