Peranan Mineralogi dan Proses Perkembangan Tanah

13 Perkembangan horison tanahnya juga lebih lambat karena terletak di daerah beriklim sedang temperate.

2.7 Peranan Mineralogi dan Proses Perkembangan Tanah

Mineral primer banyak ditemukan dalam fraksi pasir dan debu, sedangkan mineral sekunder terbentuk setelah mengalami proses pelapukan dari mineral primer yang ditemukan sebagai fraksi liat. Berdasarkan tahapan stabilitas mineral menunjukkan bahwa kelompok mineral feldspar, muskovit, dan kuarsa termasuk mineral primer yang stabil di dalam tanah, disajikan pada Gambar 3. Olivine Calcic Plagioclase Augite Calcic-Alkalic Plagioclase Hornblende Alkali-Calcic Plagioclase Alkalic Plagioclase Biotite Potash Feldspar Muscovite Quartz Gambar 3 . Tahapan Stabilitas Mineral Goldich, 1938; Rai dan Kittrick, 1989 Pada Gambar 3 memperlihatkan bahwa mineral primer yang paling stabil adalah kuarsa. Sementara mineral yang paling tidak stabil adalah olivin, disusul augit, hornblende, dan biotit. Pada bagian kiri dari atas ke bawah dengan menurunnya temperatur, olivin merupakan mineral mudah lapuk dan tidak stabil karena terdiri dari satu Si-tetrahedral yang terikat satu sama lain oleh Mg yang mudah dihidrolisis atau Fe yang mudah teroksidasi. Berikutnya augit piroksen mempunyai rantai tunggal, hornblende amphibol mempunyai struktur rantai ganda, dan biotit mempunyai struktur yang berlapis-lapis. Kelompok mineral mudah lapuk ini umumnya berhubungan dengan mineral ferro magnesian yang cenderung tidak stabil di dalam lingkungan pedogenik Allen dan Hajek, 1989; Huang et al., 1989. Stabilitas meningkat Temperatur menurun 14 Pada bagian kanan dari atas ke bawah ditemukan penghancuran atau pelapukan mineral semakin berkurang dari Ca-plagioklas ke K-feldspar, karena kation bervalensi dua Ca 2+ tidak mengisi dengan tepat kisi dalam struktur rantai feldspar, walaupun telah memenuhi kekurangan muatan sebagai akibat substitusi Si oleh Al. Sementara K berukuran lebih besar dapat mengisi kisi struktur mineral tersebut dengan tepat. Oleh karenanya K-feldspar orthoklas lebih stabil daripada Ca, Na- feldspar plagioklas. Kuarsa adalah mineral yang paling stabil karena tahan terhadap pelapukan Dress et al., 1989, terdiri dari ikatan Si-tetrahedral secara keseluruhan dengan semua atom oksigen diikat oleh lebih dari satu Si. Dengan semakin banyaknya Si yang mengikat O, maka rasio O : Si akan semakin menurun, sehingga rasio kuarsa = 2.0 lebih rendah, sedangkan rasio kelompok mineral mudah lapuk lebih tinggi, seperti olivin = 4, piroksen augit = 3, dan amphibol hornblende = 2.7 Goldich, 1938; Hardjowigeno, 1993. Mineral kuarsa akan menjadi lebih mudah larut bila ukuran partikelnya semakin halus karena meningkatnya luas permukaan, terutama pada lingkungan pH tinggi Nahon, 1991. Sementara muskovit lebih stabil karena stability effect dari lapisan silika aluminium. Muskovit cenderung lebih stabil dalam lingkungan pedogenik daripada biotit, karena Al dalam lembar oktahedral sebagai pengganti Fe dan Mg dalam biotit Fanning et al., 1989; Allen dan Hajek, 1989. Rasio muskovitbiotit pada fraksi pasir cenderung meningkat dengan waktu Mokma et al., 1973. Muskovit juga tersebar luas pada pasir dan debu, tetapi masih merupakan komponen minor pada sebagian besar tanah Allen dan Hajek, 1989.

2.8 Proses Pelapukan Mineral dan Pembentukan Tanah