Penyebab marak dan dampak pencucian uang Unsur-unsur Tindak Pidana Money Laundering

Atas perbuatan tersebut dipidana karena kejahatan dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan denda paling sedikit Rp. 100.000.000,00 seratus juta rupiah dan paling banyak Rp. 15.000.000.000,00 lima belas miliyar rupiah”

b. Penyebab marak dan dampak pencucian uang

Paling sedik ada sembilan faktor penyebab maraknya tindak pidana pencucian uang disuatu negara yaitu: 108 1. Globalisasi sistem keuangan 2. Kemajuan dibidang teknologi 3. Ketentuan rahasia bank yang sangat ketat 4. Penggunaan nama samaran atau anonim 5. Penggunaan electrnic money e- money 6. Praktik pencucian uang secara Layering 7. Berlakunya ketentuan hukum terkait kerahasian hubungan antara layering dan akuntan dengan kliennya masing-masing 8. Pemerintah di suatu negara kurang bersungguh-sungguh untuk membrantas praktik pencucian uang yang dilakukan sistem perbankan 9. Tidak dikriminalisasinya perbuatan pencucian uang disuatu negara. Dampak negatif pencucian uang yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut: 109 1. Menghambat sektor swasta yang sah 2. Mengahambat integritas pasar-pasar keuangan 3. Hilangnya kendali pemerintah terhadap kebijakan ekonomi. 4. Timbulnya distorsi dan ketidakstabilan ekonomi. 5. Hilangnya pendapatan negara dari sumber pembayaran pajak 6. Resiko pemerintah dalam melaksanakan privatisasi. 7. Merusak reputasi negara. 8. Menimbulkan biaya sosial yang tinggi. 108 Juni Sjafrien jahja, Melawan Money Laundering, mengenal, mencegah dan membrantas Tindak Pidana Pencucian Uang. visi media, Jakarta 2012 hal. 70 109 Ibid, hal. 70 Universitas Sumatera Utara

c. Unsur-unsur Tindak Pidana Money Laundering

110 Berdasarkan pengertian money laundering yang terdapat di dalam Black,s Law Distionary 111 1. Adanya uang dana yang merupakan hasil yang ilegal. di atas, secara umum yang menjadi unsur-unsur tindak pidana pencucian uang sebagai berikut: 2. Uang haram dirty money tersebut diproses dengan cara-cara tertentu melalui kelembagaan yang legal sah. 3. Dengan maksud menghilangkan jejak, sehingga sumber asal uang tersebut tidak dapat atau sulit diketahui dan dilacak. Selanjutnya penjelasan dalam UU No. 8 Tahun 2010 pasal 3 unsur-unsur tindak pidana pencucian uang adalah sebagai berikut: a Unsur Subjektif: yang diketahui atau patut diduga Unsur objektif berupa “yang diketahui” dalam pasal 3 menunjukkan adanya kesalahan yang berupa “sengaja” atau dolus, sedangkan unsur subjektif berupa “patut diduganya” dalam pasal 3 menunjukkan adanya bentuk kesalahan yang berupa “tidak disengaja atau alpa. Memorie van Tulicting disebutukan bahwa “sengaja” opzettelijk adalah sama dengan dikehendaki dan diketahui” willens en wettens. 112 Satochid kartanegara 113 110 Juni Sjafrien Jahja, Melawan Money Laundering, Mengenal, Mencegah dan Membrantas Tindak Pidana Pencucian Unang Jakarta, Visimedia 2012, hal.7 dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan willems en wettens” adalah seseorang yang melakukan sesuatu perbuatan dengan sengaja , harus menghendaki willem perbuatan itu harus menginsafi, mengerti wetten akan akibat dari perbuatan itu. 111 Ibid 112 E. Utrecht, Hukum Pidana I. Pusaka Tirta Mas. Surabaya. Tahun 1987, hal. 301 113 Satochid kartanegara, Hukum Pidana, Bagian satu. Balai Lektur mahasiswa. Hal. 291 Universitas Sumatera Utara Sedang yang dimaksud dengan “tidak sengaja” atau alpa oleh van HAMEL 114 1. Tidak mengadakan penduga-duga sebagaimana diharuskan oleh hukum. dikemukakan bahwa kealpaan itu mengandung dua syarat yaitu: 2. Tidak mengadakan penghati-hati sebagaimana diharuskan oleh hukum. b Unsur objektif 1. Menempatkan Menempatkan dalam pasal 3 ayat 1 huruf a, Sutan Remy Sjahdeini 115 2. Mentransfer menjelaskan bahwa “kata “menempatkan” pada huruf a tersebut merupakan terjemaha dari kata bahasa inggris” to place”. Ketentuan ini lebih atau terutama terkait terkait dengan atau ditujukan kepada perbuatan menempatkan uang tunai pada bank. Sepanjang yang menyangkut bank, pengertian menempatkan disini sama dengan menyimpan atau “to deposit” uang tunai sesuai dengan ketentuan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dan ditambahkan dengan undang- undang No. 10 Tahun 1998, dana yang telah ditempatkan atau disimpan pada bank disebut “simpanan”. Mentransfer adalah istilah perbankan dan selalu terkait dengan dana atau found. Untuk dapat mentransfer dana itu harus terlebih dahulu berada sebagai simpanan di bank yang akan mentransfer melakukan transfer 114 Mulyatno, Asas-asas Hukum Pidana 115 Sutan Remy Sjahdeini, Seluk beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan Terorisme, Pustaka Utama Grafitri, Jakarta, mei 2004 Hal.187 Universitas Sumatera Utara dana tersebut. Artinya telah disimpan dalam suatu rekening account pada bank tersebut. 116 3. Mengalihkan Kata mengalihkan berasal dari kata alih yang artinya adalah pindah, ganti, tukar atau ubah. 117 4. Membelanjakan Membelanjakan 118 5. Membayarkan adalah rangka membeli barang atau jasa, yang padananya dalam bahasa inggris adalah to spend. Oleh karena untuk membeli barang atau jasa harus dengan uang, maka dengan mengikuti pendapat dari Sutan Remy Sjahdeini seperti tersebut diatas, yang dimaksud dengan membelanjakan atas harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1, dalam pasal 3 adalah membelikan barang atau jasa dengan harta kekayaan yang berupa uang yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1. Membayarkan dalam huruf c UU No. 25 Tahun 2003 mengandung arti menggunakan harta kekayaan yang merupakan hasil tindak pidana tersebut bukan hanya dalam rangka pembayaran harga barang dan jasa, tetapi juga dalam rangka membayarkan atau melunasi kewajiban misalnya kewajiban melunasi utang. 116 Ibid, hal. 188 117 Pusat bahasa departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar bahasa Indonesia Balai Pustaka,Jakarta, Tahun, 2003, edisi III, hal. 30 118 Sutan Remy Sjahdeini, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembayaran Terorisme, PT. Pusaka Utama Grafitri, Jakarta, Mei Tahun 2004, Hal. 189 Universitas Sumatera Utara 6. Menghibahkan Menghibahkan dalam huruf d UU No. 15 Tahun 2002jo, UU No. 25 Tahun 2003 mengandung pengertian memberikan harta kekayaan secara Cuma- Cuma atau tanpa syarat. 7. Menitipkan Pasal 1694 KUH Perdata menyebutkan bahwa penitipan adalah terjadi apabila seseorang menerima sesuatu barang dari orang lain, dengan syarat bahwa ia akan menyimpannya dan mengembalikannya daka wujud asalnya. 119 8. Membawa ke luar negeri Membawa adalah membawa hasil tindak pidana secara fisik. 120 9. Mengubah bentuk Mengubah adalah menjadikan darai semula atau menukar bentuk warna dan rupa 121 10. Menukarkan dengan mata uang atau surat berharga, atau Menukarkan adalah memberikan sesuatu suapaya diganti dengan lain. 122 11. Perbuatan lain Perbuatan lain dalam pasal 3 adalah perbuatan selain perbuatan yang berupa “menempatkan, mentransfer, menitipkan, membawa keluar negeri, mengubah bentuk, atau menukarkan dengan uang atau surat berharga”. 12. Menyembunyikan 119 Pasal 1694 KUH Perdata 120 Ibid 121 Ibid, hal. 1234 122 Universitas Sumatera Utara Menyembunyikan dalam pasal 3 adalah menyimpan menutup dan sebagainya supaya jangan tidak terlihat atau sengaja tidak memperlihatkan. 123 13. Menyamarkan. Menyamarkan dalam pasal 3 adalah menjadikan menyebabkan dan sebagainya samar atau mengelirukan, menyesatkan. 124

d. Tahap-tahap Pencucian Uang

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 64 103

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Analisis Tentang Putusan Mahkamah Agung Dalam Proses Peninjauan Kembali Yang Menolak Pidana Mati Terdakwa Hanky Gunawan Dalam Delik Narkotika

1 30 53

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING).

0 1 6

A. Tindak Pidana Penipuan Dalam Hukum Pidana Indonesia a. Pengertian dan unsur –unsur tindak pidana - Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Money Laundering dengan Kejahatan Asal Penipuan (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1329K/PID/2012)

0 0 40

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Money Laundering dengan Kejahatan Asal Penipuan (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1329K/PID/2012)

0 0 38

PENERAPAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU MONEY LAUNDERING DENGAN KEJAHATAN ASAL PENIPUAN (ANALISIS TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR: 1329KPID2012.)

0 0 13