Keterangan: Y
= respon hasil atau sifat yang diamati X
A
, X
B
= level faktor A, level faktor B b
= rata-rata dari semua percobaan b
1
,b
2
,b
12
= koefisien yang dapat dihitung dari hasil percobaan. Persamaan 1 dan hasil data yang diperoleh dari percobaan dapat
digunakan untuk membuat contour plot dan superimposed contour plot suatu respon tertentu. Contour plot dan superimposed contour plot digunakan untuk
mengetahui komposisi campuran yang optimum pada level yang diteliti Bolton and
Bon, 2010. Desain faktorial memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki efisiensi
yang maksimum dalam memperkirakan pengaruh yang dominan dalam menentukan respon, memungkinkan untuk mengidentifikasi pengaruh masing-
masing faktor, maupun pengaruh interaksi antar faktor, dapat mengurangi jumlah penelitian apabila dibandingkan dengan meneliti dua pengaruh faktor secara
terpisah, serta seluruh efek dan interaksi yang dihasilkan tidak tergantung pada efek dari faktor-faktor lain dalam percobaan Bolton and Bon, 2010.
F. Landasan Teori
Jambu biji merupakan suatu tanaman yang telah banyak tumbuh dan dikenal masyarakat. Daun jambu biji dikenal masyarakat berkhasiat untuk
mengatasi masalah diare. Namun manfaat lain dari daun jambu biji yang telah banyak diteliti yaitu sebagai antibakteri. Kemampuan antibakteri daun jambu biji
didapatkan dari kandungan senyawa yang dimiliki daun jambu biji yaitu tanin. Tanin berpotensi sebagai antibakteri dengan cara mempresipitasi protein bakteri.
Krim MA merupakan salah satu jenis krim yang banyak disukai oleh masyarakat karena memiliki beberapa keunggulan yaitu tidak lengket ketika
diaplikasi pada kulit, lembut dan mudah dicuci. Faktor yang dominan dalam menentukan sifat fisis dan stabilitas fisik krim yaitu emulsifying agent, humektan
dan interaksi keduanya. Emulsifying agent
merupakan suatu surfaktan yang memiliki gugus hidrofil dan lipofil sehingga dapat mengurangi tegangan permukaan antara dua
substansi minyak dan air dan menyebabkan kedua substansi tersebut tercampur. Tween 80 merupakan suatu emulsifying agent yang biasa digunakan dalam
kosmetik dan aman dalam penggunaannya tidak bersifat toksik. Tween 80 digunakan sebagai emulsifying agent pada krim MA pada konsentrasi 1-15.
Humektan merupakan suatu bahan atau eksipien dalam sediaan yang berfungsi untuk mencgah penguapan air dan menjaga kelembaban sediaan
maupun kulit. Sorbitol merupakan suatu humektan yang bersifat inert dan kompatibel dengan banyak eksipien
Metode desain faktorial dengan dua faktor dan dua level digunakan untuk mengetahui komposisi optimum dari emulsifying agent dan humektan yang
mempengaruhi sifat fisis krim. Pengaruh dominan yang menentukan sifat fisis krim ekstrak daun jambu biji serta daerah komposisi optimum Tween 80 dan
sorbitol dapat ditentukan melalui superimposed contour plot.
G. Hipotesis
1. Tween 80, sorbitol, atau interaksi kedua faktor berpengaruh signifikan
terhadap respon sifat fisis dan stabilitas fisik krim pada level yang diteliti. 2.
Area komposisi optimum Tween 80 dengan sorbitol pada level yang diteliti dapat ditemukan.
19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental menggunakan aplikasi desain faktorial dengan dua faktor Tween 80 dan sorbitol dan dua level
level rendah dan level tinggi.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Komposisi Tween 80 sebagai emulsifying agent dengan level rendah sebesar 4 gram dan level tinggi sebesar 6 gram, serta komposisi sorbitol
sebagai humektan dengan level rendah sebesar 6 gram dan level tinggi sebesar 9 gram.
2. Variabel tergantung
Sifat fisis krim ekstrak daun jambu biji yang meliputi pH, tipe emulsi krim, viskositas dan daya sebar serta stabilitas fisik krim yang meliputi
pergeseran viskositas dan daya sebar.
3. Variabel pengacau terkendali
Lama pengadukan, kecepatan putar mixer, kondisi bahan dan daun jambu biji yang digunakan dan lama penyimpanan krim
4. Variabel pengacau tak terkendali
Perubahan suhu dan kelembaban udara.