4. Kandungan kimia
Kandungan kimia yang terdapat dalam daun jambu biji adalah tanin, flavonoid, eugenol minyak atsiri, minyak lemak, damar dan triterpenoid.
Kandungan senyawa kimia daun jambu biji yang paling berpengaruh terhadap aktivitas antibakteri yaitu tanin Darsono and Artemisia, 2003. Tanin merupakan
komponen utama dalam daun jambu biji sebab jumlah kandungan tanin lebih banyak dari kandungan senyawa lainnya. Kandungan tanin dalam daun jambu biji
mencapai 9-12 Dirjen POM, 1989.
5. Manfaat dan kegunaan
Daun jambu biji telah banyak diteliti manfaat dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain berfungsi sebagai antibakteri, ekstrak daun jambu
biji telah diteliti efektif dalam mengatasi penyakit demam berdarah dengue DBD. Kelompok senyawa tanin dan flavonoid juga dapat menghambat aktivitas
enzim reverse transcriptase yang berarti dapat menghambat pertumbuhan virus berinti RNA. Pemberian oral ekstrak daun jambu biji terbukti dapat menurunkan
permeabilitas pembuluh darah dan dapat meningkatkan jumlah megakariosit dalam sumsum tulang, sehingga dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam
darah Suharmiati and Handayani, 2007.
B. Kulit
Kulit merupakan suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh. Kulit merupakan organ terbesar dan terluar yang terdapat pada tubuh. Kulit
menyelimuti sekitar 1,7 m
2
dan memiliki massa sebesar 10 dari massa total tubuh manusia rata-rata.
Kulit memiliki beberapa fungsi, antara lain: 1.
Menciptakan barrier yang melindungi tubuh dari lingkungan luar. Kulit juga berfungsi untuk melawan adanya permeasi dari radiasi sinar UV, senyawa
kimia, alergen, mikroorganisme 2.
Mencegah hilangnya kelembaban serta nutrisi tubuh dengan pengaturan penguapan air dari dalam tubuh secukupnya
3. Berperan sebagai homeostasis, mengatur suhu tubuh serta tekanan darah
4. Organ yang memiliki sensor pentingstimulasi terhadap terjadinya perubahan
lingkungan misalnya perubahan temperatur, tekanan dan rasa sakit. Kulit manusia terdiri atas tiga bagian, mulai dari yang paling terluar yaitu
epidermis, dermis, dan jaringan subkutan. Epidermis memiliki lima lapisan di bawahnya, antara lain stratum corneum, stratum lucidum, stratum granulosum,
stratum spinosum, dan stratum basal. Tidak terdapat pembuluh darah pada lapisan
epidermis. Pada stratum basal terdapat sel langerhans yang menyebabkan alergi, sel melanosit yang memproduksi melanin pigmentasi dan sel merkel yang
sensitif terhadap rangsang Benson and Watkinson, 2012.
C. Krim
Krim merupakan sediaan semisolid yang mengandung satu atau lebih bahan aktif yang terdisolusi atau terdispersi dalam sistem emulsi air dalam
minyak AM maupun minyak dalam air MA. Krim biasanya diaplikasikan secara topikal pada kulit, rektum maupun vagina. Banyak pasien lebih memilih
bentuk sediaan krim daripada salep karena bentuk sediaan krim lebih mudah menyebar di kulit dan mudah untuk dihilangkan Allen, Popovich, and Ansel,
2005. Sifat umum dari sediaan krim yaitu mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan dicuci atau
dihilangkan. Krim dapat memberikan efek mengkilap, berminyak, melembapkan, mudah tersebar merata serta relatif mudah berpenetrasi pada kulit Juwita,
Yamlean, and Edy, 2013. Vanishing cream
merupakan emulsi dengan tipe krim MA yang mengandung air dan asam stearat dengan jumlah besar. Vanishing krim yang telah
diaplikasikan pada kulit akan menyebabkan krim tertahan pada kulit, terjadi penguapan air dan meninggalkan lapisan tipis asam stearat. Vanishing cream telah
banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan, antara lain tidak lengket di kulit, lembut ketika digunakan, mudah dicuci menggunakan air sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pasien Ugandar and Deivi, 2013.
D. Bahan-bahan dalam Formulasi