Metil paraben memiliki bentuk kristal atau serbuk kristal. Metil paraben tidak berwarna serta tidak berbau. Metil paraben dapat menunjukkan aktivitas
antibakteri pada pH 4-8. Metil paraben lebih pengaruhtif dalam menghambat yeast dan fungi dibandingkan dengan bakteri. Paraben merupakan pengawet yang
bersifat nonmutagenic, nonteratogenic dan noncarcinogenic Rowe et al., 2009.
6. Butylated hydroxytoluene BHT
Gambar 7. Struktur kimia butylated hydroxytoluene Rowe et al., 2009
Butylated hydroxytoluene gambar 7 merupakan suatu antioksidan yang
telah luas digunakan dalam berbagai produk kosmetik dan sediaan farmasi. BHT digunakan untuk mencegah oksidasi dari lemak dan minyak. BHT berbentuk
serbuk kristal atau padatan kristal yang berwarna putih atau kuning pucat. Konsentrasi BHT yang digunakan dalamsediaan topikal berkisar antara 0,0075-
0,1. BHT memiliki titik leleh sebesar 70 C. BHT tidak dapat larut dalam air,
gliserin, propilenglikol dan hidroksida alkali. BHT dapat larut dalam aseton, benzene
, etanol 95, eter, methanol, toluene, mineral oil Rowe et al., 2009.
E. Desain Faktorial
Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi, di mana teknik ini dapat digunakan untuk memberikan model hubungan antara variabel respon
dengan satu atau lebih variabel bebas. Model yang diperoleh dari analisis tersebut
berupa persamaan matematika Bolton and Bon, 2010. Desain faktorial digunakan dalam penelitian di mana pengaruh dari faktor atau kondisi yang
berbeda dalam penelitian ingin diketahui Bolton and Bon, 2010. Desain faktorial dua level berarti ada dua faktor misal A dan B yang
masing-masing faktor diuji pada dua level yang berbeda, yaitu level rendah dan level tinggi. Faktor yang berpengaruh dominan dan adanya interaksi yang
berpengaruh secara bermakna terhadap respon dapat diketahui melalui desain faktorial Bolton and Bon, 2010. Pada desain faktorial dua level dan dua faktor
diperlukan empat formula 2n = 4, di mana 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor. Hal ini ditunjukkan pada tabel I.
Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level
Percobaan Faktor A
Faktor B Interaksi
1 -
- +
a +
- -
b -
+ -
ab +
+ +
Bolton and Bon, 2010. Keterangan:
- = level rendah
+ = level tinggi
Formula 1 = faktor A pada level rendah, faktor B pada level rendah
Formula a = faktor A pada level tinggi dan faktor B pada level rendah
Formula b = faktor A pada level rendah, faktor B pada level tinggi
Formula ab = faktor A dan B pada level tinggi
Secara umum, persamaan yang digunakan dalam desain faktorial yaitu: Y = b
+ b
1
X
A
+ b
2
X
B
+ b
12
X
A
X
B
...........................................................1
Keterangan: Y
= respon hasil atau sifat yang diamati X
A
, X
B
= level faktor A, level faktor B b
= rata-rata dari semua percobaan b
1
,b
2
,b
12
= koefisien yang dapat dihitung dari hasil percobaan. Persamaan 1 dan hasil data yang diperoleh dari percobaan dapat
digunakan untuk membuat contour plot dan superimposed contour plot suatu respon tertentu. Contour plot dan superimposed contour plot digunakan untuk
mengetahui komposisi campuran yang optimum pada level yang diteliti Bolton and
Bon, 2010. Desain faktorial memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki efisiensi
yang maksimum dalam memperkirakan pengaruh yang dominan dalam menentukan respon, memungkinkan untuk mengidentifikasi pengaruh masing-
masing faktor, maupun pengaruh interaksi antar faktor, dapat mengurangi jumlah penelitian apabila dibandingkan dengan meneliti dua pengaruh faktor secara
terpisah, serta seluruh efek dan interaksi yang dihasilkan tidak tergantung pada efek dari faktor-faktor lain dalam percobaan Bolton and Bon, 2010.
F. Landasan Teori