atau masih di ingat oleh saksi adalah sejumlah ± Rp. 7. 000.000.000,- tujuh miliyar rupiah.
2. Dakwaan
Surat dakwaan adalah surat atau akta yang memuat rumusan tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa yang disimpulkan dan ditarik dari hasil
pemeriksaan penyidikan, dan merupakan dasar serta landasan bagi hakim dalam pemeriksaan di muka sidang pengadilan.
152
Perumusan dakwaan didasarkan dari hasil pemeriksaan pendahuluan yang dapat disusun tunggal, komulatif, alternatif
maupun subsidair.
153
Dakwaan disusun secara tunggal apabila seseorang atau lebih mungkin melakukan satu perbuatan saja. Apabila terdakwa didakwa dengan
dakwaan bentuk tunggal, sebenarnya hal ini mengandung resiko besar oleh karena apabila dakwaan tersebut gagal dibuktikan Jaksa Penuntut Umum di persidangan
maka terdakwa jelas akan dibebaskan oleh majelis hakim.
154
Sebagaimana surat edaran Jaksa Agung Nomor. SE-004J.A111993 tentang pembuatan surat
dakwaan. Dalam surat edaran tersebut terdapat beberapa jenis surat dakwaan diantaranya:
155
1. Dakwaan tunggal artinya surat dakwaan ini hanya satu tindak
pidana saja yang didakwakan, karena tidak dapat kemungkinan untuk mengajukan alternatif atau dakwaan pengganti lainnya.
2. Dakwaan alternatif artinya dalam surat dakwaan ini terdapat
beberapa dakwaan yang disusun secara berlapis-lapisan yang satu merupakan alternatif dan bersifat mengecualikan dakwaan pada
152
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP , Jakarta; Pustaka Kartini, 1985, hal. 414-415.
153
Rusli Muhammad, Potret Lemabaga Pengadilan Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2006, hal. 125.
154
Lilik Mulyadi , Hukum Acara Pidana Suatu Tinjauan Khusus Terhadap Surat Dakwaan, Eksepsi dan Putusan Peradilan, Bandung; PT Citra Adytia Bakti,1996, hal. 56
155
Surat Edaran Jaksa Agung Muda Pidana Umum Nomor SE-004J.A111993 tentang Pembuatan Surat Dakwaan, tertanggal 22 November 1993.
Universitas Sumatera Utara
dakwaa lainnya. Bentuk dakwaan ini dipergunakan apabila belum didapat kepastian tentang tindak pidana mana yang paling
tepat dapat dibuktikan. Dalam dakwaan alternatif, meskipun dakwaan terdiri beberapa lapisan, hanya satu dakwaan saja yang
dibuktikan tanpa harus memperhatikan urutannya dan jika salah satu telah terbukti maka dakwaan pada lapisan lainnya tidak
perlu lagi.
3. Dakwaan subsidair artinya dakwaan yangterdiri dari beberapa
lapisan dakwaan yang disusun secara berlapis denga maksud lapisan yang satu berfungsi sebagai pengganti lapisan
sebelumnya. Sistematik lapisan disusun secara berurut dimulai dari tindak pidana yang yang diancam dengan pidana tetinggi
sampai dengan pidana yang dincam dengan pidana terrendah.
4. Dakwaan kumulatif artinya dalam surat dakwaan ini didakwaan
beberapa tindak pidana sekaligus kesemua dakwaan harus dibuktikan satu demi persatu. Dakwaan yang tidak terbukti harus
dinyatakan secara tegas dan dituntut pembebasan dari dakwaan tersebut. Dakwaan ini dipergunakan dalam hal terdakwa
melakukan beberapa tindak pidana yang masing-masing merupakan tindak pidana yang berdiri sendiri.
5. Dakwaan kombinasi disebut dakwaan kombinasi karena didalam
bentuk ini dikombinasikan atau digabungkan antara dakwaan kumulatif dengan dakwaan alternatif atau subsidair.
Adapun surat dakwaan yang diajukan Penuntut Umum di depan persidangan kepada terdakwa adalah dakwaan berbentuk kombinasi antara
kumulatif dan alternatif diuraikan sebagai berikut.
156
Setelah terdakwa menerima sejumlah uang secara bertahap dan berlanjut dari saksi sejak tahun 2005 sampai dengan tanggal 14 April 2011 dengan
sejumlah sekitar ± Rp. 7.000.000.000,-tujuh miliyar rupiah, terdakwa telah memperggunakannya untuk keperluan keluarganya, berfoya-foya, dan
dipergunakan untuk kepentingan pribadinya dan yang menguntungkan dirinya sendiri atau orang lain, sehingga atas perbuatan terdakwa tersebut, saksi telah
156
Bunyi Surat Dakwaan dalam tulisan banyak yang dirubah oleh peneliti dari format aslinya sebagaimana aslinya dituliskan dalam Putusan No. 1286Pid.B2011PN-LP.
Universitas Sumatera Utara
menderita kerugian sekitar ± Rp.7.000.000.000,-tujuh miliyar rupiah atau setidaknya lebih dari Rp.250,- dua ratus lima puluh rupiah
Terhadap perbuatan terdakwa tersebut diatas, terdakwa melanggar dan diancam pidana dalam pasal 378 KUHP jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP sebagai
dakwaan pertama atau diancam setelah terdakwa menerima sejumlah uang secara bertahap dan berlanjut dari saksi sejak tahun 2005 sampai dengan tanggal 14
April 2011 dengan jumlah sekitar ± Rp. 7.000.000.000,- tujuh miliyar rupiah melanggar dan diancam pidana dalam pasal 372 KUHP jo. Pasal 64 ayat 1
KUHP sebagai dakwaan kedua. Sebagai Dakwaan Alternatif Ketiga, terdakwa telah didakwa karena pada
waktu dan tanggal yang tidak dingat lagi dari tahun 2005 sampai dengan pada hari selasa tanggal 26 April 2011 sekitar pukul 17.30 WIB atau setidak-tidaknya pada
suatu waktu antara tahun 2005 sampai dengan tahun 2011 bertempat di hotel Deli Indah Jalan Raya Medan Perbaungan Nomor 100 Kecamatan Pagar Merbau
Kabupaten Deli Serdang atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, telah melakukan
beberapa perbuatan yang saling berhubungan sehingga dengan demikian harus dipandang sebagai suatu perbuatan yang diteruskan voortgezete handeling yaitu
menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa keluar negeri, mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan yang diketahui atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 Undang-undang Tindak Pidana
Universitas Sumatera Utara
Pencucian Uang, dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan.
Cara terdakwa melakukan perbuatan yang didakwakan dalam dakwaan alternatif ke tiga ialah sesuai dengan kronologis atau posisi kasus sebagaimana
telah diuraikan diatas. Terhadap perbuatan terdakwa tersebut diatas maka dakwaan alternatif ketiga terdakwa melanggar dan diancam pidana dalam Pasal 3
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pembrantasan Tindak Pidana Pencucian Uang jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP atau melanggar pasal
4 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pembrantsan Tindak Pidana Pencucian Uang jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP.
3. Fakta-fakta Hukum