Kutipan diatas menunjukan bahwa Sujarwo adalah orang yang penyayang terhadap keluarganya. Semua akan dilakukan yang penting keluarganya bahagia.
Sujarwo tidak hanya penyayang dengan keluarganya namun ia juga mempunyai hati yang baik.
4.1.3.1.2 Sumpana S-8. Sujarwo bercerita kepada Sumpana tentang perasaannya yang sedang
dihadapi Sujarwo.
8.1 Sujarwo dihibur oleh Sumpana dengan cara menasehatinya. 8.2 Sujarwo menangis dipangkuannya Sumpana seolah-olah dia sedang
mengutarakan semua perasaannya. 8.3 Sujarwo kembali disemangati oleh Sumpana dan kemudian Sujarwo sungkem
kepada Sumpana. 8.3.1 Sujarwo akhirnya mau makan setelah dinasehati oleh Sumpana.
Kutipan: “Nangisa, Le. Aja isin nangis, arepa kowe wong lanang. Tangismu nuduhake
yen kowe isih nduweni ati. Ati kang dumadi saka kempelaning getih, dudu watu atos kang ora bisa disenggol. Nangisa merga kowe mula butuh luh iku kanggo musuh jiwa
ragamu kang garing. Ora ateges kowe gembeng, Le”. Kinanti 2001: 32
Terjemahan: “Menangislah, nak. Jangan malu-malu tidak apa-apa meskipun kamu laki-
laki. Tangisanmu menandakan bahwa kamu masih punya hati. Hati yang terbuat dari kumpulan darah, bukan batu keras yang tidak bisa disentuh. Menangislah sebab kamu
butuh air mata itu untuk mengeluarkan kesedihanmu itu. Bukan mengira kalau kamu itu cengeng, nak”.
Kinanti 2001: 32 Sumpana adalah orang yang bijaksana dan penasehat. Dia selalu menasehati
anaknya disaat ia sedih dan senang dia juga selalu sebagai penengah jika ada seseorang yang berbuat salah. Hal ini terdapat pada sekuen 16.
S-16. Hapsari dan Anjani iri dengan kedekatannya Sumpana dan Kinanti.
16.1 Hapsari dan Anjani melihat Sumpana dan Kinanti yang terlihat sangat dekat.
16.2 Hapsari dan Anjani dinasehati oleh Sumpana agar tidak salah paham. 16.3 Hapsari dan Anjani pulang ke rumah masing-masing.
Kutipan: “ Temtunipun eyang tresna sanget dhateng Kinanti.”……..
“ Apa kowe ora tresna. Sari? pitakonku alon sawuse bisa nata rasaku. “ Kinanti rak adhimu. Ora beda karo Hapsari, Anjani. Kabeh putrane bapak, kang dadi wayahe
eyang. Cetha yen eyang tresna marang Kinanti, ora beda tresnane eyang marang Hapsari lan Anjani, mudune marang buyut-
buyutku. Dimas, Dewi utawa Ratri”. Kinanti, 2001:87
Terjemahan: “Tentunya eyang sangat sayang dengan Kinanti?”……..
“ Apa kamu tidak sayang. Sari? pertanyaanku pelan sesuadh aku menata nafasku. “ Kinanti juga adikmu. Tidak beda dengan Hapsari, Anjani. Semua anak bapak, yang
jadi cucu eyang. Jelas kalau eyang sayang dengan Kinanti, tidak beda sayangnya eyang kepada Hapsari dan Anjani, juga dengan cicit-cicitku. Dimas, Dewi atau Ratri.
Kinanti, 2001:87
4.1.3.1.3 Widarini S-6. Sujarwo mengingat-ingat peristiwa 12 tahun yang lalu saat bertemu dengan