86
Sementara di Area Suksesi relatif terhambat perkembangan horison tanahnya
karena kondisi reduktif lebih intensif dan sering tergenang air. Walaupun didominasi vegetasi alami dengan tingkat keragaman jenis dan kerapan tinggi yang merupakan
penyumbang bahan organik pada lapisan permukaan, namun perkembangan horisonnya lebih sering terganggu karena basah hampir sepanjang tahun. Hal ini
menyebabkan proses dekomposisi bahan organik dan pelapukan mineral primer cenderung lambat walaupun perpindahan partikel halus lebih intensif di Area Suksesi
dibandingkan di Area Reklamasi bagian utara, kecuali pada lapisan-lapisan permukaan.
Kandungan bahan organik relatif tinggi pada lapisan-lapisan permukaan di Area Suksesi, namun belum terdekomposisi sempurna. Hal ini ditunjukkan oleh
kondisi lahan basah, serasah vegetasi masih berbentuk serat kasar, dan kadar bahan organik bervariasi sekitar 1 - 3 lebih tinggi daripada Area Reklamasi di bagian
utara, yaitu 1, kecuali di bagian selatan Mile 21.5 dan Mile 21 memiliki kadar bahan organik 1.
Kondisi lahan basah di Area Suksesi ini menyebabkan beberapa unsur mikro juga mudah larut dan tercuci. Menurut Stoops dan Eswaran 1985 bahwa kondisi
basah selama beberapa bulan dapat menyebabkan sebagian besar Fe dan Mn dipindahkan dari profil. Pada kondisi demikian, Fe dan Mn sangat mudah bergerak
mobile dan tercuci. Sementara bila tidak tercuci, besi ferro Fe
2+
atau mangan Mn
2+
akan bereaksi dengan sulfida atau senyawa-senyawa lain dalam larutan tanah Hardjowigeno, 1993, dan secara langsung mempengaruhi pembentukan struktur
tanah. Di sebagian besar tanah, kondisi basah berkaitan dengan terbentuknya bercak- bercak warna secara alami seperti halnya struktur tanah Moormann dan van de
Wetering, 1985. Dalam hal ini, kondisi basah menyebabkan perkembangan profil cenderung terhambat dibandingkan kondisi kering.
4.3.3 Klasifikasi Tanah di ModADA
Area Suksesi Mile 28 - Mile 25
Berdasarkan klasifikasi tanah dari Keys to Soil Taxonomy Soil Survey Staff,
1999; 2006 pada profil-profil tanah pewakil PS-1, PS-2, PS-3, PS-4, PS-5 di Area Suksesi menunjukkan bahwa area ini memiliki epipedon okhrik dan belum memiliki
horison bawah penciri, sehingga diklasifikasikan sebagai ordo Entisol.
87
Pada tingkat subordo, kondisi lahan PS-1, PS-2, PS-3, PS-4, PS-5 sering
tergenang air aquik hingga kedalaman ≥ 50 cm dari permukaan tanah, dan PS-2
hingga PS-4 mengandung bahan sulfidik. Hal ini terlihat dari total S mengalami peningkatan konsentrasi menurut kedalaman lapisan, namun tidak lebih dari 3.
Bahan sulfidik adalah bahan yang mengandung sulfur S dan mudah teroksidasi. Ditemukan bahwa total Fe dan S meningkat menurut kedalaman lapisan
pada setiap profil tanah pewakil yang diteliti. Total S pada lapisan atas rendah 0.1, kemudian meningkat 0.9 - 1.2 hingga kedalaman 50 cm, sementara total Fe
berkisar antara 3 - 7 dan cenderung meningkat menurut kedalaman lapisan. Total S dan Fe ini umumnya tinggi di ModADA karena merupakan sisa dari hasil
penambangan tembaga dan emas yang berasal dari mineral-mineral golongan sulfida, seperti pirit, kalkopirit, kovelit, bornit, dan digenit PTFI, 1997.
Secara umum bahan sulfidik dapat sebagai bahan mineral atau organik dengan pH 3.5 dan jika diinkubasi sebagai lapisan setebal 1 cm di bawah kondisi aerobik
dan lembab kapasitas lapang pada suhu kamar, maka akan terjadi penurunan pH ≥ 0.5 satuan ke pH 4.0 Soil Survey Staff, 1999; Rachim, 2003. Berbeda dengan
tailing, umumnya memiliki pH netral - agak alkali karena ditambahkan CaO pada proses pemisahan bijih di Mile 74, sehingga tailing yang dialirkan ke ModADA
menghasilkan nilai pH lebih tinggi dibandingkan tanah mineral alami. Oleh karenanya
subordo yang memenuhi syarat di Area Suksesi adalah Aquent. Menurut Wilding dan
Rehage 1985 bahwa tanah-tanah yang secara periodik dijenuhi air memiliki subordo aquik.
Subordo Aquent yang memenuhi syarat great group di PS-1, PS-2, PS-3, PS-4
, PS-5 adalah Endoaquent. Hal ini terlihat pada profil-profil tanah pewakil di
Area Suksesi ini dijenuhi air pada semua horison dari batas atas penjenuhan hingga kedalaman
≥ 200 cm. Deskripsi profil tanah pewakil di Area Suksesi hanya dibatasi hingga kedalaman 50 cm, karena pengamatan morfologi dan pengambilan contoh
tanah dari setiap horison ini terhalang oleh air tanah ground water yang dangkal. Sementara pada tingkat subgroup tidak ditemukan ciri-ciri tambahan yang
menunjukkan transisi ke great group lain, selain daripada ciri-ciri yang telah
ditentukan dari tingkat ordo hingga great group, sehingga PS-1, PS-2, PS-3, PS-4, PS-5
dikategorikan sebagai Typic Endoaquent. Pada tingkat famili, sebagai pembeda utama adalah kelas ukuran partikel,
mineralogi , regim suhu, dan aktivitas pertukaran kation. Dalam penentuan kelas
88 ukuran partikel di ModADA dimodifikasi berdasarkan nilai rata-rata kelas ukuran
partikel dari masing-masing horison profil. Nilai rata-rata kelas ukuran partikel liat, debu
, pasir pada masing-masing profil pewakil di Area Suksesi adalah PS-1 1.15,
9.41, 88.35, PS-2 10.75, 75.99, 13.24, PS-3 5.24, 77.91, 16.83, PS-4 10.48, 64.88, 17.97, dan PS-5 18.60, 49.30, 32.07. Berdasarkan
nilai ukuran partikel tersebut, maka PS-1 dikategorikan Berpasir, PS-2, PS-3, PS-4 dikategorikan Berdebu kasar, dan PS-5 dikategorikan Berlempung halus.
Sebagai penciri kelas mineralogi adalah berdasarkan susunan mineral pada bagian penentu yang digunakan untuk kelas ukuran partikel. Bagian penentu tanah
mineral adalah kedalaman 25-100 cm, namun dalam menentukan kelas mineralogi tanah di ModADA berdasarkan fraksi partikel penentu, yaitu 0.02-2 mm dari masing-
masing horison profil tanah pewakil. Profil tanah pewakil PS-1 terletak di bagian utara yang didominasi kelompok
mineral feldspar 45.27, disusul kuarsa 25.60, dan kurang dari 8 adalah kelompok mineral garnet, karbonat, sulfat, Fe- dan Cu-sulfida, Fe-oksida, mika, liat,
dan amphibol-serpentin. Sementara PS-2 hingga PS-5 hanya menunjukkan perbedaan pada jumlah mineral kuarsa 40.16-44.40 lebih dominan dibandingkan feldspar
27.95- 32.03, sedangkan kelompok mineral lainnya relatif sama seperti PS-1 dalam jumlah lebih rendah
≤ 10. Berdasarkan uraian komposisi jenis mineral di atas, maka profil tanah pewakil
di Area Suksesi belum menunjukkan perbedaan persentase mineral tertentu yang lebih dominan, yaitu 90 sebagai mineral kuarsa maupun feldspar. Selain itu terdapat
juga mineral lainnya yang berasal dari bahan induk utama dan sedang mengalami pelapukan menjadi tanah, sehingga kategori kelas mineralogi yang memenuhi syarat
adalah Campuran. Dalam Key to Soil Taxonomy, kelas Campuran didefinisikan
sebagai semua lapisan atau horison tanah mineral lain yang dalam penampang kontrol mineraloginya mempunyai sifat lain yang kurang dari 40 suatu mineral selain
kuarsa dan feldspar. Selanjutnya penciri kelas aktivitas pertukaran kation belum dapat digunakan
sebagai pembeda famili pada tanah-tanah yang baru terbentuk dari tailing di Area Suksesi, karena hasil analisis tekstur didominasi partikel berpasir dan berdebu kasar,
serta KTK rendah. Untuk penciri kelas temperatur suhu tanah, diasumsikan bahwa ModADA termasuk dalam kawasan iklim tropis dan penentuan rata-rata suhu tanah
didekati dengan rata-rata suhu udara di area penelitian.
89 Rata-rata suhu udara per tahun selama 10 tahun 1994-2004 di area Timika
adalah 26.06
o
C, dengan suhu udara maksimum adalah 27.46
o
C dan suhu udara minimum adalah 24.63
o
C. Berdasarkan data tersebut, maka kelas temperatur tanah
pada profil tanah pewakil PS-1, PS-2, PS-3, PS-4, PS-5 adalah Isohipertermik, yaitu
suhu tanah tahunan rata-rata ≥ 22
o
C, atau 26.06
o
C adalah rata-rata suhu udara per
tahun di area Timika Gambar 20a, atau 25.94
o
C di area Pusat Reklamasi Gambar 20b
.
Rata-rata Suhu Udara oC Tahun 1994-2004 Stasiun Meteorologi 04 Area Timika
22 23
24 25
26 27
28
Jan Peb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Ags
Sept Okt
Nop Des
Bulan Su
hu U d
a r
a o
C
Suhu Max Suhu Rata-rata
Suhu Min
Rata-rata Suhu Udara oC Tahun 1994-2004 Stasiun Meteorologi 04 Area Timika
22 23
24 25
26 27
28
Jan Peb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Ags
Sept Okt
Nop Des
Bulan Su
hu U d
a r
a o
C
Suhu Max Suhu Rata-rata
Suhu Min
Sumber : Stasiun Meteorologi PTFI - Timika, 2005
Gambar 20a
. Rata-rata Suhu Udara
o
C Tahun 1994 - 2004 Stasiun Meteorologi 04 Area Timika
Area Reklamasi Mile 28 - Mile 21
Berdasarkan klasifikasi tanah dari Keys to Soil Taxonomy Soil Survey Staff, 1999; 2006 pada 12 profil tanah pewakil di Area Reklamasi IPR-4 - Mile 21
menunjukkan bahwa keseluruhan horison permukaannya seperti juga di Area Suksesi
memiliki epipedon okhrik dan belum mempunyai horison bawah penciri, sehingga diklasifikasikan sebagai ordo Entisol.
Pada tingkat subordo berbeda dengan Area Suksesi. Area Reklamasi di bagian utara memiliki kondisi tanah lebih kering dan jarang tergenang air, kecuali ke arah
selatan ModADA pada beberapa lapisan bawah adalah lembab - basah. Pada tingkat subordo di Mile 28, yaitu IPR-4, IPR-6, dan IPR-8 yang terletak dalam satu
hamparan lahan 105 Ha dibedakan berdasarkan jenis vegetasi yang tumbuh di atas area tersebut.
90
Profil tanah pewakil IPR-4 terletak di bagian utara ModADA, didominasi
vegetasi Calopogonium muconoides - Casuarina equisetifolia dan pada horison atasnya telah terbentuk tanah. Hal ini ditunjukkan oleh terdapatnya tailing bercampur
bahan organik, sehingga warna matriks lebih gelap 5Y 41; 5Y 31. Secara keseluruhan IPR-4 didominasi tekstur pasir berlempung - pasir 79.06-98.98
pasir di setiap lapisan dan terdapat batuan berukuran kecil-sedang-besar dalam jumlah banyak pada kedalaman 50-76 cm. Demikian juga kandungan C-organik
sangat rendah 0.23 - 0.32 pada kedalalaman 25-100 cm dan cenderung menurun tidak teratur pada lapisan-lapisan bawah.
Profil tanah pewakil IPR-6 terletak di bagian kanan lahan setelah IPR-4,
didominasi tekstur yang bervariasi antara pasir berlempung dan pasir 68.45- 97.30 pasir pada setiap horison, terdapat kerikil dan batuan berukuran kecil -
sedang dalam jumlah sedang pada kedalaman 57-76 cm. Kandungan C-organik sangat rendah 0.17-0.08 dan menurun menurut kedalaman horison.
Profil tanah pewakil IPR-8 terletak di bagian tengah lahan antara IPR-4 dan
IPR-6 ke arah timur ModADA, didominasi tekstur lempung, pasir, dan pasir berlempung 44.85-96.25 pasir pada setiap horison, dan selain vegetasi C.
equisetifolia terdapat juga Metroxylon sago. Pada horison atas IPR-8 0-8 cm telah
menunjukkan perkembangan tanah lebih baik dibandingkan IPR-4 dan IPR-6. Terlihat pada tekstur lempung dan struktur tanah remah, namun masih lemah. Horison
di bawahnya juga masih menunjukkan kesamaan bahan partikel seperti kedua profil sebelumnya, kecuali tidak terdapat batuan. Kandungan C-organik sangat rendah
0.10 - 0.08 pada kedalaman 25-125 cm. Berdasarkan uraian kriteria pembeda
subordo di atas, maka IPR-4, 6, 8 dikategorikan subordo Orthent. Bleeker 1983
melaporkan bahwa orthent berkembang dari Entisol, terutama pada permukaan tanah yang baru dan mudah tererosi.
Area berikutnya dibedakan berdasarkan vegetasi pertanian dan kehutanan,
yaitu IIPR-1 Pometia pinnata - C.equisetifolia, IIIPR-2 Alley cropping -
C.equisetifolia - Coconut nucifera, IVPR-5 King-grass - C.equisetifolia, dan
VPR-3 Leucaena leucocephala - C.equisetifolia, didominasi tekstur berpasir
80 pada setiap lapisannya. Selain itu terdapat kerikil dan batuan kecil - besar dalam jumlah sedang pada IIPR-1 horison C: 28-57 cm; IIIPR-2 horison C4:
2426-4352 cm; Cg: 8894 cm, IVPR-5 horison C7: 79120-121130 cm, VPR-3 horison C3: 42-50 cm; C7 : 85-95 cm. Kandungan C-organik sangat rendah,
91
yaitu IIPR-1 0.09-0.06, IIIPR-2 0.05-0.08, dan IVPR-5 0.05-0.09
pada kedalaman 25-100 cm, sehingga subordo yang memenuhi syarat adalah
Orthent .
Area berikutnya setelah VPR-3 ditumbuhi C.equisetifolia - C.muconoides,
yaitu VIPR-7 dan VIPR-9, masing-masing memiliki perbedaan kelas ukuran partikel. Ukuran partikel VIPR-7 lebih bervariasi pada setiap lapisannya dari atas
hingga bawah, yaitu berlempung kasar, berpasir, dan berlempung kasar dengan kelas tekstur lempung berpasir - pasir berlempung 33.4-93.96 pasir, dan tidak terdapat
batuan. Sementara VIPR-9 didominasi partikel berpasir dengan tekstur pasir 90
pada setiap lapisan, terdapat kerikil dan batuan kecil pada kedalaman 61-68 cm C8.
Kandungan C-organik sangat rendah, yaitu VIPR-7 0.29-0.26 dan VIPR-9 0.15-0.20 pada kedalaman 25-100 cm, sehingga termasuk subordo Orthent.
Area berikutnya VIPR-10, selain ditumbuhi C.equisetifolia - C.muconoides,
terdapat juga vegetasi alami dan perkembangan horisonnya lebih baik. Profil tanah pewakil VIPR-10 memiliki tekstur debu - lempung berdebu 51.25-91.19 debu
pada setiap horison dan C-organik sangat rendah, yaitu 0.23-0.86 pada
kedalaman 25-125 cm, sehingga dikategorikan subordo Orthent. Pada tingkat great group, subordo Orthent, yaitu IPR-4, IPR-6, IPR-8,
IIPR-1 , IIIPR-2, IVPR-5, VPR-3, VIPR-7, VIPR-9 dan VIPR-10 tidak
memiliki regim suhu cryik, dan regim kelembaban xeric, ustik, aridik atau torrik,
sehingga great group yang memenuhi syarat adalah Udorthent. Great group
Udorthent mempunyai regim kelembaban udik, yaitu tanah-tanah yang tidak pernah kering lebih dari 90 hari kumulatif.
Pada tingkat great group Udorthent ini tidak ditemukan ciri-ciri tambahan yang menunjukkan transisi ke great group lain, sehingga IPR-4, IPR-6, IIPR-1,
IIIPR-2 , IVPR-5, VPR-3, dan VIPR-9 dikategorikan sebagai subgroup Typic
Udorthent . Sementara great group Udorthent yang menunjukkan kondisi aquik di
salah satu horison atau lebih pada kedalaman 100 cm dari permukaan tanah dan mempunyai deplesi redoks berkroma
≤ 2 selama tahun-tahun normal, berturut-turut
ditemukan pada IPR-8 horison Cg: 64-79 cm, 5Y 41; horison Cg2: 79 cm, 5Y 41, VIPR-7 horison Cg: 112 cm, 2.5Y 30, dan VIPR-10 horison Cg: 68
cm, N 40-5Y 41, sehingga dikategorikan subgroup Aquic Udorthent.
92 Area berikutnya ditumbuhi vegetasi alami Mile 21 dan area konservasi hutan
sekunder alami Mile 21.5. Perbedaan agak kontras pada kelas ukuran partikel di
antara kedua profil tanah pewakil tersebut. Mile 21 memiliki tekstur lempung pada
horison atas A; AC, dan pasir pada horison bawahnya C; Cg; Cg2, terdapat air tanah pada horison Cg-Cg2 kedalaman 19-35 cm dan 35-50 cm, dan selalu jenuh air
kroma ≤ 1 dengan total S rendah 0.47 di horison permukaan dan meningkat pada
horison di bawahnya 1.47-2.15, dan total S mencapai 3.81 pada horison C. Namun pH relatif stabil, yaitu 7 - 8, karena tailing mengandung bahan kapur dan
memiliki kemampuan menetralkan asam ketika terjadi oksidasi mineral sulfidik.
Mile 21.5 didominasi tekstur debu pada setiap horisonnya 84.11-88.02
debu, selalu jenuh air dan matriks tereduksi dengan kroma ≤ 2 di setiap horison pada
kedalaman 20 cm hingga horison di bawahnya. Berdasarkan uraian kriteria subordo,
maka Mile 21 dan Mile 21.5 dikategorikan sebagai Aquent, karena memenuhi syarat
utama selalu jenuh air dan matriks tereduksi pada semua horison di bawah kedalaman 25 cm dari permukaan tanah.
Profil-profil pewakil Mile 21 dan Mile 21.5 dengan subordo Aquent ini,
masing-masing memiliki kriteria yang mirip sebagai syarat ke tingkat great group.
Mile 21.5
memiliki kandungan C-organik sangat rendah 0.46-0.68 pada kedalaman 25 - 55 cm dan terdapat air tanah pada kedalaman 55 cm, sehingga
memenuhi syarat episaturasi. Sementara Mile 21 memenuhi syarat episaturasi pada
kedalaman 19-35 cm horison Cg dan 35-50 cm horison Cg2, sedangkan pada horison permukaan A, AC, dan C tidak tergenang air, oleh karenanya Mile 21 dan
Mile 21.5 dikategorikan sebagai Epiaquent. Namun tidak ditemukan ciri-ciri
tambahan yang menunjukkan kriteria transisi ke great group lain, sehingga subgroup
Mile 21 dan Mile 21.5 termasuk Typic Epiaquent. Sebagai pembeda pada tingkat famili adalah kelas ukuran partikel liat, debu,
pasir . Area Reklamasi memiliki kelas ukuran partikel bervariasi dari partikel
berpasir, berdebu kasar dan berlempung kasar, yaitu IPR-4 1.17, 7.56, 90.69, IPR-6 1.47, 8.71, 88.54, IPR-8 5.31, 12.69, 81.64, IIPR-1 0.97,
4.13, 94.84, IIIPR-2 2.37, 11.26, 86.35, VPR-3 0.33, 1.65, 98.02, IVPR-5 0.71, 3.38, 94.22, VIPR-7 2.57, 29.18, 65.75,
VIPR-9 0.52, 2.69, 96.06, VIPR-10 4.93, 75.13, 19.94, Mile 21 3.09, 28.38, 67.20, dan Mile 21.5 8.09, 86.99, 4.91.
93 Berdasarkan nilai rata-rata ukuran partikel pasir, debu, dan liat tersebut di atas,
maka kelas ukuran partikel IPR-4,6,8, IIPR-1, IIIPR-2, IVPR-5, VPR-3, dan VIPR-9
dikategorikan Berpasir, VIPR-7 dan Mile 21 dikategorikan Berlempung kasar
, serta VIPR-10 dan Mile 21.5 dikategorikan Berdebu kasar.
Sebagai penciri kelas mineralogi di Area Reklamasi seperti di Area Suksesi, yaitu bagian penentu didasarkan pada fraksi 0.02 - 2 mm dari masing-masing horison.
Area Reklamasi ini didominasi kelompok mineral kuarsa 37.98-48.17, disusul feldspar 17.49-35.15, dan
≤ 11 adalah garnet, karbonat, sulfat, Fe- dan Cu- sulfida, Fe-oksida, mika, liat, dan amphibol-serpentin. Komposisi jenis mineral
tersebut bervariasi dan tidak terdapat salah satu mineral yang lebih dominan, yaitu 90 sebagai kuarsa maupun feldspar, dan masih terdapat kelompok mineral lain
yang berasal dari bahan induk utama dan sedang mengalami pelapukan, sehingga
kategori kelas mineralogi adalah Campuran.
Pembeda kelas temperatur tanah adalah rata-rata suhu udara per tahun selama 10 tahun 1994-2004 di area Timika, yaitu 26.06
o
C suhu udara maksimum : 26.79
o
C dan suhu udara minimum : 24.63
o
C. Oleh karenanya kriteria kelas temperatur
tanah di Area Reklamasi adalah Isohipertermik, yaitu rata-rata suhu tanah tahunan
≥ 22
o
C atau, 26.06
o
C dan 25.94
o
C adalah rata-rata suhu udara per tahun di area
Timika dan area Pusat Reklamasi Gambar 20a-b.
Rata-rata Suhu Udara oC Tahun 1997-2004 Stasiun Meteorologi 21 Pusat Reklamasi
18 20
22 24
26 28
Jan Peb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Ags
Sept Okt
Nop Des
Bulan Suhu Uda
r a
o C
Suhu Max Suhu Rata-rata
Suhu Min
Rata-rata Suhu Udara oC Tahun 1997-2004 Stasiun Meteorologi 21 Pusat Reklamasi
18 20
22 24
26 28
Jan Peb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Ags
Sept Okt
Nop Des
Bulan Suhu Uda
r a
o C
Suhu Max Suhu Rata-rata
Suhu Min
Sumber : Stasiun Meteorologi PTFI - Timika, 2005
Gambar 20b . Rata-rata Suhu Udara
o
C Tahun 1997 - 2004 Stasiun Meteorologi 21 Area Pusat Reklamasi
94
Profil Pembanding : Tanah Mineral KK-5
Sebagai profil pembanding tanah mineral KK-5 diklasifikasikan sebagai
epipedon okhrik dan telah memiliki horison bawah penciri kambik, sehingga termasuk ordo Inseptisol.
Pada tingkat subordo, faktor pembeda utama di KK-5 adalah regim
kelembaban tanah udik, sehingga dikategorikan Udept. Tingkat great group dikategorikan sebagai Dystrudept, karena rata-rata kejenuhan basa NH
4
OAc 1N, pH 7 pada kedalaman 25-100 cm horison Bw: 22-38 cm - BC3: 83-90 cm adalah
41.56 KB 50. Pada tingkat subgroup tidak ditemukan ciri-ciri tambahan yang menunjukkan kriteria transisi ke great group lain, sehingga dikategorikan sebagai
Typic Dystrudept .
Pada tingkat famili, rata-rata kelas ukuran partikel liat, debu, pasir adalah 17.31 liat, 72.43 debu, dan 10.44 pasir, sehingga dikategorikan Berdebu kasar.
Penciri kelas mineralogi ditentukan berdasarkan bagian penentu kelas ukuran partikel pada kedalaman 25-100 cm di dalam fraksi 0.02 - 2 mm dari masing-masing horison
tanah. Rata-rata kelas mineralogi KK5 didominasi oleh mineral kuarsa, yaitu 81.62, sedangkan kelompok mineral feldspar, sulfat, Fe- dan Cu-sulfida, mika, liat, dan
amphibol-serpentin sangat rendah, yaitu 6, sehingga termasuk kelas mineralogi
Campuran .
Penciri kelas aktivitas pertukaran kation juga belum dapat digunakan sebagai pembeda famili di KK-5, karena hasil analisis terhadap kelas ukuran partikel adalah
berdebu kasar dengan KTK rendah - sangat rendah pada setiap horisonnya. Sebagai penciri kelas temperatur suhu tanah KK-5 didekati dengan suhu
udara. Rata-rata suhu udara per tahun 1996-2004 adalah 25.57
o
C suhu udara maksimum : 26.14
o
C dan suhu udara minimum : 24.41
o
C Gambar 21. Oleh karenanya kategori kelas temperatur tanah KK-5 adalah Isohipertermik, yaitu rata-
rata suhu tanah tahunan ≥ 22
o
C, atau 25.57
o
C adalah rata-rata suhu udara tahunan.
95
Rata-rata Suhu Udara oC Tahun 1996-2004 Stasiun Meteorologi 11 - Kuala Kencana
21 22
23 24
25 26
27 28
Jan Peb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Ags
Sept Okt
Nop Des
Bulan Su
hu Ud
a r
a o
C
Suhu Max Suhu Rata-rata
Suhu Min
Rata-rata Suhu Udara oC Tahun 1996-2004 Stasiun Meteorologi 11 - Kuala Kencana
21 22
23 24
25 26
27 28
Jan Peb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Ags
Sept Okt
Nop Des
Bulan Su
hu Ud
a r
a o
C
Suhu Max Suhu Rata-rata
Suhu Min
Sumber : Stasiun Meteorologi PTFI - Timika, 2005
Gambar 21 . Rata-rata Suhu Udara
o
C Tahun 1996 - 2004 Stasiun Meteorologi 11 Kuala Kencana
4.3.4 Perkembangan Klasifikasi Tanah di ModADA