jadi cucu eyang. Jelas kalau eyang sayang dengan Kinanti, tidak beda sayangnya eyang kepada Hapsari dan Anjani, juga dengan cicit-cicitku. Dimas, Dewi atau Ratri.
Kinanti, 2001:87
4.1.3.1.3 Widarini S-6. Sujarwo mengingat-ingat peristiwa 12 tahun yang lalu saat bertemu dengan
Widarini dan Yulia.
6.1 Sujarwo mengingat-ingat ketika hidup bersama Widarini yang sangat bahagia dan tanpa beban.
6.1.1 Widarini adalah istri pertama dari Sujarwo. 6.2 Sujarwo sangat sayang dengan keluarganya, tetapi rasa bahagia itu sirna
ketika Widarini meninggal dunia, kemudian Hapsari dan Anjani menikah nyanding jatu kramane dan Sujarwo merasa kesepian.
6.2.1 Hapsari dan Anjani adalah anak Widarini. 6.3 Sujarwo mengingat-ingat saat bertemu dengan Yulia.
6.4 Sujarwo menikah dengan Yulia walau hubungannya tidak direstui oleh keluarganya karena Yulia adalah wanita yang tidak baik.
6.4.1 Sujarwo dibangunkan dari lamunannya oleh Lik Semi.
Kutipan: “ ……….. Bareng karo lairane Anjani, Widarini luwih seneng mandheg
kuliahe. Dheweke kepengin luwih ngopeni bocah-bocah arepa ana pemomong loro sing tansah njaga anakku. Lik Semi lan Yu Kas. Hapsari lan Anjani tuwuh
ngrembaka kesiram katresnan kang wutuh saka bapa-biyunge. Saka eyange, ya bapak-ibuku lan wong tuwane Widarini.
Kinanti, 2001:20 Terjemahan:
“Bersamaan dengan lahirnya Anjani. Widarini lebih senang berhenti kuliah. Dia ingin lebih merawat anak-anak meskipun ada pamomong dua yang lebih menjaga
anakku. Lik Semi dan Yu Kas. Hapsari dan Anjani tumbuh besar seperti disiram kesayangan yang tumbuh dari bapak ibunya. Dari eyangnya, ya bapak ibuku dan
orang tuanya Widarini”. Kinanti, 2001:20
Kutipan di atas menunjukan bahwa Widarini mempunyai hati yang baik dan penyayang. Dia sangat sayang terhadap anak-anaknya. yaitu Anjani dan Hapsari. Dia
rela berhenti kuliahnya hanya karena ingin merawat anaknya walaupun sudah ada 2 orang abdhinya yang merawat.
4.1.3.1.4 Kinanti S-21. Yulia tidak keluar dari kamar selama dua hari karena ketagihan obat
terlarang.
21.1 Yulia dijenguk oleh Kinanti, dia ingin merawat ibunya yang lagi sakit namun Yulia tidak mau kalau Kinanti tahu bahwa ibunya ketagihan obat
terlarang.
21.2 Yulia menelfon Pak Aminoto untuk meminta obat terlarang tersebut. 21.2.1 Yulia membeli obat terlarang narkoba ke Pak Aminoto.
Kutipan: “ Ana apa?” lawang kamar dakbukak. Kinanti ngadeg ing njaba”. Ngapa
nothok lawang tanpa nganggo tata krama?” “Sedina sewengi ibu neng kamar, ibu ora papa?”
“Mung arep takon kuwi? kowe weruh dhewe, ibu ora papa?”
Kinanti nyawang badanku sakojur. Kinanti, 2001: 138
Terjemahan: “ Ada apa? pintu kamar aku buka. Kinanti berdiri di luar. Ada apa mengetuk
pintu tanpa tata krama? “Sehari semalam ibu dikamar, ibu tidak apa-apa?”
“ Hanya mau Tanya itu? Kamu lihat sendiri, ibu tidak apa-apa?” Kinanti memandang tubuhku.
Kinanti, 2001: 138 Kinanti adalah seorang gadis belia yang kurang kasih sayang terhadap ibunya.
Hal itu terlihat pada kutipan diatas. Namun walaupun ibunya jahat terhadap Kinanti, Kinanti masih saja bersifat baik terhadap ibunya. Dia masih khawatir dengan
keadaannya ibunya yang sehari semalam tidak keluar dari kamar. Dia juga seseorang yang sangat sabar.
4.1.3.1.5 Lik Semi S-28. Kinanti memanjakan dirinya kepada Lik Semi