Keefektifan Model Pembelajaran SAVI Somatis, Auditori, Visual, Dan Intelektual

3 Untuk Sekolah a. Bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pada mata pelajaran Matematika. b. Dapat dijadikan sarana uji coba implementasi dan pengembangan metode dan pendekatan pembelajaran di SMA. c. Dapat meningkatkan mutu pendidikan di SMA. d. Dapat memberikan nilai tambah dalam meningkatkan kualitas sekolah.

1.5 Penegasan Istilah

Untuk menghindari adanya penafsiran yang berbeda-beda terhadap judul dan memberikan gambaran yang jelas kepada para pembaca maka perlu dijelaskan batasan-batasan istilah sebagai berikut.

1.5.1 Keefektifan

Dalam penelitian ini, yang dimaksud keefektifan dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut. 1 Hasil belajar aspek kemampuan komunikasi matematika peserta didik kelas X MA Al Asror yang diajar dengan model pembelajaran SAVI berbantuan CD Pembelajaran dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM individual sebesar 60 dan KKM klasikal sebesar 75 dari jumlah peserta didik yang ada dikelas tersebut. 2 Rata-rata kemampuan komunikasi matematika peserta didik kelas X MA Al Asror yang diajar menggunakan model pembelajaran SAVI berbantuan CD Pembelajaran lebih baik dari yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional.

1.5.2 Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dimaksud pada penelitian ini adalah suatu cara atau langkah-langkah kongkrit yang dilakukan pada proses belajar agar dapat mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan.

1.5.3 SAVI Somatis, Auditori, Visual, Dan Intelektual

1 Somatis Berasal dari bahasa Yunani yaitu tubuh – soma. Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerak dan berbuat. Sehingga pembelajaran somatis adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung. 2 Auditori Belajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran kita lebih kuat daripada yang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi bahkan tanpa kita sadari. Ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam pembelajaran peserta didik hendaknya mengajak peserta didik membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman peserta didik dengan suara. Mengajak mereka berbicara saat memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan makna-maknan pribadi bagi diri mereka sendiri. 3 Visual Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak kita terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Setiap peserta didik yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program computer. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar. 4 Intelektual Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Tindakan pembelajar yang melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, dan memecahkan masalah.

1.5.4 Model Pembelajaran Konvensional