Gaya Belajar LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2 Representations, yaitu kemampuan peserta didik dalam menggambarkan atau menginterpretasikan ide, situasi, dan relasi matematika, malalui gambar benda nyata, diagram, grafik, ataupun secara geometris.

2.5 Gaya Belajar

Gaya belajar adalah kunci untuk mengambangkan kinerja dalam belajar di sekolah, dan dalam situasi-situasi pribadi. Ketika peserta didik menyadari bagaimana mereka dan orang lain menyerap dan mengolah informasi, mereka dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya belajar sendiri. DePorter 2004: 110-112, mengemukakan bahwa telah disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang bagaimana peserta didik belajar. Pertama, bagaimana menyerap informasi dengan mudah modalitas dan kedua, cara mengatur dan mengolah informasi tersebut dominasi otak. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur seerta mengolah informasi. Pada awal pengalaman belajar, salah satu diantara langkah-langkah pertama adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas visual, auditori, atau kinestetik V-A-K. Seperti yang telah disebutkan diatas, orang visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditori melakukannya melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun masing-masing belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya. Menurut DePorter 2004: 116-120 banyak ciri-ciri perilaku lain merupakan petunjuk kecenderungan gaya belajar. Ciri-ciri berikut menunjukkan gaya belajar visual, auditor, dan kinestetik somatis. 1 Orang-orang visual: a Rapi dan teratur. b Berbicara dengan cepat. c Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik. d Teliti terhadap deatil. e Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar. f Mengingat dengan asosiasi visual. g Biasanya tidak terganggu dengan keributan. h Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang lain untuk mengulanginya. i Pembaca cepat dan tekun. j Lebih suka membaca daripada dibacakan. k Lebih suka melakukan mempersentasikan daripada berbicara. 2 Orang-orang auditori: a Berbicara kepada diri sendiri saat belajar. b Mudah terganggu keributan. c Mengerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca. d Senang membaca dengan keras dan mendengarkan. e Dapat mengulangi kembali dan menirukan suara yang didengarnya. f Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita. g Biasanya pembicara yang fasih. h Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat. i Suka berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar. j Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi. 3 Orang-orang kinestetik somatis: a Berbicara dengan perlahan. b Menanggapi perhatian fisik. c Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak. d Belajar melalui memanipulasi dan praktik. e Menghafal dengan cara berjalan dan melihat. f Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca. g Banyak menggunakan isyarat tubuh. Gilakjani 2011 mengungkapkan bahwa: Learning style is important for many reasons; however,there are three vital ones. First of all, people’s learningstyles will vary because everyone is different from one another naturally. Secondly, it offers the opportunity toteach by using a wide range of methods in an effective way.Sticking to just one model unthinkingly will create a monotonous learning environment, so not everyone willenjoy the lesson. In other words, learning and teaching willbe just words and not rooted in reality. Thirdly, we canmanage many things in education and communication if wereally recognize the groups we are called to. Of course, wemay not know every detail; however, being aware of ourstud ents’ learning styles, psychological qualities andmotivational differences will help us regulate our lessonsappropriately and according to the conditions Mc Carthy,1982; Felder, Silverman, 1988; Coffield et al., 2004 Gilakjani 2011 menjelaskan bahwa gaya belajar mempunyai setidaknya 3 peran penting. Pertama, bervariasinya gaya belajar karena setiap peserta didik pada dasarnya berbeda satu sama lain. Kedua, gaya belajar memberikan kesempatan untuk mengajar dengan cara berbeda namun tetap efektif untuk peserta didik. Menggunakan hanya satu model pembelajaran yang terus menerus akan membuat pembelajaran menjadi monoton sehingga menyebabkan peserta didik akan jenuh dan tidak merasa tertarik dengan pelajaran yang disampaikan. Dengan kata lain, belajar dan mengajar hanya akan menjadi kegiatan tanpa arti dan tidak mempunyai long term memory untuk peserta didik. Ketiga, guru bisa mengelola banyak hal dalam pembelajaran dan mengkomunikasikannya jika guru benar-benar mengenali tiap-tiap gaya belajar yang dipunyai oleh peserta didik. Tentunya, seeorang pendidik tidak benar-benar tahu secara detail, tapi bagaimanapun kepedulian untuk menyesuaikan model pembelajaran kepada gaya belajar setiap peserta didik akan membangkitkan kualitas mental peserta didik sehingga membantu mereka untuk dapat memahami apa yang diajarkan dengan cepat dan tepat.

2.6 Media pembelajaran