kandungan air pada lapisan stratum korneum serta mengikat air dari lingkungan ke kulit Leyden and Rawlings, 2002.
Gambar 3. Struktur kimia sorbitol Florence and Attwood, 2011
Sorbitol gambar 3 merupakan suatu humektan yang secara kimia inert dan kompatibel dengan eksipien. Sorbitol bersifat stabil di udara dan tidak
berubah menjadi gelap atau terdekomposisi ketika suhu meningkat. Sorbitol memiliki pH sebesar 4,5-7 wv larutan. Penggunaan sorbitol sebagai humektan
harus dikombinasikan
dengan pengawet
untuk mencegah
tumbuhnya mikroorganisme. Sorbitol digunakan sebagai humektan dengan konsentrasi 3-15
Rowe et al., 2009.
3. Asam stearat
Gambar 4. Struktur kimia asam stearat Rowe et al., 2009
Asam stearat gambar 4 merupakan suatu bahan yang secara umum digunakan dalam formulasi farmasetis baik oral maupun topikal. Asam stearat
dalam formulasi topikal biasanya digunakan sebagai emulsifying dan solubilizing
agent . Asam stearat yang ternetralisir dengan basa seperti trietanolamin berfungsi
sebagai penyusun basis krim. Asam stearat telah luas digunakan dalam produk- produk kosmetik. Penggunaan asam stearat dalam krim berkisar pada konsentrasi
1-20. Asam stearat memiliki bentuk yang keras, berwarna putih atau
kekuningan, berbentuk padatan kristal atau serbuk berwarna putih atau kekuningan, bau dari asam stearat tidak menyengat. Asam stearat memiliki massa
jenis 0,980 gcm
3
, titik leleh sebesar 69-70 C, koefisien partisi sebesar 8,2, larut di
dalam benzena, karbontetraklorida, kloroform dan eter, etanol 95, heksana dan propilenglikol, asam stearat tidak dapat larut dalam air. Asam stearat merupakan
bahan yang aman digunakan dalam produk kosmetik sebab bersifat tidak mengiritasi dan tidak bersifat toksik Rowe et al., 2009.
4. Trietanolamin TEA
Gambar 5. Struktur kimia trietanolamin Rowe et al., 2009
Trietanolamin gambar 5 merupakan suatu bahan yang telah luas digunakan sebagai salah satu bahan dalam formulasi sediaan farmasi.
Trietanolamin akan membentuk sabun anionik apabila dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat atau asam oleat yang berfungsi sebagai emulgator dan
membentuk emulsi dengan tipe minyak dalam air yang stabil. Konsentrasi
trietanolamin yang biasanya digunakan untuk proses emulsifikasi berkisar antara 2-4 vv Rowe et al., 2009.
Trietanolamin berbentuk cairan kental yang tidak berwarna hingga kuning pucat serta memiliki bau ammoniak yang ringan. Titik leleh dari
trietanolamin sebesar 20-21 C dan pH sebesar 10,5. Trietanolamin bersifat
higroskopis. Trietanolamin dapat bercampur dengan aseton, karbontetraklorida, methanol dan air. Trietanolamin merupakan bahan yang tidak bersifat toksik,
namun trietanolamin dapat menyebabkan hipersensitivitas atau iritasi pada kulit Rowe et al., 2009.
5. Metil paraben