8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Landasan teori dalam penelitian ini akan menjelaskan beberapa hal, yaitu keterampilan berbicara, hasil belajar, media video, dan Pembelajaran Tema 3
Kegiatanku Subtema 1 : Kegiatan Pagi Hari. 1.
Keterampilan Berbicara Tarigan 1985: 18 mengungkapkan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perluasan. Tujuan
utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan pembicara agar maksud dan gagasannya
didengar oleh penyimak atau pendengar. Ada tiga 3 maksud umum dari berbicara itu sendiri. Maksud umum yang pertama untuk memberitahukan,
melaporkan to inform, selanjutnya untuk menjamu atau menghibur to entertain
, dan untuk membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan to persuade
. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam berbicara Tarigan
1985 : 20, antara lain : a.
Membutuhkan paling sedikit dua orang. Hal ini dimaksudkan agar salah satu individu menjadi pembicara dan yang lain menjadi penyimak atau
pendengar. Tetapi berbicara bisa saja dilakukan oleh satu orang saja. Contohnya saat individu tersebut sedang menggerutu karena kakinya
9
tersandung batu atau seseorang yang sedang menghapalkan materi pelajaran.
b. Mempergunakan sandi linguistik yang dipahami bersama. Sandi
linguistik adalahbeberapa tanda atau pengenal yang digunakan untuk menyampaikan maksud dari berbahasa itu sendiri. Sandi linguistik
digunakan agar dua belah pihak pembicara dan pendengar dapat saling memahami apa yang sedang mereka bicarakan. Bahkan bila mereka
menggunakan dua bahasa yang berbeda saling mengerti, pembicaraan mereka tetap dapat dilakukan.
c. Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum.Daerah referensi
yang umum mungkin selalu tidak mudah dikenalditentukan, namun, pembicaraan menerima kecenderungan untuk menemukan satu
diantaranya. d.
Merupakan suatu pertukaran antara partisipan. Pembicaraan yang dilakukan antara pembicara dan pendengar atau penyimak akan saling
bertukar informasi dan bisa juga saling bertukar pendengan menjadi pembicara dan sebaliknya.
e. Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan kepada
lingkungannya dengan segera.Sebuah pembicaraan akan terjadi dengan baik jika antara pembicara dan pendengar terjadi hubungan timbal balik
tentang respon dari pembicaraan tersebut. f.
Berhubungan dan berkaitan dengan masa kini.
10
g. Hanya melibatkan perlengkapan yang berhubungan dengan suarabunyi
bahasa dan pendengaran. h.
Secara tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan apa yang diterima. Suatu pembicaraan mencakup bukan hanya
apa yang secara nyata dibicarakan misalnya tentang keadaan lingkungan sebenarnya tetapi juga tentang yang lebih luas seperti
gagasan yang muncul dari pembicaraan tersebut. Secara garis besar berbicara dibagi dalam dua 2 bagian yaitu 1
berbicara di muka umum public speaking dan 2 berbicara pada konferensi conference speaking. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah bagian
berbicara di muka umum atau public speaking, dan jenisnya adalah berbicara untuk melaporkan. Berbicara untuk melaporkan bertujuan untuk memberikan
informasi dari pembicara kepada pendengarnya. Beberapa tujuan dalam berbicara di muka umum, antara lain:
a. Memberi atau menanamkan pengetahuan
b. Menetapkan atau menentukan hubungan-hubungan antara benda-
benda c.
Menerangkan atau menjelaskan suatu proses d.
Mengintepretasikan atau menafsir sesuatu persetujuan ataupun menguraikan sesuatu tulisan
Tujuan yang akan dicapai tersebut akan terwujud dengan adanya penyusunan rencana. Dalam menyusun rencana tersebut, diperlukan beberapa
hal juga yang harus diperhatikan yaitu :
11
a Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati kita. Hal ini
dibutuhkan karena jika seorang pembicara memilih pokok pembicaraan yang sesuai dengan pilihan hatinya, sudah bisa dipastikan
jika apa yang akan disampaikannya dapat menarik para pendengar. b
Membatasi pokok pembicaraan. Pokok pembicaraan yang akan disampaikan tidak mungkin bisa sampai ke hal-hal yang terperinci.
Jika hal ini dilakukan sudah pasti akan membutuhkan waktu lama. Pembicaraan yang menghabiskan waktu lama bisa membuat pendengar
menjadi bosan dan tidak tertarik pada topik yang disampaikan. Untuk itu pembicara perlu membatasi hal-hal penting apa saja yang harus
disampaikan kepada pendengar hingga pokok pembicaraan tersalurkan dan tidak membuat pendengar menjadi bosan.
c Mengumpulkan bahan-bahan. Hal selanjutnya yang diperlukan dalam
menyusun rencana berbicara di depan umum adalah menyiapkan bahan tentang topik apa saja yang akan dibicarakan. Hal ini bisa didapat dari
buku, internet, pengalaman pribadi, atau bahkan ada seseorang yang ahli dan mau dimintai keterangan tentang topik yang akan dibicarakan.
d Menyusun bahan. Setelah semua bahan pembicaraan dikumpulkan,
pembicara harus menyusun bahan tersebut ke dalam tiga bagian yaitu pendahuluan, isi, dan kesimpulan.
Arsjad 1988: 17 mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan berbahasa seseorang yaitu faktor kebahasaan dan
12
faktor nonkebahasaan. Dua faktor tersebut akan diuraikan dalam penjelasan sebagai berikut:
a. Faktor Kebahasaan
Dalam faktor kebahasaan terdapat beberapa aspek yang bisa diperhatikan untuk menunjang keterampilan berbicara yaitu
1 Pengucapan kata lafal
Pengucapan kata menjadi hal yang penting dalam keterampilan berbicara. Pengucapan kata yang jelas dan benar akan
menyampaikan maksud atau isi yang benar pula kepada pendengar. Jika seseorang berbicara tanpa lafal yang jelas, makna dari
perkataan itu mungkin tidak tersampaikan atau dapat bermakna lain dan tidak sesuai dengan maksud awal pembicaraan.
2 Penempatan penggalan dan jeda
Kedua hal ini juga menjadi aspek yang harus diperhatikan dalam berbicara. Pendengan akan lebih mudah mengerti maksud dari
suatu perkataan jika penempatan penggalan kata dan kalimatnya tepat. Penggalan kalimat yang salah akan menimbulkan makna
yang berbeda dari kalimat itu sendiri atau bahkan menghilangkan makna yang awalnya akan diberikan. Selain itu, pendengar juga
akan lebih
mudah memahami
suatu pembicaraan
jika pengucapannya menggunakan jeda yang tidak sesuai; tidak terlalu
cepat dan tidak terlalu lambat.
13
3 Nada atau irama
Penggunaan nada pada sebuah pembicaraan juga mempengaruhi daya paham pendengar. Pendengar akan lebih mudah mengerti
maksud dari suatu pembicaraan seseorang sedih, gembira, pernyataan, pertanyaan, dll. apabila ada nada dalam kalimatnya.
Jika pembicaraan cenderung datar dalam menyampaikan meksudnya, pendengar akan susah mennagkap maksud dari
pembicaraan atau bahkan diacuhkan. 4
Pilihan kata diksi Pilihan kata yang tepat juga akan membuat sebuah pembicaraan
semakin komunikatif. Pilihan kata dikatakan tepat apabila seorang pembicara dapat memilik kata-kata apa yang pantas digunakan
kepada pendengar. Hal ini menjadi sangat penting karena pendengar akan merasa nyaman berbicara apabila pilihan kata yang
mereka dengan sesuai dengan apa yang bisa mereka pahami. 5
Ketepatan sasarantopik Sebuah pembicaraan yang baik adalah pembicaraan yang dapat
menyampaikan maksud dari topik secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kalimat pembicara. Kalimat yang
tepat akan mempermudah pendengar menerima maksud dari topik yang disampaikan pembicara.
14
b. Faktor Non kebahasaan
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam faktor nonkebahasaan untuk menunjang keterampilan berbicara seseorang yaitu:
1 SikapPembawaan
Sikap menjadi hal yang penting dalam penyajian seseorang saat berbicara. Pendengar akan mudah mengerti isi pembicaraan
seseorang saat seorang pembicara tenang dalam berbicara. Karena sikap yang tenang akan mudah meyakinkan pendengar bahwa
pembicara menguasai materi yang ia sampaikan. 2
Pandangan Mata Diperlukan pandangan mata saat seseorang berbicara. Hal ini
dibutuhkan supaya terlihat adanya komunikasi yang aktif antara pembicara dan pendengar. Pembicara yang baik akan mengarahkan
pandangan matanya keseluruh pendengar, membuat pendengar merasa dihargai dan benar-benar diajak berbicara.
3 MimikEkspresi
Ekspresi yang tepat akan membuat pembicaraan menjadi efektif. Ekspresi pembicara yang tepat juga akan membantu penyampaian
topik kepada pendengar. Pendengar akan lebih mudah menangkap topik dari pembicara apabila penggunaan ekspresi tidak berlebihan.
4 Kelancaran
Kelancaran menjadi menjadi hal yang penting juga dalam penilaian keterampilan berbicara. Pendengar akan lebih mudah menerima
15
maksud dari pembicaraan seseorang jika pembicara lancar dan tidak terbata-bata saat berbicara. Seringkali pembicara masih
belum lancar dalam berbicara dikarenakan penguasaan materi yang belum sepenuhnya.
5 Penguasaan materi
Penguasaan topik juga membuat suatu pembicaraan berjalan komunikatif. Pendengar akan merasa yakin pada isi dari topik
adalah benar jika pembicara menguasai apa yang sedang ia katakan. Jadi penguasaan topik sebenarnya menjadi faktor utama
dalam suatu pembicaraan. Berdasarkan
penjelasan yang
memperjelas keterampilan
berbicara yang dikemukakan oleh Arsjad, maka dalam penelitian ini indikator keterampilan berbicara dibatasi sebagai berikut:
a. Faktor kebahasaan meliputi indikator pengucapan, jeda, nada, dan
pilihan kata. b.
Faktor non-kebahasaan meliputi indikator pembawaan, pandangan mata, ekspresi, dan kelancaran.
Dalam penelitian ini indikator ketepatan sasaran yang termasuk dalam faktor kebahasaan dan indikator penguasaan materi yang termasuk dalam faktor
non-kebahasaan tidak diikutkan. Hal ini dikarenakan materi dan topik yang diberikan kepada siswa sudah ditentukan oleh guru peneliti sehingga siswa tidak
perlu menyiapkan materi dan hanya berfokus pada delapan indikator yang lain.
16
Penilaian indikator ketepatan sasaran dan penguasaan materi terpenuhi dengan nilai hasil belajar mereka yang baik di atas KKM.
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Banyak pendapat yang mengemukakan tentang pengertian belajar. Dalam penelitian ini ada beberapa pendapat yang digunakan untuk
menyamakan persepsi tentang belajar. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Slameto 2010: 2 mengatakan, belajar adalah suatu proses yang
dilakukan sesorang untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari apa yang
dia alami sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Dalam pengertian ini, Slameto menekankan pada pengalaman
pembelajar dengan lingkungannya. Melalui apa yang dialami dengan
lingkungannya, pembelajar
akan mendapatkan
pengalaman-pengalaman belajar. 2.
Hamalik 2007: 12 mengemukakan bahwa belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikologis. Seseorang
dikatakan telah belajar apabila di akhir pembelajarannya, dia
17
sudah memperoleh perubahan dalam dirinya dan memiliki pengalaman baru.
Dari dua pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang diperoleh individu berdasarkan pengalaman
aktifnya selama berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Di akhir proses belajar, pembelajar akan mendapatkan perubahan dalam
aspek kognitif, afektif, dan psikologisnya. b.
Hasil Belajar Dengan berakhirnya proses belajar, maka individu akan
mendapatkan hasil dari belajarnya tersebut. Winkel Purwanto, 2009: 51 mengungkapkan bahwa hasil belajar mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Dalam domain kognitif mencakup Comprehension
pemahaman, Synthesis
mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru, evaluation penilaian.
Domain afektif mencakup receiving sikap menerima, responding merespon,
valuing nilai,
organization organisasi,
dan characteristic
karakteristik. Sedangkan domain psikomotorik mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial,
dan intelektual. Selain itu Gagne Purwanto, 2009: 53 juga mengungkapkan
bahwa hasil belajar menurut pendapatnya. Menurutnya hasil belajar adalah 1 informasi verbal, 2 ketrampilan intelektual, 3 strategi
18
kognitif, 4 keterampilan kognitif, dan 5 sikap yang dikuasai siswa setelah menerima pelajaran.
Berdasarkan pada dua pengertian tersebut maka hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti
proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan siswa dalam
hal penguasan materi yang telah dipelajari. Dalam penelitian ini hasil belajar difokuskan pada aspek kognitif siswa. Aspek afektif dinilai
dalam faktor non-kebahasaan dalam keterampilan berbicara. Dan aspek psikomotor meliputi faktor kebahasaan siswa. Indikator hasil
belajar yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah penguasaan siswa dalam memahami materi yang diberikan guru peneliti. Hal
ini dapat dilihat dari pencapaian nilai rata-rata soal evaluasi seluruh siswa, dan besarnya Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM.
3. Video
a. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau penyalur. HeinichKosasih, 2007: 53
mengungkapkan bahwa media adalah saluran komunikasi. Dalam konteks ini, media yang dimaksud adalah alat-alat grafis, fotografis,
atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
19
Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian. Selain itu media secara mendasar tidak hanya
mengembangkan potensi siswa, tetapi juga mengembangkan kepribadian siswa yang bersangkutan.
b. Media Video
Media video adalah salah satu jenis dari media pembelajaran yang berupa penggabungan antara suara dan gambar. Menurut
Ibrahim Mahadewi, 2012: 3 mengungkapkan video sebagai pembelajaran sebagai penayangan ide pada layar televisi. Sementara
pengertian video menurut Ibrahim adalah perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan sebagai media penayangan ulang
dari suatu rekaman. Unsur dalam video adalah adanya pesan yang disampaikan yang berupa fakta maupun fiktif yang bersifat
informatif, edukatif, ataupun instruksional Sadiman, 2005: 74. Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat diartikan video
sebagai media pembelajaran adalah jenis media audio visual yang dapat menampilkan sebuah materi fakta ataupun fiktif yang bersifat
informatif, edukatif, ataupun instruksional. Dari pemakaian video sebagai media pembelajaran, ada
kelemahan dan kelebihan video sebagai media pembelajaran Kelemahan penggunaan video
20
1 Pembuatan atau pemilihan video harus kreatif dan menarik,
sesuai dengan penontonnya. 2
Perhatian siswa susah dikuasai. Jika video itu menarik, siswa cenderung asik dengan cerita dan susah dikondisikan. Sedangkan
jika video yang ditampilkan kurang menarik, siswa susah untuk dirangsang aktif.
3 Penggunaan media ini cenderung kompleks karena harus disertai
beberapa perangkat elektronik lainnya. Kelemahan penggunaan video
1 Mengatasi jarak dan waktu
2 Menggambarkan waktu yang cukup lama menjadi lebih singkat
3 Mengembangkan pemikiran siswa
4 Dapat diulang-ulang sesuai keperluan
5 Pesan mudah diingat
4. Pembelajaran Tema 3 Subtema 1 di SD
Pembelajaran Tema 3 Kegiatanku Subtema 1 : Kegiatan Pagi Hari, digunakan untuk kelas 1 SD dengan menggunakan Kurikulum
2013. Di dalam kurikulum 2013 diterapkan juga pendekatan saintifik. a.
Kurikulum 2013 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengungkapkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
21
pelajaran, serta
cara yang
digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dari pengertian tersebut terdapat dua dimensi yang terdapat di kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun pelajaran 20132014 diterapkan dengan memenuhi kedua dimensi
tersebut. Kurikulum 2013 diterapkan berdasarkan beberapa faktor.
Pertama, faktor internal, terkait dengan kondisi pendidikan yang ada, kurikulum 2013 diharapkan dapat terlaksana dengan mengacu pada
delapan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Mengacu dari delapan standar tersebut, kurikulum 2013 diterapkan untuk mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang
melimpah dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang kompeten dan terampil.
Faktor lain yang mendasari penerapan kurikulum 2013 adalah faktor eksternal yang mencakup kehidupan masa sekarang. Arus
globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
22
informasi, kebangkitan industri kreatif, dan kebangkitan pendidikan di tingkat internasional sekarang ini. Adanya kurikulum 2013
diharapkan dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik menjadikan manusia yang berkualitas yang tercantum pada tujuan
pendidikan nasional. Dalam penerapannya, kurikulum 2013 mengembangakan proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir, pengetahuan, dan keterampilan psikomotor mereka. Proses
pembelajaran langsung disusun dan dirancang dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan
pembelajaran.Sementara proses pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung
tetapi tidak dirandang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkaitan dengan penilaian sikap peserta didik.
Pembelajaran dalam
kurikulum 2013
menggunakan pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan
saintifik. Pembelajaran tematik terpadu adalah suatu penyajian pembelajaran dengan menyatukan beberapa mata pelajaran dengan
tema sebagai media pemersatunya.
23
b. Pendekatan Saintifik
Sumantoro Putra,
2013: 40
mengungkapkan bahwa
pendekatan saintifik adalah langkah-langkah yang tersusun secara sistematik untuk memperoleh satu kesimpulan ilmiah. Selain itu
Kemendikbud 2013 menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu pembelajaran yang mendorong dan memacu anak untuk
melakukan keterampilan ilmiah. Keterampilan ilmiah yang dimaksud adalah proses belajar siswa yang meliputi mengamati, menanya,
mencoba, menalar, dan mengomunikasikan Daryanto, 2014:59. 1
Mengamati Dalam kegiatan mengamati, siswa lebih diutamakan untuk
mencari makna dari materi yang disajikan. Siswa dapat memenuhi keingintahuan mereka dalam suatu materi dari
kegiatan mengamati. Kompetensi yang dikembangkan dari kegiatan mengamati adalah melatih kesungguhan, ketelitian,
mencari informasi. 2
Menanya Setelah kegiatan mengamati, siswa dirangsang untuk
mengemukakan rasa ingin tahu mereka dengan bertanya. Pertanyaan yang diajukan siswa mewakili rasa ingin tahu siswa
dari materi yang bersangkutan. Kompetensi yang ingin dikembangkan dari kegiatan menanya adalah mengembangkan
24
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan siswa merumuskan hal yang ingin mereka tahu dalam bentuk pertanyaan.
3 Mencoba
Pada tahap ini siswa dibimbing untuk mencoba suatu kegiatan yang berkaitan dengan materi yang bersangkutan.
Misalnya siswa dibimbing untuk mengungkapkan isi dari video dengan mencoba berbicara dengan percaya diri.
4 Menalar
Dalam kegiatan ini siswa dilatih untuk berpikir logis dan sistematis atas fakta yang mereka dapat dari materi untuk bisa
menarik kesimpulan dari materi yang mereka dapat tersebut. Kompetensi yang dikembangkan untuk tahap menalar adalah
mengembangkan kejujuran, teliti, disiplin, kerja keras, kemampuan menyimpulkan pendapat.
5 Mengomunikasikan
Dalam tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk memberikan hasil dari proses pembelajarannya di depan kelas.
Dalam penelitian ini, mengomunikasikan dilakukan siswa dengan menceritakan kembali cerita dari materi yang sudah mereka
terima. Kompetensi yang ingin dikembangkan dari tahap ini adalah kejujuran, teliti, kemampuan berpikir sistematis, dan
mengungkapkan pendapat secara singkat dan jelas.
25
Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik memiliki tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup Daryanto, 2014:81. Dalam kegiatan pendahuluan, diharapkan suasana pembelajaran tercipta dengan
efektif dan siswa dapat terpacu untuk melaksanakan pembelajaran. Dalam kegiatan inti, yang merupakan kegiatan utama dalam
pembelajaran saintifik. Dalam kegiatan ini siswa diharapkan memahami dan mendapatkan pengalaman belajar. Kegiatan inti
bertujuan untuk mengonstruksi konsep, hukum, atau prinsip siswa yang dibantu oleh guru melalui langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan penutup di akhir proses pembelajaran dilakukan dengan tujuan memvalidasi konsep yang dikuasai siswa dan memberi
pengayaan dari materi yang dikuasai siswa.
c. Pembelajaran tema 3 Kegiatanku Subtema 1:Kegiatan Pagi Hari
Pembelajaran tema 3 Kegiatanku Subtema 1: Kegiatan Pagi Hari diajarkan pada minggu-minggu awal di kelas 1 dalam
Kurikulum 2013. Dalam pembelajaran ini, aktivitas siswa lebih ditekankan daripada pemberian materi dari guru. Dengan demikian
keaktifan siswa tersebut dapat mempermudah penyerapan materi bagi siswa.
Materi dalam penelitian ini dibagi menjadi empat pertemuan; dua pertemuan untuk siklus I dan dua pertemuan untuk siklus II.
26
Pembelajaran subtema kegiatan pagi hari mencakup beberapa mata pelajaran, tetapi dalam penelitian ini dikhususkan ke dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pertemuan pertama siklus I, materi yang diberikan berupa benda-benda serta kejadian yang yang
ada di pagi hari. Pertemuan kedua dengan materi kegiatan di pagi hari, dari bangun tidur hingga berangkat sekolah. Dalam siklus II,
pertemuan pertama siswa diberi materi tentang sarpan pagi dan pada pertemuan kedua siswa diberikan materi denah rumah mereka.
B. Penelitian yang Relevan