Pembelajaran Konvensional LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

secara simultan menggerakkan sesuatu S untuk menghasilkan pemikiran yang dapat dituangkan dalam bentuk tulisan V sambil membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan A. Menggabungkan keempat modalitas belajar dalam satu peristiwa pembelajaran adalah inti dari Pembelajaran Multi Inderawi.

2.3 Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional yang dimaksud merupakan pembelajaran dimana metode ceramah lebih dominan digunakan daripada metode lainnya. Metode ceramah dalam pembelajaran matematika menurut Suyitno 2004: 3 adalah cara penyampaian materi pelajaran informasi secara lisan dari seseorang guru kepada peserta didik didalam kelas. Kegiatan berpusat pada guru dan komunikasi yang terjadi searah dari guru kepada peserta didik. Guru hampir mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran sedang peserta didik hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya. Tahap-tahap dari pembelajaran konvensional berorientasi pada pembukaan-penyajian-penutup. Kelebihan dari metode ceramah adalah sebagai berikut. 2 Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. 3 Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. 4 Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. 5 Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas. 6 Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Kekurangan dari metode ceramah adalah sebagai berikut. 1 Materi yang dapat dikuasai peserta didik sebagai hasil ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. 2 Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. 3 Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering diangap sebagai metode yang membosankan. 4 Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh peserta didik sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Sanjaya, 2006: 148-149 Wallace dikutip dalam Sodikin, dkk 2009: 740 menyatakan bahwa pembelajaran konvensional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 1 Otoritas seorang guru lebih diutamakan dan berperan sebagai contoh bagi murid-muridnya. 2 Perhatian kepada masing-masing individu atau minat peserta didik sangat kecil. 3 Pembelajaran di sekolah lebih banyak dilihat sebagai persiapan akan masa depan, bukan sebagai peningkatan kompetensi peserta didik di saat ini. 4 Penekanan yang mendasar adalah pada bagaimana pengetahuan dapat diserap oleh peserta didik dan penguasaan pengetahuan tersebutlah yang menjadi tolok ukur keberhasilan tujuan, sementara pengembangan potensi peserta didik diabaikan. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini secara garis besar adalah sebagai berikut. 1 Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang jarak dalam ruang dimensi tiga dengan ceramah. 2 Guru memberikan contoh soal disertai tanya jawab. 3 Guru bersama peserta didik berlatih menyelesaikan soal, salah satu peserta didik diminta mengerjakan soal di depan kelas. 4 Peserta didik diberi kesempatan bertanya, jika kesulitan menyelesaikan soal. 5 Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran.

2.4 Kemampuan Komunikasi Matematika