94
mencapai KKM 65. Dengan ketercapaian keterampilan belajar dan hasil belajar siswa yang sudah dilihat di siklus II, penelitian ini
dihentikan sampai di siklus II.
B. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa kelas 1 SD Negeri Puren dalam materi kegiatan
pagi hari. 1.
Keterampilan Berbicara Dari pengamatan yang telah peneliti lakukan dan dari hasil
pengamatan yang ada dalam lembar pengamatan, dapat disimpulkan adanya peningkatan keterampilan berbicara siswa dalam mengikuti
pembelajaran Kegiatan pagi hari. Peningkatan ini terjadi di siklus I dan siklus II. Di siklus I, hasil keterampilan berbicara siswa memperoleh
nilai rata-rata 1,9. Nilai rata-rata tersebut diperoleh dari jumlah rata-rata tiap indikator dibagi dengan jumlah indikator. Dengan rumus yang sama,
pada siklus II nilai rata-rata keterampilan berbicara siswa adalah 2,1. Dari dua nilai rata-rata tersebut dapat dilihat bahwa keterampilan
berbicara siswa meningkat sebesar 0,2. Pada siklus I dalam faktor kebahasaan, terdapat 22 siswa yang
terampil dalam pengucapan 64,7, 21 siswa terampil dalam penggunaan jeda 61,8, terdapat 21 siswa yang terampil dalam
penggunaan nada 61,8, dan terdapat 21 siswa yang terampil dalam pemilihan kata 61,8. Dalam faktor non-kebahasaan terdapat 21 siswa
95
yang terampil dalam pembawaan 61,8, 24 siswa terampil dalam pandangan 70,6, 22 siswa yang terampil dalam penggunaan ekspresi
64,7, dan terdapat 23 siswa yang terampil dalam kelancaran berbicaranya 67,6. Dari data di atas, rata-rata siswa yang terampil
dalam keseluruhan indikator didapat dari jumlah seluruh siswa yang terampil di masing-masing indikator dibagi jumlah indikator yaitu 19
siswa. Sedangkan persentase siswa yang tuntas di keseluruhan indikator didapat dari jumlah persentase siswa yang terampil di masing-masing
indikator dibagi jumlah indikator adalah 57,2. Pada siklus II, indikator faktor kebahasaan yang dikuasai siswa
adalah sebagai berikut: 30 siswa yang terampil pengucapan 88,2, ada 28 siswa yang terampil dalam penggunaan jeda 82,4, 29 siswa yang
terampil penggunaan nada 85,3, dan 29 siswa yang terampil dalam pemilihan kata 85,3. Dalam faktor non-kebahasaan didapatkan 30
siswa yang terampil dalam pembawaan 88,2, 28 siswa yang menguasai pandangan 82,4, 28 siswa yang terampil dalam ekspresi
82,4, dan 29 siswa yang terampil kelancaran berbicaranya 85,3. Dari data di atas, rata-rata siswa yang terampil dalam keseluruhan
indikator didapat dari jumlah seluruh siswa yang terampil di masing- masing indikator dibagi jumlah indikator yaitu 28 siswa. Sedangkan
persentase siswa yang tuntas di keseluruhan indikator didapat dari jumlah persentase siswa yang terampil di masing-masing indikator
dibagi jumlah indikator adalah 84,9.
96
Dari hasil yang didapat di siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa ada kenaikan yang cukup drastis dari pencapaian keterampilan berbicara
siswa. Hal ini disebabkan oleh proses belajar yang dialami siswa cenderung lebih mengaktifkan siswa di kelas, bukan guru yang bertindak
aktif. Sehingga siswa yang mengalami pembelajaran dan siswa bisa dengan mudah mencerna apa yang mereka dapatkan.
Hasil yang diperoleh selama siklus I dan II, dapat kita lihat bahwa penggunaan video dalam pembelajaran siswa kelas 1 SD Negeri Puren
materi Kegiatan Pagi Hari cukup memuaskan. Hasil ini mendukung teori dari Heriyanto 2005: 24 yang menyatakan bahwa media video dapat
membuat siswa merasa senang dan media video bisa menjadi daya tarik sendiri dalam pembelajaran di kelas.Selain itu, Daryanto 2012: 7
mengungkapkan bahwa keterlibatan siswa diperlukan agar tercipta pembelajaran yang efektif. Dengan menggunakan video, siswa dapat
mencoba melakukan langsung cara berbicara yang sudah dicontohkan, sehingga bisa mengetahui bagaimana cara berbicara yang harus mereka
lakukan. Arsjad 1988: 17 menyatakan untuk menjadi pembicara yang baik,
pembicara juga harus memperhatikan faktor yang mendukung berbicaranya; dalam hal ini adlah faktor kebahasaan dan faktor non-
kebahasaan. Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian ini. Dibuktikan dengan meningkatnya nilai di setiap faktor kebahasaan maupun faktor
non-kebahasaan siswa di tiap siklus.
97
Penelitian ini juga senada dengan beberapa penelitian yang terdahulu. Penelitian milik Setiawardani 2013 menunjukkan bahwa
dengan mempersiapkan dan memilih video yang tepat bagi siswa, video dapat menjadi media pembelajaran yang baik dan meningkatkan
keterampilan belajar siswa di kelas.
2. Hasil Belajar
Menurut Purwanto 2009: 45, hasil belajar adalah sebuah perolehan dari proses berlajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Tujuan pengajaran menjadi hasil belajar yang dicapai siswa melalui kegiatan belajarnya. Hasil belajar siswa kelas 1 SD Negeri Puren
mengalami peningkatan dalam materi kegiatan pagi hari. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam penelitian ini disebabkan juga oleh
pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik menurut Hosnan 2014: 34 adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan.
Dengan pendekatan saintifik diharapkan siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar yang mereka dapatkan
menjadi baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran Terjadinya peningkatan pada penelitian ini siklus I dan II dilihat
dari meningkatnya nilai siswa daripada kondisi awal sebelum adanya penelitian. Pada tahun pelajaran 20122013, dari 32 siswa, terdapat 15
98
siswa 46,9 yang nilainya mencukupi KKM 65. Nilai rata-rata yang didapat adalah 65,9. Sedangkan pada tahun pelajaran 220132014, rata-
rata nilai yang didapat 30 siswa saat itu adalah 64, lbih rendah dari KKM yang dittapkan wali kelas 65. Dari 30 siswa, hanya terdapat 13 siswa
43,3 siswa yang nilainya melebihi KKM. Pada siklus I penelitian, rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar
76,47. Dari 34 siswa terdapat 27 siswa 79,4 yang nilainya melebihi KKM 65 dan sisanya 7 siswa 20,6 yang tidak memenuhi KKM.
Selain itu pada siklus I nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 96,7dan nilai terendah yaitu 40. Pada siklus II, rata-rata perolehan nilai
siswa adalah 81,18. Terdapat 33 siswa 97,1 yang nilainya memenuhi KKM 65 dan hanya ada 1 siswa 2,9 yang tidak memenuhi KKM.
Nilai tertinggi yang dicapai di siklus II adalah 100 dan nilai terendah adalah 63,3.
Dari siklus I dan II yang sudah dilakukan oleh peneliti, hasil belajar siswa dalam materi Kegiatan Pagi hari mengalami peningkatan
daripada kondisi awal sebelum diadakannya penelitian. Rata-rata nilai yang didapat siswa pada kondisi awal adalah sebesar 65,9 dan 64. Pada
siklus I, diperoleh rata-rata nilai hasil belajar siswa sebesar 76,47. Dan di akhir siklus II, peningkatan rata-rata hasil belajar siswa meningkat
sebesar 4,71 yaitu menjadi 81,18. Meningkatnya hasil belajar dalam penelitian ini juga serupa dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dinata 2013.Dalam penelitian tersebut,
99
peningkatan hasil belajar juga terjadi setelah pemanfaatan video dalam pembelajaran di kelas.
Dari pembahasan di atas, membuktikan bahwa penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa media video dapat meningkatkan keterampilan
berbicara dan hasil belajar siswa khususnya dalam materi kegiatan pagi hari.
100
BAB V PENUTUP