Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi Bahasa
202
Latihan
4. Menentukan Amanat dengan Memberikan Bukti yang
Mendukung
Amanat merupakan pesan yang hendak disampaikan penulis kepada pendengarnya. Agar dapat menentukan amanat, terlebih dahulu harus
diperhatikan hal-hal berikut ini . a.
berikanlah dalam bentuk yang positif, b.
berikan pula segi negatifnya sebagai bahan pembanding. Misalnya, amanat dalam drama “Pecahan Ratna” memberikan pesan supaya para pejabat lebih
memperhatikan nasib para buruh. Amanat ini merupakan pesan moral yang akan disampaikan penulis
kepada para pembaca atau pendengarnya.
1. Cobalah berlatih dengan mencari sebuah naskah drama dengan judul bebas
2. Jelaskan perwatakan karakterisasi dan gaya bahasa pada dialog tokoh,
tema dan amanat dengan memberikan bukti yang mendukung dalam naskah drama
D. Membandingkan Penggalan Hikayat dengan
Penggalan Novel
Tentunya Anda semua sudah pernah membaca hikayat dan novel? Sudahkan Anda mengetahui perbedaan cerita dalam hikayat dan novel? Pada pembelajaran
berikut, Anda akan berlatih membandingkan penggalan hikayat dengan penggalan novel.
1. Penggalan Hikayat
Hikayat merupakan karya sastra lama yang berupa prosa. Dalam hikayat biasanya mempunyai tokoh yang bercerita lagi. Tokoh dalam cerita biasanya
dikemukakan tokoh yang jahat, tamak, dan sebagainya yang sejenisnya. Kemudian, dimunculkan tokoh orang baik hati. Dalam penceritaan kemudian kejahatan dapat
dikalahkan oleh yang baik.
Harapannya, pembaca mulai menyadari kebaikan para tokoh sehingga dapat ditiru dalam kehidupannya. Hikayat sering disebut sebagai cerita yang mengandung
pesan moral yang bagus.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab VII ~ Ketertiban
203
Cobalah Anda pahami uraian tersebut, kemudian bacalah sinopsis Hikayat Bayan Budiman berikut
Sinopsis Hikayat Bayan Budiman
Seorang saudagar bernama Haradatta mempunyai anak bernama Madanasena. Anaknya itu tidak mau bekerja, hanya selalu berkasih-
kasihan dengan isterinya bernama Prabawati. Maka anaknya itu diserahkannya kepada seorang brahmana. Brahmana itu menerimanya,
kemudian diserahkannya sepasang burung Bayan sebenarnya itu gandarwa yang terkutuk oleh dewa karena berdosa. Burung Bayan itu
kemudian diserahkan kepada Madanasena. Setiap Madanasena datang kepada burung itu dinasihatinya dengan
berceritera. Oleh karena itu Madanasena insyaf akan kewajibannya dan ia akan pergi berniaga. Berangkatlah Madanasena berniaga, isterinya
diserahkan kepada burung Bayan itu.
Prabawati merasa kesepian. Beberapa kawannya membujuk agar Prabawati pergi mencari hiburan. Prabawati mencoba akan melakukan
anjuran kawannya itu. Berhiaslah ia cantik-cantik. Burung Bayan betina mencoba mematahkan niat Prabawati itu, tetapi sia-sia saja. Prabawati
marah, burung Bayan betina akan dibunuhnya, tetapi dapat melarikan diri.
Bayan jantan mencoba mengurungkan niat Prabawati yang jahat itu. la minta agar Prabawati sabar dahulu, dan supaya mendengarkan
ceriteranya dahulu. Prabawati tertarik akan ceriteranya itu, sehingga lupa akan perbuatannya yang jahat tadi. Demikianlah selalu
diperbuatnya oleh burung Bayan, sampai suami Prabawati pulang dari berniaga.
Menengok isinya, hikayat tersebut memberikan ajaran moral yang bagus. Selain hal tersebut, unsur-unsur intrinsik dalam cerita hikayat
merupakan hal yang sangat penting. Unsur-unsur tersebut diantaranya adalah alur, tema, dan penokohan.
Sumber: Depdikbud, 1997
2. Penggalan Novel