2.2.3.1 Perbedaan Bahan Ajar dan Materi Ajar
Materi ajar adalah suatu bahan kajian yang dapat berupa bidang ajar, gugus
isi, proses, ketrampilan, konteks keilmuan suatu mata pelajaran Depdiknas 2003:5.
Materi pembelajaran yang terdapat pembelajarn inovatif disesuaikan dengan kurikulum KTSP SMP yang telah dilakukan pengembangan materi secara inovatif.
Dengan demikian, dituntut kemampuan guru untuk dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan siswa.
Bahan ajar adalah segala bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Perbedaan Bahan ajar dan materi ajar sudah tertera pada penjelasan di atas, bahwa materi ajar adalah bagian dari bahan ajar. Bahan ajar yang baik berisi materi
ajar yang menggugah motivasi dan minat belajar peserta didik. Bahan ajar dan materi ajar saling terkait satu sama lain. keduanya saling melengkapi.
Bahan ajar yang baik harus memenuhi 5 kriteria yaitu bahan ajar harus valid untuk mencapai tujuan
pengajaran, bahan ajar harus bermakna dan bermanfaat bagi peserta didik, bahan ajar harus menarik dan merangsang peserta didik, bahan ajar harus dalam batas
keterbacaan dan intelektual peserta didik, bahan ajar sastra harus merupakan bacaan yang utuh bukan sinopsis.
2.2.3.2 Keunggulan dan Keterbatasan Bahan Ajar
Mulyasa dalam Lestari, 2012:8 keunggulan bahan ajar sebagai berikut,
a Berfokus pada kemampuan individual siswa, karena pada hakikatnya siswa
memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
b Adanya kontrol terhadap hasil belajar mengenai penggunaan standar
kompetensi dalam setiap bahan ajar yang harus dicapai oleh siswa. c
Relevansi kurikulum ditunjukan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya, sehingga siswa dapat mengetahui keterkaitan antara
pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.
Sedangkan keterbatasan dari bahan ajar sebagai berikut.
a Penyusunan bahan ajar yang baik membutuhkan keahlian tertentu.Sukses atau
gagalnya bahan ajar tergantung pada penyusunnya. Bahan ajar mungkin saja memuat tujuan dan alat ukur berarti, akan tetapi pengalaman belajar yang
termuat didalamnya tidak ditulis dengan baik atau tidak lengkap. Bahan ajar yang demikian kemungkinan besar akan ditolak oleh siswa, atau lebih parah
lagi siswa harus berkonsultasi dengan fasilitator. Hal ini tentu saja menyimpang dari karakteristik utama system bahan ajar.
b Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta membutuhkan
manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari pembelajaran konvensional, karena setiap siswa menyelesaikan bahan ajar dalam waktu yang berbeda-
beda, bergantung pada kecepatan dan kemampuan masing-masing. c
Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup mahal, karena setiap siswa harus mencarinya sendiri. Berbeda dengan pembelajaran
konvensional, sumber belajar seperti alat peraga dapat digunakan bersama- sama dalam pembelajaran, Mulyasa dalam Lestari, 2012:9.
2.2.3.3 Karakteristik Bahan Ajar