2.3 Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda,  daya,  keadaan,  dan  makhluk  hidup  termasuk  manusia  dan  perilakunya
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk  hidup  lainnya. Lingkungan dengan pengertian demikian dibagi  menjadi
lingkungan  alam  hayati,  lingkungan  alam  non  hayati,  lingkungan  buatan  dan lingkungan sosial Munib 2009:76.
Menurut Munib 2009:76  lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai  faktor  lingkungan  yang  berpengaruh  terhadap  praktek  pendidikan.
Lingkungan pendidikan dapat pula diartikan sebagai  berbagai  lingkungan tempat berlangsungnya  proses  pendidikan,  yang  merupakan  bagian  dari  lingkungan
sosial.  Dengan  mengacu  pada  pengertian  tersebut  lingkungan  pendidikan  dibagi menjadi  tiga  yaitu  keluarga,  sekolah,  dan  masyarakat.  Ketiga  lingkungan
pendidikan  tersebut  dikenal  dengan  tripusat  pendidikan  atau  ada  yang menyebutnya tripusat lembaga pendidikan.
Manusia  memiliki  sejumlah  kemampuan  yang  dikembangkan  melalui pengalaman.  Pengalaman  itu  terjadi  karena  interaksi  manusia  dengan
lingkungannya,  baik  lingkungan  fisik  maupun  lingkungan  sosial  manusia  secara efisien  dan  efektif  itulah  yang  disebut  dengan  pendidikan.  Dan  latar  tempat
berlangsungnya  pendidikan  itu  disebut  lingkungan  pendidikan,  khususnya  pada tiga  lingkungan  utama  pendidikan  yakni  keluarga,  sekolah,  dan  masyarakat
Tirtarahardja  2008:163.  Seperti  diketahui,  lingkungan  pendidikan  pertama  dan utama  adalah  keluarga.  Makin  bertambah  usia  seseorang,  peranan  lingkungngan
pendidikan  lainnya  yakni  sekolah  dan  masyarakat  semakin  penting  meskipun pengaruh lingkungan keluarga masih tetap berlanjut.
Berdasarkan  perbedaan  ciri-ciri  penyelenggaraan  pendidikan  pada  ketiga lingkungan pendidikan  itu,  maka ketiganya sering dibedakan  sebagai pendidikan
informal, pendidikan  formal, dan pendidikan  nonformal. Pendidikan  yang terjadi dalam  lingkungan  keluarga  berlangsung  alamiah  dan  wajar  serta  disebut
pendidikan  informal.  Sebaliknya,  pendidikan  di  sekolah  adalah  pendidikan  yang secara  sengaja  dirancang  dan  dilaksanakan  dengan  aturan-aturan  yang  ketat
seperti  harus  berjenjang  dan  berkesinambungan,  sehingga  disebut  pendidikan formal.  Sedangkan  pendidikan  di  lingkungan  masyarakat  misal  kursus  dan
kelompok  belajar  tidak  dipersyaratkan  berjenjang  dan  berkesinambungan,  serta dengan aturan-aturan yang lebih longgar sehingga disebut pendidikan nonformal.
Pendidikan  informal,  formal,  dan  nonformal  itu  sering  dipandang  sebagai subsistem dari sistem pendidikan Tirtarahardja 2008:164, serta secara bersama-
sama  menjadikan  pendidikan  berlangsung  seumur  hidup  Cropley  dalam Tirtarahardja 2008:164.
Sebagai pelaksanaan Pasal 31 Ayat 2 dari UUD 1945, telah ditetapkan UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas beserta peraturan pelaksanaannya yang
menata  kembali  pendidikan  di  Indonesia,  termasuk  lingkungan  pendidikan. Sisdiknas  itu  membedakan  dua  jalur  pendidikan,  yakni  jalur  pendidikan  sekolah
dan  jalur  pendidikan  luar  sekolah.  Jalur  pendidikan  sekolah  adalah  pendidikan yang  diselenggarakan  di  sekolah  melalui  pendidikan  prasekolah  taman  kanak-
kanak, pendidikan dasar SD dan SLTP, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang  harus  berjenjang  dan  berkesinambungan,  baik  yang  dilembagakan  maupun
tidak,  yang  meliputi  pendidikan  keluarga,  pendidikan  prasekolah  seperti kelompok bermain dan penitipan anak, kursus kelompok belajar, dan sebagainya.
Menurut  Tirtarahardja  2008:164  secara  umum  fungsi  lingkungan pendidikan  adalah  membantu  peserta  didik  dalam  berinteraksi  dengan  berbagai
lingkungan sekitarnya fisik, sosial dan budaya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan  yang  tersedia,  agar  dapat  dicapai  tujuan  pendidikan  yang  optimal.
Penataan  lingkungan  pendidikan  itu  terutama  dimaksudkan  agar  proses pendidikan  dapat  berkembang  efisien  dan  efektif.  Seperti  diketahui  proses
pertumbuhan  dan  perkembangan  manusia  sebagai  akibat  interaksi  dengan lingkungannya  akan  berlangsung  secara    alamiah  dengan  konsekuennsi  bahwa
tumbuh  kembang  itu  mungkin  berlangsung  lambat  dan  menyimpang  dari  tujuan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai usaha sadar untuk mengatur dan
mengendalikan  lingkungan  itu  sedemikian  rupa  agar  dapat  diperoleh  peluang pencapaian tujuan secara optimal, dan dalam waktu serta dengan dayadana yang
seminimal  mungkin.  Dengan  demikian  diharapkan  mutu  sumber  daya  manusia makin  lama  semakin  meningkat.  Hal  itu  hanya  dapat  diwujudkan  apabila  setiap
lingkungan  pendidikan  tersebut  dapat  melaksanakan  fungsinya  sebagaimana mestinya.
Masyarakat  akan  dapat  berfungsi  dengan  sebaik-baiknya  jika  setiap individu belajar berbagai hal, baik pola-pola tingkah laku umum maupun peranan
yang  berbeda-beda.  Untuk  itu  proses  pendidikan  harus  berfungsi  untuk
mengajarkan  tingkah  laku  umum  dan  untuk  menyeleksi  atau  mempersiapkan individu  untuk  peranan  tertentu.  Sehubungan  dengan  fungsi  yang  kedua  ini
pendidikan  bertugas  untuk  mengajarkan  berbagai  macam  keterampilan  dan keahlian.  Meskipun  pendidikan  informal  juga  berperan  melaksanakan  kedua
fungsi  tersebut,  tetapi  sangat  terbatas,  khususnya  dilaksanakan  oleh  masyarakat yang  masih  primitif.  Pada  masyarakat  yang  sudah  maju,  fungsi  kedua  dari
pendidikan  hampir  sepenuhnya  diambil  alih  oleh  lembaga  pendidikan  formal. Pendidikan  formal  berfungsi  untuk  mengajarkan  pengetahuan  umum  dan
pengetahuan-pengetahuan  yang  bersifat  khusus  dalam  rangka  mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu.
2.4 Pengaruh Lingkungan Pendidikan Terhadap Hasil Belajar Siswa