Berdasarkan grafik yang ditunjukkan pada gambar 12 dan gambar 13, sorbitol berpengaruh terhadap respon viskositas maupun daya sebar krim daun
jambu biji. Gambar 12 menunjukkan bahwa sorbitol memberikan perubahan yang linear terhadap respon viskositas pada bobot 6 g, 7 g, 8 g dan 9 g. Gambar 13
menunjukkan bahwa sorbitol memberikan perubahan yang linear terhadap respon daya sebar pada bobot 6 g, 7 g, 8 g dan 9 g. Berdasarkan gambar 12 dan gambar
13, dapat diambil perpotongan sebesar 6 g hingga 9 g yang digunakan sebagai level rendah dan level tinggi dalam optimasi formula krim daun jambu biji.
E. Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Fisik Krim
Uji fisis dan stabilitas fisik krim sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah krim yang dihasilkan memenuhi kriteria krim yang baik dan
stabil selama penyimpanan. Krim yang telah memenuhi kriteria krim yang baik serta stabil dalam penyimpanan akan berpengaruh pada kualitas krim yang
berhubungan dengankeamanan dan akseptabilitas pasien ketika mengaplikasikan krim tersebut. Krim dapat dikatakan berkualitas apabila krim yang diuji telah
memenuhi persyaratan krim yang baik dan stabil selama penyimpanan. Uji sifat fisis dan stabilitas fisik yang dilakukan dalam penelitian meliputi uji organoleptis
dan pH krim, penentuan tipe emulsi krim dengan metode pewarnaan, pengujian viskositas, pengujian daya sebar serta pengujian ukuran droplet.
1. Uji organoleptis dan pH krim ekstrak daun jambu biji
Pengujian organoleptis meliputi uji warna, bau, homogenitas serta pH krim yang dihasilkan. Pengujian organoleptis dilakukan untuk memenuhi kriteria
fisik krim yang baik. Penampilan fisik krim seperti warna, bau dan homogenitas
krim akan memengaruhi akseptabilitas pasien, sedangkan pengujian pH akan mempengaruhi keamanan serta akseptabilitas pasien. pH kulit berkisar antara 5-
6,5 sehingga apabila krim yang dihasilkan memiliki pH yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan menimbulkan iritasi dan ketidaknyamanan dalam pemakaian.
Oleh sebab itu pengujian pH krim penting dilakukan. Pengujian pH dilakukan menggunakan indikator pH universal. Hasil pengujian organoleptis dapat dilihat
pada tabel V.
Tabel V. Hasil Pengujian organoleptis krim ekstrak daun jambu biji
Kriteria Formula F1
Formula Fa Formula Fb
Formula Fab
Warna Coklat
Keemasan Coklat
Keemasan Coklat
Keemasan Coklat
Keemasan Bau
Khas Khas
Khas Khas
PH 6
6 6
6 Homogenitas
Homogen Homogen
Homogen Homogen
Berdasarkan hasil pengujian, dapat dilihat pada tabel V bahwa seluruh formula krim ekstrak daun jambu biji memiliki warna coklat keemasan, bau yang
khas, homogen serta memiliki pH 6. Krim dapat dikatakan homogen apabila tidak terdapat partikel-partikel besardi dalam krim maupun terasa kasar selama
diaplikasikan.Krim dengan pH 6 diharapkan tidak menimbulkan iritasi dan menghasilkan kenyamanan penggunaan pada pengguna krim. Berdasarkan hasil
pengujian organoleptis, krim ekstrak daun jambu biji diharapkan memenuhi aspek akseptabilitas.
2. Uji tipe emulsi krim dengan metode pewarnaan
Penentuan tipe emulsi dilakukan untuk mengetahui apakah krim yang telah dihasilkan memiliki tipe krim MA atau AM. Tipe emulsi yang diharapkan
oleh peneliti adalah tipe MA sebab tipe MA memiliki beberapa keunggulan, diantaranya yaitu mudah dibilas menggunakan air sehingga ketika diaplikasikan
pada kulit tidak menimbulkan rasa lengket dan mudah dicuci dengan air. Hasil pengujian tipe krim ekstrak daun jambu biji dapat dilihat pada tabel VI dan
gambar 14a hingga gambar 14d.
Tabel VI. Hasil pengujian tipe emulsi krim ekstrak daun jambu biji
Formula Tipe emulsi
F1 MA
Fa MA
Fb MA
Fab MA
a b
c d
Gambar 14. Pengamatan mikroskopik krim formula a F1, b Fa, c Fb dan d Fab
Berdasarkan Tabel VI, dapat dilihat bahwa seluruh formula krim memiliki tipe emulsi MA. Metode pewarnaan dilakukan dengan menggunakan
pewarna methylene blue. Berdasarkan gambar 14a hingga gambar 14d, dapat dilihat bahwa pada bagian luar droplet krim berwarna biru, sedangkan bagian
dalam droplet tidak berwarna biru sebagaimana warna biru yang terdapat pada bagian luar droplet. Hal ini disebabkan karena pewarna methylene blue merupakan
pewarna yang larut dalam air. Fase luar dari krim yang berupa air dapat dengan mudah diwarnai oleh methylene blue, sedangkan fase dalam krim droplet krim
sulit untuk diwarnai oleh methylene blue sebab methylene blue tidak dapat larut
dalam fase minyak sehingga fase dalam krim droplet krim tidak dapat diwarnai oleh methylene blue dan menimbulkan warna biru.
3. Uji ukuran droplet