Tokoh dan Penokohan Wujud exsistent

2.2.1.3 Wujud exsistent

Peristiwa naratif merupakan perwujudan bentuk penyajian peristiwa yang menjadi pembicaraan dalam wacana dengan berbagai relasi yang mengaitkan peristiwa. Struktur naratif merupakan penanda peristiwa atau event dan wujud atau exsistent. Dalam peristiwa terdapat dua unsur yaitu tindakan dan kejadian sedangkan dalam wujud atau exsistent berisi watak dan latar.

2.2.1.3.1 Tokoh dan Penokohan

Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dapat dibedakan ke dalam beberepa jenis penanaman berdasarkan dari sudut mana penanaman itu dilakukan. Berdasarkan perbedaan sudut pandang dan tinjauan, seseorang tokoh dapat saja dikategorikan ke dalam beberapa jenis penanaman sekaligus, misalnya sebagai tokoh utama- protagonis-berkembang-tipikal. Jika dilihat dari peran tokoh-tokoh dalam pengembangan plot dapat dibedakan adanya tokoh utama dan tokoh tambahan, dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan kedalam tokoh protagonis dan antagonis. Membaca sebuah novel, pembaca sering mengidentifikasikandiri dengan tokoh-tokoh tertentu, memberikan simpati dan empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian oleh pembaca disebut tokoh protagonis AltenberndLewis, 1966:59. Tokoh protagonis adalah tokoh yang di kagumi, yang salah satu jenisnya secara populer disebut hero tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal AltenberndLewis, 1966:59. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu sesuai dengan pandangan pembaca dan harapan-harapan pembaca. Sebuah fiksi harus mengandung konflik, ketegangan khususnya konflik dan ketegangan yang dialami oleh tokoh protagonis Tokoh penyebab terjadinya konflik disebut tokoh antagonis. Menentukan tokoh-tokoh cerita ke dalam protagonis dan antagonis kadang-kadang tak mudah, atau paling tidak orang bisa berbeda pendapat. Tokoh yang mencerminkan harapan dan atau norma ideal memang dapat dianggap sebagai tokoh protagonis. Namun tak jarang ada tokoh yang tak membawakan nilai- nilai moral justru diberi simpati dan empati oleh pembaca. Jika terdapat dua tokoh yang berlawanan, tokoh yang lebih banyak diberi kesempatan untuk mengemukakan visinya itulah yang kemungkinan besar memperoleh simpati dan empati pembaca Luxemburg dkk, 1992:145. Pembedaan antara tokoh utama dan tambahan dengan tokoh protagonis dan antagonis sering digabungkan, sehingga menjadi tokoh utama protagonis, tokoh utama antagonis, tokoh tambahan protagonis dan seterusnya. Pembedaan itu sebenarnya lebih bersifat penggradasian. Apalagi tokoh cerita pun dapat berubah, khususnya pada tokoh yang semula diberi rasa antipasti belakangan justru menjadi simpati atau sebaliknya. Pemberian rasa simpati atau antipasti menjadi berkurang, atau bertambah dari semula. Penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku Aminuddin, 2002:79. Penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh dan perwatakan sebab penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyaran pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita Nurgiyantoro, 1994:166. Penokohan dan karakterisasi menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita Jones dalam Nurgiyantoro, 1994:165. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa penokohan merupakan penggambaran perilaku atau sifat-sifat psikologi yang tampak pada tokoh. Dengan menggunakan peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh dan sikap-sikap tokoh terhadap peristiwa itu kemudian diketahui karakter tokoh. Karakter yang bisa dikenali dikaitkan dengan istilah tokoh utama dan tokoh bawahan dibedakan menjadi protagonis dan antagonis.

2.2.1.3.2 Setting atau Latar

Dokumen yang terkait

SIMPLIFIKASI NOVEL MENDHUNG KESAPUT ANGIN KARYA AG. SUHARTI SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA TEKS SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

2 46 88

KONFLIK DALAM NOVEL KEMBANG ALANGALANG KARYA MARGARETH WIDHY PRATIWI

1 70 130

NILAI SOSIAL DALAM NOVEL KUBAH KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA SERTA IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA Nilai Sosial Dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari: Kajian Sosiologi Sastra Serta Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SM

0 5 17

NILAI SOSIAL DALAM NOVEL KUBAH KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA SERTA IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA Nilai Sosial Dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari: Kajian Sosiologi Sastra Serta Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA

0 6 12

MOTIVASI HIDUP DALAM NOVEL 2 KARYA DONNY DHIRGANTORO: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA Motivasi Hidup Dalam Novel 2 Karya Donny Dhirgantoro: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra D

2 14 14

PENDAHULUAN Aspek Religiusitas Novel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral: Kajian Antropologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMP.

0 2 7

SIMPLIFIKASI NOVEL OMBAK SANDYAKALANING KARYA TAMSIR AS SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA TEKS SASTRA DI SMP.

1 7 4

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA TEKS NOVEL BERBAHASA JAWA MELALUI SIMPLIFIKASI

0 5 39

KEKERASAN TERHADAP TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL KINANTI KARYA MARGARETH WIDHY PRATIWI

0 1 14

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL 86 KARYA OKKY MADASARI SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

0 0 12