Secara parsial kontribusi lingkungan keluaraga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat terhadap hasil belajar geografi bisa dilihat pada tabel
berikut ini: Tabel 4.35 Tabel Koefisien Determinasi Parsial r
2
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
t Sig.
Correlations B
Std. Error
Beta Zero-
order Partial
Part 1
Constant 22.500
5.977 3.764
.000 X1
.575 .177
.311 3.242
.002 .584
.395 .272
X2 .368
.088 .392
4.195 .000
.618 .486
.352 X3
.647 .206
.301 3.147
.003 .577
.385 .264
a. Dependent Variabel: Y
Berdasarkan tabel di atas, diketahui besarnya r
2
lingkungan keluarga adalah 15,6, yang diperoleh dari koefisien korelasi parsial untuk variabel
lingkungan keluarga dikuadratkan yaitu 0,395
2
. Besarnya pengaruh variabel lingkungan sekolah adalah 23,6, yang diperoleh dari koefisien korelasi parsial
untuk variabel lingkungan sekolah dikuadratkan yaitu 0,486
2
. Besarnya pengaruh lingkungan masyarakat adalah 14,8, yang diperoleh dari koefisien
korelasi parsial untuk variabel lingkungan masyarakat dikuadratkan yaitu 0,385
2
. Hal ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan sekolah memberikan
pengaruh lebih besar terhadap hasil belajar siswa dibandingkan variabel lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil uji t diperoleh keterangan bahwa variabel lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap hasil belajar geografi secara signifikan.
Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X
1
lingkungan keluarga diperoleh nilai t
hitung
= 3,242 t
tabel
2,002, dan sig = 0,002 5 jadi Ho ditolak. Ini berarti variabel lingkungan keluarga secara statistik berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen hasil belajar geografi. Ini berarti semakin baik lingkungan keluarga diyakini akan berpengaruh pada semakin baiknya hasil
belajar geografi siswa. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi secara parsial diperoleh besarnya pengaruh variabel lingkungan keluarga terhadap hasil
belajar geografi adalah 15,6. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama.
Disebut sebagai lingkungan atau lembaga pendidikan pertama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain, lembaga pendidikan inilah yang
pertama ada. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan pertama kali adalah keluarga Menurut Ki Hajar
Dewantara dalam Tirtarahardja 2008:169, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-
seorang pendidikan individual maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat pendidikan yang sempurna sifat dan wujudnya untuk melangsungkan pendidikan
ke arah pembentukan pribadi yang utuh, tidak saja bagi kanak-kanak tapi juga bagi para remaja. Peran orang tua dalam keluarga sebagai penuntun, sebagai
pengajar, dan sebagai pemberi contoh. Peran keluarga, sekolah, masyarakat sangat diperlukan dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Karena
pendidikan sebagai usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu potensi dan kemampuan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja,
melainkan juga orang tua, sekolah dan masyarakat. Di sini, lingkungan keluarga yaitu ayah dan ibu yang sebenarnya memiliki tanggung jawab dan berperan
sebagai pendidik paling utama. Lingkungan keluarga bisa memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas belajar anak apabila keadaan keluarga cukup harmonis,
kondisi ekonomi berkecukupan. Perhatian dari orang tua juga penting peranannya terhadap pencapaian hasil belajar anak, misalnya memperhatikan kedisiplinan
belajarnya atau menanyakan adakah kesulitan yang tidak bisa dipecahkan dan apakah orang tua bisa membantu. Orang tua seringkali memberikan semangat agar
anak menjadi optimis dan merasa ada perlindungan dan perhatian dari orang tua, sehingga anak mendapat kemudahan dalam belajar dan berambisi untuk meraih
prestasi.
4.2.2 Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil belajar Siswa