BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab I dibahas tentang hal yang melatar belakangi diadakannya penelitian ini serta rumusan masalah, batasan istilah, tujuan penelitian dan
manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu usaha mendewasakan siswa dan bukan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Pendidikan merupakan suatu
proses dalam rangka melibatkan siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan, sehingga menimbulkan perubahan dalam
dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan bermasyarakat Nana Sudjana, 2002: 41. Pendidikan memiliki tujuan yaitu
merancang siswa yang mempunyai pengetahuan dan berbudi luhur sehingga menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya.
Pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan suatu bangsa. Untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan secara keseluruhan
maka dibutuhkan pula kualitas kegiatan belajar mengajarnya. Pada peningkatan
mutu pendidikan
perkembangan suatu
bangsa akan
menghasilkan peningkatan kualitas manusia. Peningkatan kualitas manusia yang dimaksud adalah peningkatan pada aspek kepribadian, kemampuan dan
juga tanggung jawab. Maka dapat di simpulkan bahwa secara keseluruhan pendidikan yaitu siswa yang belajar.
1
2
IPS merupakan mata pelajaran tentang manusia dan dunia yang ada sekelilingnya. Dengan adanya mata pelajaran IPS maka siswa dapat
memperoleh banyak pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kepekaan terhadap hidup beserta tantangan-tantangan yang ada. Demikian juga dengan mata
pelajaran IPS, peran aktif anak didik lebih dimaksimalkan karena pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan kuat. Hal ini
ditunjukkan oleh kecenderungan heran dan kagum pada hal-hal yang baru dan menantang. Selain itu mata pelajaran IPS juga sudah diajarkan di kelas bawah
1,2,3 sehingga mereka dapat mengolah tahun pelajaran selanjutnya dan juga materi IPS penuh dengan pesan, nasehat yang abstrak seperti arti perjuangan,
jasa dan peranan dari pahlawan yang telah gugur demi membela bangsa, memperjuangkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
Pembelajaran tipe Jigsaw II adalah pembelajaran model kooperatif dimana semua siswa belajar keseluruhan materi sebelum siswa belajar yang
akan menjadi keahliannya, dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II ini tiap anggota memiliki keterlibatan dan tanggung jawabnya untuk
membantu anggota kelompok lain dalam memahami materi. Pada setiap anggota kelompok memiliki peran untuk meningkatkan kemampuannya agar
kelompok tersebut mendapatkan pengahargaan. Proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan antara guru,
siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih model dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran.Tujuan pembelajaran 2
3
yang diinginkan tentu yang optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik dalam proses belajar mengajar agar pemahaman
konsep siswa dalam belajar lebih baik, salah satu diantaranya yang menurut peneliti penting adalah pendekatan pembelajaran. Banyak cara yang dapat
dilakukan untuk dapat membuat siswa aktif dalam suasana menyenangkan salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II.
Pendekatan model pembelajaran ini mampu membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Peneliti melakukan pengamatan, peneliti mencatat bahwa dari hasil rata-rata nilai ulangan harian SDN Adisucipto 1 kelas V tahun 20122013
sebagai kondisi awal adalah 48,5. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 10 siswa dari 32 siswa 32,25 , sedang KKM nilai IPS yang ditetapkan
adalah 60. Dari hasil rata-rata ulangan harian siswa kelas V SDN Adisucipto 1 masih perlu ditingkatkan lagi agar semua nilai yang diperoleh siswa
mencapai KKM yang sudah ditetapkan. Kenyataan ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman
siswa terhadap materi IPS yang ada. Hal ini diakibatkan oleh siswa sendiri yang sering bermalas-malasan , ribut sendiri ketika guru sedang menerangkan
dan siswa kurang tertarik terhadap pelajaran yang diberikan guru. Selain itu dalam menyampaikan suatu konsep guru belum sepenuhnya menggunakan
strategi pembelajaran yang tepat. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan juga lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa didukung metode
pembelajaran yang bervariasi, sehingga pembelajaran tampak monoton dan
4
kurang melibatkan siswa secara aktif. Dalam mengajar guru juga terlalu cepat menyampaikan materi, sehingga banyak siswa yang kurang paham.
Untuk mengatasi akar permasalahan di atas, dipilih penggunaan pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Guru belum pernah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran IPS. Dalam pembelajaran berikutnya diharapkan peneliti akan
melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, karena dengan pembelajaran yang lebih bervariasi
dapat meningkatkan peran serta siswa dan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk memilih
judul : “Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar kelas VA SD Negeri
Adisucipto 1 mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II”
B. Batasan Masalah