Tempat tersebut merupakan tempat kejadian atau peristiwa yang sering dialami oleh tokoh. Latar tempat sangat mendukung dalam cerita begitupun latar
waktu dan latar sosial. Semua latar itu berfungsi untuk menghidupkan cerita.
4.3 Proses Menulis Simplifikasi Novel Kinanti Karya Margareth Widy Pratiwi
Simplifikasi merupakan proses penyederhanaan novel dari halaman yang panjang, kemasan dan bentuknya yang tebal menjadi teks sastra baru yang lebih
singkat tetapi tanpa mengubah komposisi cerita di dalamnya. Pada penjelasan di atas telah dijabarkan strukturalisme naratif dari novel Kinanti karya Margareth Widhy
Pratiwi. Setelah mencari strukturalisme naratif yaitu proses dalam simplifikasi novel Kinanti karya Margareth Widhy Pratiwi. Menulis sastra bukanlah aktivitas impresi,
tetapi aktivitas yang bersifat umum karena semua manusia pada saat menulis selalu malalui tahap kreatif ini. Tahap kreatif menulis yang dimaksud adalah tahap
pencarian ide dan pengendapan, tahap penulisan, dan tahap revisi atau editing. Dalam proses menulis simplifikasi ini yaitu langsung pada tahap menulis karena dalam
simplifikasi novel Kinanti sudah ada objeknya yaitu teks dalam novel Kinanti itu sendiri. Berikut adalah proses menulis simplifikasi novel Kinanti karya Margareth
Widhy Pratiwi.
4.3.1 Karakter
Karakter yang sudah ada di kemas menjadi tokoh dan penokohan semisal tokoh Kinanti, remaja yang parasnya cantik dan baik hati dikembangkan dan nantinya
dilukiskan dalam simplifikasi novel Kinanti. begitupun tokoh-tokoh yang lain. Penokohan dapat di lihat pada penjelasan di atas dalam strukturalisme naratif. Di atas
telah di jelaskan bahwa ada 5 tokoh antagonis dan 5 tokoh protagonis yang telah diintegralkan dari tokoh asli dalam novel.
4.2.1 Alur
Alur yang terdapat dalam novel Kinanti karya Margareth Widhy Pratiwi mempunyai alur maju. Dalam proses simplifikasi alur yang terdapat dalam novel bisa
menjadi acuan dalam menulis simplifikasi novel tetapi tanpa mengubah komposisi cerita yang ada dalam novel. Alur dalam novel Kinanti tergambarkan seperti berikut.
Plot lurus maju
Plot lurus, progresif maju dapat digambarkan sebagai berikut.
A B
C D
E
Simbol A melambangkan tahap awal cerita, B-C-D melambangkan kejadian-kejadian berikutnya, tahap tengah, yang merupakan inti cerita, dan E
merupakan tahap penyelesaian cerita. Oleh karena kejadian-kejadian yang dikisahkan bersifat kronologis yang secara istilah berarti sesuai dengan urutan waktu. Plot yang
demikian disebut juga sebagai plot maju, progresif.
4.2.2 Setting atau Latar
Ada 9 latar tempat yang telah dijabarkan di atas, namun dalam proses simplifikasi hanya terdapat 5 latar tempat yang telah digabungkan. Hal inilah yang
memudahkan dalam proses simplifikasi novel. Setting atau latar membantu pembaca membayangkan cerita dengan lebih baik dan akurat.
4.2.4 Tahap revisi atau editing
Hasil simplifikasi kemudian di revisi dan di edit yang kemudian menjadi produk baru. Editing adalah pemeriksaan kembali karya yang baru kita tulis dari
aspek kebahasaannya, baik kesalahan kata, frasa, tanda baca, penulisan sampai ke kalimat-kalimatnya. Sedangkan revisi adalah pemeriksaan kembali karya yang baru
ditulis dari aspek isi content atau logika cerita. Proses editing dan revisi ini berlangsung simultan atau bersamaan. Setelah di edit dan di revisi kemudian di tulis
kembali dengan benar yang kemudian akan dievaluasi guna memastikan bahwa karya sastra yang telah di buat sudah terselesaikan sesuai yang direncanakan dan di
inginkan.
Hasil simplifikasi novel Kinanti karya Margareth Widhy Pratiwi didasarkan pada unit-unit naratif yang tergantung dalam sekuen baru yang digabungkan dari
sekuen novel Kinanti karya Margareth Widhy Pratiwi. Hasil simplifikasi novel Kinanti terlampir.
140
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan