Hubungan Ukuran Partikel dengan Unsur-unsur Mikro Tercuci

77 stuktur mineral, sehingga memudahkan pelepasan kation. Tailing selain didominasi feldspar juga mengandung mika, dan ketika terjadi serangan H + terhadap K + interlayer pada struktur mineral tersebut misalnya : mika dapat menyebabkan sebagian K + digantikan oleh H + , sehingga terbentuk mineral liat illit yang merupakan mineral sekunder. Kondisi ini dapat terjadi ketika pH menurun dan umumnya pada lapisan permukaan karena lebih oksidatif. Selain pH, perbedaan ukuran partikel juga merupakan salah satu faktor pendukung untuk melepaskan kation-kation ke dalam larutan tanah melalui proses pelapukan mineral. Sebagian besar mineral feldspar terbentuk pada partikel berukuran pasir dan debu Allen dan Hajek, 1989, dan relatif lebih cepat terlapuk dibandingkan kuarsa, sehingga dengan semakin halusnya ukuran partikel, maka suatu mineral akan semakin mudah terlapuk Tan, 1992. Ca 2+ Contoh Tailing Setelah Percobaan Simulasi 3 Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 0-25 25-50 50-75 75-100 Lapisan cm Ca 2+ m e 100 g Treat1 - BO Treat2 - BO Treat3 - BO Treat4 + BO Mg 2+ Contoh Tailing Setelah Percobaan Simulasi 3 Bulan 1 2 3 4 5 6 0-25 25-50 50-75 75-100 Lapisan cm Mg 2+ m e 1 00 g Treat1 - BO Treat2 - BO Treat3 - BO Treat4 + BO K + Contoh Tailing Setelah Percobaan Simulasi 3 Bulan 1 2 3 4 5 6 0-25 25-50 50-75 75-100 Lapisan cm K + m e 1 g Treat1 - BO Treat2 - BO Treat3 - BO Treat4 + BO Na + Contoh Tailing Setelah Percobaan Simulasi 3 Bulan 1 2 3 4 5 6 0-25 25-50 50-75 75-100 Lapisan cm Na + m e 10 0 g Treat1 - BO Treat2 - BO Treat3 - BO Treat4 + BO Gambar 18b . Ca 2+ , Mg 2+ , K + , Na + pada Contoh Tailing Setelah Percobaan Simulasi

4.2.4 Hubungan Ukuran Partikel dengan Unsur-unsur Mikro Tercuci

Hasil analisis unsur mikro pereaksi DTPA contoh tailing awal di ModADA menunjukkan bahwa konsentrasi Cu tertinggi disusul Fe, Mn dan Zn. Di Area Suksesi , rata-rata Cu tertinggi pada partikel berlempung halus dan berdebu kasar, 78 masing-masing adalah 622.67 mgkg dan 530.12 mgkg. Sementara Fe tertinggi pada partikel berdebu kasar, yaitu 88.02 mgkg, disusul berlempung halus, yaitu 66.19 mgkg dan berpasir, yaitu 29.01 mgkg. Di Area Reklamasi, rata-rata Cu tertinggi pada partikel berdebu kasar, yaitu 230.36 mgkg, disusul berpasir 202.98 mgkg dan berlempung kasar 151.35 mgkg, sedangkan Fe, Mn, dan Zn umumnya lebih rendah daripada Cu, disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 . Rata-rata Unsur Mikro Fe, Mn, Cu, Zn dengan Pereaksi DTPA pada Contoh Tailing Awal di ModADA Contoh Tailing Kelas Ukuran Partikel Tailing Unsur Mikro mgkg Fe Mn Cu Zn Area Reklamasi 1 Berpasir 16.99 4.52 202.96 5.05 2 Berlempung kasar 34.90 3.61 151.35 2.94 3 Berdebu kasar 33.53 4.80 230.36 3.02 Area Suksesi 1 Berpasir 29.01 4.32 228.16 5.50 2 Berdebu kasar 88.02 17.21 530.12 7.17 3 Berlempung halus 66.19 13.59 622.67 7.18 Keterangan : Nilai unsur mikro merupakan nilai rata-rata dari profil pewakil berukuran partikel sama. Di Area Suksesi, Cu terekstrak DTPA lebih tinggi pada partikel berdebu kasar dan berlempung halus dibandingkan di Area Reklamasi. Fenomena yang sama pada Fe, disusul Mn, dan Zn dalam konsentrasi lebih rendah. Dalam kondisi basah seperti di Area Suksesi, unsur-unsur mikro ini lebih mobile dan mudah larut. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa batuan induk tailing tersusun oleh jenis mineral yang mengandung Fe, Cu, dan S sebagai pirit, digenit, kovelit, bornit, dan kalkopirit PTFI, 1997. Gambar 19a-b memperlihatkan bahwa Setelah Percobaan 3 bulan, jumlah Mn yang tercuci dari contoh air lebih tinggi, disusul Cu, Zn, dan Fe. Sementara analisis awal tailing menunjukkan bahwa Cu lebih tinggi dibandingkan Fe, Mn dan Zn Tabel 9 . Hal ini dimungkinkan karena kelarutan unsur mikro sangat ditentukan oleh pH larutan tanah. Labanauskas 1975 melaporkan bahwa pH tanah adalah faktor pengontrol ketersediaan mangan. Gambar 19a-b menunjukkan bahwa jumlah Mn tercuci lebih tinggi pada perlakuan tanpa BO dibandingkan perlakuan dengan BO untuk partikel berpasir dan berlempung kasar di Area Suksesi. Pada awal pengamatan minggu ke-4, jumlah Mn 79 tercuci adalah 6.05 mg pada partikel berpasir, disusul 5.77 mg berdebu kasar, dan

2.88 mg berlempung halus. Sementara di Area Reklamasi, Cu tercuci adalah 0.48