77
tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan kategori sangat lemah dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian ini.
b. Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan pengembangan
karakter sosial siswa H
o2
: Tidak ada hubungan persepsi siswa tentang implementasi
pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan pengembangan karakter siswa
H
a2
: Ada hubungan persepsi siswa tentang implementasi
pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan pengembangan karakter siswa
Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa Tentang Implementasi
Pendekatan Saintifik dengan Pengembangan Karakter Siswa
Correlations
Saintifik Karakter
Spearmans rho Saintifik
Correlation Coefficient 1.000
.503 Sig. 2-tailed
. .000
N 358
358 Karakter
Correlation Coefficient .503
1.000 Sig. 2-tailed
.000 .
N 358
358 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Berdasarkan tabel 4.10 tampak bahwa nilai correlation coefficient Spearman’s rho = 0,503. Nilai tersebut menunjukan
bahwa hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan
78
saintifik dalam
pembelajaran akuntansi
keuangan dengan
pengembangan karakter siswa adalah positif dengan kategori cukup. Artinya, semakin baik implementasi pendekatan saintifik maka
semakin baik pengembangan karakter siswa. Nilai Sig 2-tailed pada tabel 4.10 adalah sebesar 0,000, hal tersebut menunjukan bahwa
hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan pengembangan
karakter siswa adalah signifikan nilai Sig 2-tailed = 0,000 α = 0,05. Artinya, H
a2
diterima dan H
o2
ditolak. Dengan demikian kesimpulan yang menyatakan ada hubungan persepsi siswa tentang
implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan pengembangan karaker siswa dengan kategori cukup
dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian ini.
79
D. Pembahasan
1. Hubungan Persepsi Siswa tentang Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Akuntansi Keuangan dengan Tingkat Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi Berdasarkan analisis data ditemukan hasil penelitian bahwa ada
hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir
tingkat tinggi Spearman rho = 0,195; Sig 2-tailed = 0,000 α = 0,05. Persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran akuntansi keuangan menunjukkan bahwa nilai rata-rata mean = 30,1173, nilai tengah median = 30, nilai modus = 30, dan
standar deviasi = 2,8220. Hal tersebut menunjukkan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi
keuangan adalah sangat baik. Sementara pada tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi menunjukkan bahwa nilai rata-rata mean = 77,3855, nilai
tengah median = 80, nilai modus = 100, dan standar deviasi = 22,9594. Hal tersebut menunjukkan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa adalah baik. Namun demikian, nilai koefisien korelasi persepsi siswa tentang pendekatan santifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan
dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa menunjukkan derajat hubungan kedua variabel adalah positif dengan kategori sangat
lemah.
80
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, maka dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Hasil penelitian ini sejalan dengan pandangan Yunus Abidin 2014: 127 yang menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah model
pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan
masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam
upaya meningkatkan pemahaman siswa. Karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik melibatkan proses-proses kognitif yang
potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa M. Hosnan, 2014:36.
Dengan demikian, semakin baik implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan maka semakin baik pula
tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat diperlukan dalam
proses pembelajaran untuk memecahkan sebuah masalah sehingga siswa dapat mengukur sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi
pembelajaran tersebut. Menurut Lewis dan Smith 1993, berpikir tingkat tinggi terjadi ketika orang itu mengambil informasi,
menyimpannya dalam memori, menghubungkan, meluaskan informasi tersebut untuk mencapai tujuan atau mencari jawaban dari situasi yang
membingungkan. Kemampuan berpikir siswa dapat terlihat dalam
81
upaya pemecahan masalah, mengumpulkan materi dan penyelesaian masalah, sehingga apabila siswa mampu memecahkan soal,
permasalahan dalam diskusi maka siswa tersebut mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berpikir tingkat tinggi merupakan
berpikir pada level yang tinggi, dimana seseorang tidak hanya sekedar mengingat saja akan tetapi mampu menyimpan dan mengolah
informasi yang telah didapatkan dan digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau suatu pertanyaan yang ada. Seperti halnya
yang dikemukakan oleh guru akuntansi SMK Negeri 1 bahwa pendekatan
saintifik dalam
pembelajaran akuntansi
dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, karena materi ajar
akuntansi tidak cukup hanya dihafal oleh siswa namun harus ditelaah dan dianalisis sehingga harus membuat siswa berpikir keras dalam
menyelesaikan soal dan masalah tersebut. Oleh sebab itu, jika implementasi pendekatan saintifik berjalan dengan baik maka
kemampuan berpikir tingkat tinggi juga akan lebih baik. b. Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan persepsi siswa tentang
implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dikategorikan
sangat lemah. Diduga kuat keadaan tersebut disebabkan kurangnya pemahaman guru terhadap implementasi Kurikulum 2013, seperti
dikemukakan oleh guru akuntansi SMK Negeri 1 Wonosari. Kurangnya pemahaman disebabkan masih kurangnya pendidikan dan