Saran dan Rekomendasi KESIMPULAN UMUM DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Umum

116

VI. KESIMPULAN UMUM DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Umum

1. Area ModADA Mile 28 - 21 terbagi atas tiga kelas ukuran partikel, yaitu berpasir di bagian utara, berlempung kasar-halus, dan berdebu kasar ke arah selatan. 2. Area ModADA diklasifikasikan sebagai ordo Entisol A-C, dengan epipedon okhrik pada horison permukaan dan tanpa horison bawah penciri. 3. Perkembangan horison permukaan terlihat di Area Suksesi, namun kendalanya pada kadalaman air tanah 50 cm, sedangkan di bagian selatan Area Reklamasi pada partikel berdebu kasar Typic Epiaquent, Mile 21.5 memiliki perkembangan horison lebih baik dengan kedalaman air tanah ≤ 60 - 70 cm, lembab, dan tingkat pertumbuhan vegetasi lebih tinggi. 4. Unsur-unsur Ca, Cu, dan S-total cenderung meningkat ke arah selatan Area Suksesi pada partikel berdebu kasar dan berlempung halus Typic Endoaquent, dan Area Reklamasi pada partikel berdebu kasar Aquic Udorthent, berdebu kasar dan berlempung kasar Typic Epiaquent. 5. Penambahan bubur kapur CaO untuk mengantisipasi oksidasi sulfida, sehingga Ca terlarut dan terakumulasi pada lapisan-lapisan bawah di sebagian besar ModADA, dan menciptakan pH stabil 7 - 8. 6. Unsur mikro Cu tersedia lebih tinggi pada partikel berlempung kasar-halus, dan berdebu kasar, dan terakumulasi pada lapisan-lapisan bawah, sedangkan Fe, Mn, dan Zn tersedia lebih rendah.

6.2 Saran dan Rekomendasi

1. Area Suksesi Mile 28-25 memiliki kedalaman air tanah dangkal dan basah hampir sepanjang tahun, sehingga untuk kelanjutan reklamasi direkomendasikan untuk membiarkan lahan tetap ditumbuhi vegetasi secara alami. 2. Area Reklamasi di bagian utara Mile 28-25 yang didominasi partikel berpasir dan kedalaman air tanah dalam, untuk kelanjutan reklamasi disarankan : a. Mengatur perlakuan pupuk organik sesuai kebutuhan jenis-jenis vegetasi reklamasi untuk meningkatkan kesuburan tanah, dan perlu mengetahui kandungan awal dari unsur makro-mikro tersedia di lahan reklamasi; 117 b. Penanaman pada lahan reklamasi diawali dengan jenis-jenis vegetasi yang dapat meningkatkan kesuburan tanah, seperti Calopogonium sp. Legum, kemudian dilanjutkan dengan vegetasi hutan dan budidaya pertanian terutama bagi pemenuhan kebutuhan biomassa; c. Perlu dilakukan pemantauan rutin untuk mengevaluasi lahan tanah dan jenis- jenis vegetasi melalui analisis tanah dan jaringan tanaman, serta mempelajari serapan unsur makro-mikro dari vegetasi reklamasi maupun alami di ModADA. Novelty Studi perkembangan tanah selama ini lebih banyak terkonsentrasi pada tanah- tanah yang berkembang dari batuan insitu pada landscape alaminya. Sebagai contoh penelitian pada batuan andesit yang dilakukan oleh Hendricks dan Whittig 1968; Mulyanto dan Stoops 2003, batuan basalt Benayas et al., 1978; batuan kapur Mulyanto, 2003; granit Torrent dan Benajas, 1977; Gilkes et al., 1973; Eswaran dan Bing Wong Chauw, 1978; Gilkes et al. 1980; Curmi dan Maurice, 1981; Roberston dan Eggleton, 1991, batuan mafik Robinson, 1989, batuan ultramafik Traore et al., 2008, serta batuan volkanik Aomine dan Wada, 1962; Nagasawa, 1978; Parfitt et al., 1989; Mulyanto, 1990; Irfan, 1999. Sementara penelitian di ModADA jarang dilakukan sebelumnya. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan, namun lebih terkonsentrasi pada tanah dan mikroriza, serta biodiversiti tanah PTFI dan PT Hatfindo Prima, 1998; 1999, kandungan logam pada pati sagu di tailing Istalaksana et al., 2000, serta sedimen dan pengendapan unsur dari sungai Ajkwa Brunskill et al., 2004. Sebaliknya perkembangan tanah dari tailing belum pernah dilakukan sebelumnya karena aktivitas pengendapan tailing di ModADA masih berlangsung hingga tahun 2040 berakhirnya penutupan tambang. Mengingat luasan dari kawasan tailing cukup besar dan dapat terjadi di berbagai lokasi pertambangan, maka penelitian perkembangan tanah dari tailing menjadi sangat penting. Oleh karenanya studi karaktersitik morfologi, fisik, kimia, dan mineralogi pada kelas ukuran partikel yang berbeda merupakan landasan ilmiah yang sangat diperlukan untuk tujuan reklamasi dan pengembangan lahan setelah berakhirnya masa penambangan. 118 Penelitian yang berjudul : Perkembangan Tanah dari Tailing di ModADA PTFI : Aspek Reklamasi dan Suksesi Alami, diperoleh hasil-hasil terbaru Novelty sebagai berikut : 1. Setelah area pengendapan tailing tidak aktif sekitar ± 8 - 20 tahun, telah terjadi proses-proses pedogenesis nyata yang mengindikasikan perkembangan tailing menjadi tanah pada tahap awal. 2. Terjadi proses perubahan sifat-sifat tailing setelah mengalami pengendapan bila dibandingkan dengan tailing awal sebelum memasuki area pengendapan. Sifat-sifat yang berubah adalah penurunan pH, kandungan sulfat, dan unsur-unsur mikro Cu, Fe, Mn, Zn. Penurunan pH terjadi karena oksidasi bahan sulfida, selanjutnya dinetralkan oleh pelarutan kapur CaO, sehingga pH berkisar 7 - 8. Penurunan pH menyebabkan peningkatan pelarutan unsur-unsur mikro Cu Fe Mn Zn. 3. Setelah pengendapan tailing sekitar ± 8 - 20 tahun di ModADA, telah terjadi penambahan spesies dominan dari vegetasi alami di Area Reklamasi, selain vegetasi budidaya pertanian dan kehutanan, yaitu Phragmites karka, Dryapteris sp. Ficus adenosperma, Ficus armiti Mig., Premna corymbossa, Widelia biflora, Glochidion macropyla, Sterculia sp, dan Imperata cylindrical. Di Area Suksesi, vegetasi dominan dan pionir adalah Phragmites karka, tahap berikutnya adalah Ficus adenosperma, Ficus armiti Mig., Adina nerifolia, Casuarina equisetifolia, Nauclea papuana, Camnosperma brepetiolata, Sterculia sp., dan Glochidion macrophyla. 4. a. Penelitian Unsur Hara Tercuci pada kolom-kolom tanah menunjukkan bahwa jika tanah tailing tidak terganggu dan berada dalam lingkungan alaminya termasuk air hujan, maka pH tanah stabil sekitar 7 - 8, kelarutan unsur-unsur lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil penelitian menggunakan pelarut standar untuk analisis laboratorium Cu, Fe, Mn, Zn, pelarut DTPA pH 7.3; dan Ca, Mg, K, Na, pelarut NH 4 OAc pH 7. b. Perlakuan Bahan Organik mampu menahan unsur-unsur mikro dan kation- kation basa, sehingga kelarutannya lebih rendah. 119 DAFTAR PUSTAKA Acosta, J. A., Faz Cano, A., Arocena, J. M., Debela, F. and Mart ίnez-Martίnez, S. 2009. Distribution of metals in soil particle size fractions and its implication to risk assessment of playgrounds in Murcia City Spain. Geoderma 149 2009 101-109. Allen, B. I. and Hajek, B. F. 1989. Mineral Occurrence in Soil Environments. In Soil Science of America, 677 South Segoe Road, Madison, USA. Minerals in Soil Environments . 2 nd Edition. SSSA Book Series, no. 1. Aomine, S. and Wada, K. 1962. Differential weathering of volcanic ash and pumice, resulting in formation of hydrated Halloysite. Am. Min. 47 : 1024-1048. Baker, D. E. and Senft, J. P. 1995. Copper. In Heavy Metals in Soil. Sedond Edition. Edited by B. J. Alloway. Blackie Academic Professional. London- Glasgow-Weinheim-New York-Tokyo-Melbourne-Madras. Benayas, J., Fernandez, C. E. and Tejedor, S. M. L., 1978. Estudio micromorfologico de Vitrandept T Tenerife. Anales de Edafologia y. Agrobiologia 37:295-302. Bleeker, P. 1983. Soils of Papua New Guinea. The Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization, Australia in association with Australian National University Press. Canberra, Australia, London, England and Miami, USA. Blevins, R. L. and Massey, H. F. 1959. Evaluation of two methods of measuring available soil copper, and the effect of soil pH and extractable aluminum on copper uptake by plants. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 23:296-298. Bohn, H. L., Brian L. M. and George, A. O. 1979. Soil Chemistry. A Wiley Interscience Publication. John Wiley Sons. New York, Chichester, Brisbane, Toronto. BPT, 2005. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Edisi Pertama. Balai Penelitian Tanah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Departemen Pertanian. Bogor. Brunskill, G.J., Zagorskis, I., Pfitzner, J. and Ellison, J. 2004. Sediment and trace depositional history from the Ajkwa River estuarine mangroves of Irian Jaya West Papua, Indonesia. Continental Shelf Research, 17pp. Cappuyns, V. and Swennen, R. 2008. The application of pH stat leaching tests to assess the pH dependent release of trace metals from soils, sediments and waste materials. Journal of Hazardous Materials 1582008 185-195. Chapman, H. D. 1975. Calsium. In Diagnostic Criteria For Plants and Soils. Edited by Homer D. Chapman. Dept. of Soil and Plant Nutrition, Univ. of California. Eurasia Publishing House P LTD. Ram Nagar, New Dehli. Coleman, R. E. and Veloo, C. 1996. PT Freeport Indonesia Concentrator Expansion. SME Annual Meeting, Phoenix, Arizona, 11-14 March 1996. Coleman and Napitupulu. 1998. Freeport’s Fourth Concentrator - A Large Step Towards the 21 st Century. Madang, 6 - 8 October. 120 Collinson, J. D. 1986. Alluvial Sediments Chapter 3. Sedimentary Environments and Facies. Edited by H. G. Reading. Department of Earth Sciences. University of Oxford. Second Edition. Blackwell Scientific Publications. Curmi, P. and Maurice, F. 1981. Caractérisation microscopique de l’altération dans une aréne granitique conservée. In Bisdom, E. B. A ed. Submicroscopy of soils and weathered rocks. Pudoc, Wageningen 19, 249-270. Dent, D. 1986. Acid sulphate soils : a baseline for research and development. Publication 39. International Institute for Land Reclamation and ImprovementILRI, Wageningen, The Netherlands 1986. DEPTRANS dan PT Parama Consultant. 1986. Laporan Akhir - Rencana Teknik Satuan Pemukiman Tahap III A, Tahun 1984 - 1985, Paket E.35, Propinsi Irian Jaya, WPPSKP XXVB, Lokasi Timika. DEPTRANS Direktorat Jenderal Penyiapan Pemukiman Direktorat Bina Program. Dogbe, W. 1998. Green-manure crops for sustainable agriculture in the inland valleys of northern Ghana. Copyright 1998 © IDRCCRDI. http:www.idrc.ca booksfocus85215-sec12.html. Drees, L. R., Wilding, L. P., Smeck, N. E. and Senyaki, A. L. 1989. Silica in Soils : Quartz and Disordered Silica Polymorphs. In Soil Science of America, 677 South Segoe Road, Madison, USA. Minerals in Soil Environments. 2 nd Edition. SSSA Book Series, no. 1. Drosdoff, M. and Lagasse, F. S. 1950. The effect of some magnesium and calsium fertilizers in a magnesium deficient bearing tung orchard. Proc. Amer. Soc. Hort. Sci. 56:5-11. Duever. 2004. Casuarina equisetifola. FLORIDATA. http:www.floridata.com. Eswaran, H. and Bing Wong Chauw. 1978. A study a deep weathering profile on granite in Peninsular Malaysia. III. Alteration of feldspar. Soil Sci. Soc. Am. J., 42:154-158. Fanning, D. S., Keramidas, V. Z. and El-Desoky, M. A. 1989. Micas. In Soil Science of America, 677 South Segoe Road, Madison, USA. Minerals in Soil Environments . 2 nd Edition. SSSA Book Series, no. 1. Fieldes and Swindale. 1954. Weathering of primary rock forming minerals. New Zealand Journal. Sci. Tech. 36B, 140, 1954. Forbes, R. H. 1917. Certain effects under irrigation of copper compounds upon crops. Calif. Publ. Agr. Sci. 1:395-494. Gambrell, R. P. 1996. Manganese. In Soil Science of America and American Society of Agronomy, 677 South Segoe Road, Madison, USA. Methods of Soil Analysis . Part 3. Chemical Methods - SSSA Book Series, no.5. Gilkes, R. J., Scholz, G. and Dimmock, G. M. 1973. Leteritic deep weathering of granite. J. Soil Sci. 24: 523-361. Gilkes, R. J., Suddiprakarn, A. and Armitage, T. M. 1980. Scanning electron microscope morphology of deep weathered granite. Clay and Clay Miner. 28: 29-34. Goldich, S. S. 1938. A Study in rock weathering. J. Geol. 46 : 17-58. 121 Graham, R. C., Weed, S. B., Bowen, L. H. and Buol, S. W. 1989. Weathering of iron bearing minerals in soils and saprolites on the North Caroline Blue Ridge front: 1. Sand size primary minerals. Clay and Clay Miner. 37: 19-28. Grime, J. P. 1981. Plant Strategies and Vegetation Processes. John Wiley Sons. Chichester - New York - Brisbane - Toronto. Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta. Havlin, J. L., Beaton, J. C., Tisdale, S. L. and Nelson, W. L. 1999. Soil Fertility and Fertilizers. An Introduction to Nutrient Management. Sixth Edition. Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey 07458. Havlin, J. L., Beaton, J. C., Tisdale, S. L. and Nelson, W. L. 2005. Soil Fertility and Fertilizers. An Introduction to Nutrient Management. Sixth Edition. Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey. 515 p. Hendricks, D. M. and Whittig, L. D. 1968. Andesite weathering II : Geochemical changes from andesite to saprolite. J. Soil Sci. 19 : 147-153. Holmes, R. S. 1943. Copper and Zinc content of certain United States Soils. Soil Sci. 56:359-370. Huang, P. M. 1989. Feldspar, Olivines, Pyroxenes, and Amphiboles. Saskatchewan Institute of Pedology Publication, no. R438. In Soil Science of America, 677 South Segoe Road, Madison, USA. Minerals in Soil Environments. 2 nd Edition. SSSA Book Series, no. 1. Husin, Y. dan Susetyo, W. 1999. Dampak Kegiatan Pertambangan PT Freeport Indonesia Terhadap Komponen Lingkungan Biogeofisik dan Usaha-Usaha Pencegahan serta Penanggulangannya. Makalah disampaikan pada Seminar Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam Terhadap Masyarakat dan Pelestarian Lingkungan Hidup di Irian Jaya, 15 - 16 Desember 1999. Husin, Y., Susetyo, W., Puradyatmika, P., Sarwom,R., Macpherson, J. and Chamberlain, D. 2005. Reclamation and Natural Succession in PTFI Tailings Deposition Area. Indonesian Mining Conference and Exibition, 21-22 September 2005 - Jakarta. Irfan, T. Y. 1999. Characterization of weathered volcanic rocks in Hongkong. Quarterly Journal of Engineering Geology, Vol. 32, n o 4, pp. 317-348. Istalaksana, P., Matanubun, H., Maturbongs, L., Husin, Y. A. dan Puradyatmika, P. 2000. Sifat Fisik-Kimia dan Kandungan Logam pada Pati Sagu dari Habitat Alami dan Tailing di Timika, Papua. PSUS UNCEN, Manokwari. Jenny, H. 1941. Factors Soil Formation. Mc Graw Hill. New York. Jones C. and Jacobsen, J. 2005. Plant Nutrition and Soil Fertility. Nutrient Management Module No. 2. Montana State University-Extention Service. Jones, L. H. P. and Jarvis, S. C. 1981. The fate of heavy metals. In D. J. Greenland and M. H. B. Hayes ed : The Chemistry of Soil Processes. John Wiley and Sons Ltd. New York. Keller, W. D. 1954. Bonding energies of some silicate minerals. Amer. Mineralogist, 39 : 783-793. 122 Kirkham, R.V. and Sinclair, W.D. 1995. Porphyry copper, gold, molybdenum, tungsem, tin, silver, in Eckstrand, O.R., Sinclair, W.D. and Thorpe, R.I., eds., Geology of Canadian Mineral Deposit Types; Geology of Canada, no. 8, Geological Survey of Canada, p. 421-446. Kusumoyudo, B.W. 1986. Mineralogi dasar. Percetakan Binacipta. Bandung. Labanauskas, C. K. 1975. Manganese. In Diagnostic Criteria For Plants and Soils. Edited by Homer D. Chapman. Dept. of Soil and Plant Nutrition, Univ. of California. Eurasia Publishing House P LTD. Ram Nagar, New Dehli. Lindsay, W. L. and Norvell, W. A. 1978. Development of a DTPA soil test for zinc, iron, manganese, and copper. Soil Sci. Soc. Am. J. 42: 421 - 428. Lindsay, W. L. 1979. Chemical Equilibria in Soils. A Wiley Interscience Publication. John Wiley Sons, New York - Chichester - Brisbane - Toronto. Loeppert, R. H. and Inskeep, W. P. 1996. Iron. In Soil Science of America and American Society of Agronomy, 677 South Segoe Road, Madison, USA. Methods of Soil Analysis . Part 3. Chemical Methods - SSSA Book Series, no.5. MacDonald, G. D. and Arnold, L. C. 1994. Geological and geochemical zoning of the Grasberg Igneous complex, Irian Jaya. Journal of Geochemical Exploration 50, Elsevier, pp 143. Martens, D. C. and Lindsay, W. L. 1990. Testing Soils for Copper, Iron, Manganese, and Zinc. Contribution of Department of Agronomy, Virginia Polytechnic Inst. and State Univ., Blacksburg, VA 24061, and Colorado State Univ. In Soil Science Society of America, 677 S. Segoe Rd., Madison, USA. Soil Testing and Plant Analysis . 3 rd ed. SSSA Book Series, no. 3. Mealey, G. A. 1999. Grasberg. Penambangan Tembaga dan Emas di Pegunungan Irian Jaya pada Endapan Yang Paling Terpencil di Dunia. Freeport-McMoran Copper and Gold. Jakarta. Mokma, D. L., Jackson, M. L. and Syers. 1973. Mineralogy of chronosequence of soils from greywacke and mica-schist alluvium, Westland, New Zealand, N. Z. J. Sci. 16 : 769-797. Mitchell, R. L. 1964. In F. E. Bear ed : Chemistry of the Soils Second Edition. Reinhold, New York. Moormann, F. R. and van de Wetering, H. T. J. 1985. Problems in Characterizing and Classifying Wetland Soils. Wetland Soils : Characterization, Classification, and Utilization. Proceedings of a workshop held 26 March - 5 April 1984. IRRI Los Banos, Laguna Philippines. p. 53-68. Mulyanto, B. 1990. Some genetic characteristics of soils on volcanic ash from West Java, Indonesia. MSc Thesis, ITC-RUG, Ghent. 85p. Mulyanto, B. 1995. Characteristics and Genesis of Minimum Disturbed Soils of Two Watersheds in West Java, Indonesia. PhD Thesis in Earth Sciences, University of Gent. Mulyanto, B. 2003. Chemical and Mineralogical aspects of limestone weathering in humid tropic, West Java. Gakuryoku Vol IX, No.: 3 - 2003. 123 Mulyanto, B. and Stoops, G. 2003. Mineral neoformation in pore soaces during alteration and weathering of andesitic rocks in the humid tropic Indonesia. Catena, Vol 543 : 385-391. Elsevier B. V. http:www.sciencedir etc. com. Nagasawa, K. 1978. Weathering of volcanic ash and other pyroclastic materials. In Sudo and Shimoda eds. Clay and clay minerals in Japan. Kondansha, Elsevier, Tokyo - Amsterdam. 105 - 125. Nahon, D. B. 1991. Introduction to the petrology of soils and chemical weathering. John Wiley and Sons Inc. New York. Néel C., Brill, H., Nomade, A. C. and Dutreuil, J. P. 2003. Factors affecting natural development of soil on 35-years old sulphide rich mine tailings. Geoderma 111 2003 1 - 20. Nordstrom, D. K. 1982. Aqueous Pyrite Oxidation and the Consequent Formation of Secondary Iron Minerals. In Soil Science Society of America. Acid Sulfate Weathering . SSSA Special Publication Number 10. Madison, Wisconsin. Norvell, W. A. 1972. Equilibria of Metal Chelates in Soil Solution. Micronutrients in Agriculture. Procceedings of a symposium in Alabama, April 20-22, 1971. Soil Science Society of America, Inc. Madison, Wisconsin USA. Nyamangara, J. 1998. Use of sequential extraction to evaluate zinc and copper in a soil amended with sewage sludge and inorganic metal salts. Agri. Ecosyst. Environ. 69, 135-141. Olsen, S. R. 1972. Micronutrient Interactions. Micronutrients in Agriculture. Proccee- dings of a symposium in Alabama, April 20-22, 1971. Soil Science Society of America, Inc. Madison, Wisconsin USA. Paijmans, K. 1976. New Guinea Vegetation. Elsevier Scientific Publishing Company. Amsterdam - Oxford - New York. Pais, I. and Jones Jr, J. B. 1997. The Handbook of Trace Elements. St. Lucie Press. Boca Raton, Florida. Parfitt, R. L., Russel, M. and Orbell, G. E. 1989. Weathering of soils from volcanic ash involving Allophane and Halloysite, New Zealands. Geoderma 29 : 41-57. Paton, T. R. 1978. The Formation of Soil Material. Allen Unwin, Boston, Mass. Prasetyo, B.H., Subardja, D. dan Kaslan, B. 2005. Ultisols Bahan Volkan Andesitik : Diferensiasi Potensi Kesuburan dan Pengelolaannnya. Jurnal Tanah dan Iklim. No.23, Desember 2005. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor. PROSEA. 2003. Plant Resources of South-East Asia. No.17 Fibre plants. Bogor, Indonesia. PSUS UNIPA. 2002. Studi Kelayakan Dusun Sagu Tanam di Nayaro Kecamatan Mimika Baru Kabupaten Mimika. Kerjasama PT Freeport Indonesia Company dan Pusat Studi Ubi-ubian dan Sagu, Universitas Papua. PTFI. 1997. Studi Analisis Dampak Lingkungan AMDAL Regional. Rencana Perluasan Kegiatan Penambangan Tembaga dan Emas serta Kegiatan Pendukungnya hingga Kapasitas Maksimum 300.000 ton bijihHr di Kabupaten Mimika, Propinsi Irian Jaya. Laporan Utama. PT Freeport Indonesia. Jakarta. 124 PTFI. 1998. Rencana Tahunan Lima Tahun Pertama 1999-2003. Reklamasi Daerah Pengendapan Tailing. PT Freeport Indonesia. Jakarta. PTFI and PT Hatfindo Prima. 1998. Soil and Mycorhizae Research for Reclamation Planning in the PT Freeport Indonesia Contract of Work Mining and Project Area, Irian Jaya -Indonesia. PT Hatfindo Prima, Bogor - Indonesia. PTFI and PT Hatfindo Prima. 1999. Soil Biodiversity Study at PT Freeport Indonesia Contract of Work Mining and Project Area, Irian Jaya, Indonesia. PT Hatfindo Prima, Bogor - Indonesia. PTFI. 2000. Reklamasi Lahan Tailing Di PT Freeport Indonesia-Irian Jaya. Suatu Pendekatan Program Reklamasi Ramah Lingkungan. PT Freeport Indonesia. PTFI. 2003. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan. Departemen Lingkungan PT Freeport Indonesia. Kuala Kencana - Mimika, Papua. PTFI. 2006. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan. Triwulan kedua. April-Mei-Juni Tahun 2006. PT Freeport Indonesia. Jakarta. PTFI. 2006. Pengelolaan Tailing PT Freeport Indonesia Pada Masa Operasi dan Pasca Operasi. Maret 2006. PT Freeport Indonesia. PTFI. 2007. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan. Triwulan 1 Tahun 2007. PT Freeport Indonesia. Jakarta. Rachim, D. A. 2003. Mengenal Taxonomi Tanah. Jurusan Tanah - Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Rai, D. and Kittrick, J. A. 1989. Mineral Equilibria and the Soil System. In Soil Science of America, 677 South Segoe Road, Madison, USA. Minerals in Soil Environments . 2 nd Edition. SSSA Book Series, no. 1. Reed, S. T. and Martens, D. C. 1996. Copper and Zinc. In Soil Science of America and American Society of Agronomy, 677 South Segoe Road, Madison, USA. Methods of Soil Analysis . Part 3. Chemical Methods - SSSA Book Series, no.5. Reuther, W. and Labanauskas, C. K. 1975. Copper. In Diagnostic Criteria For Plants and Soils. Edited by Homer D. Chapman. Dept. of Soil and Plant Nutrition, Univ. of California. Eurasia Publishing House P LTD. Ram Nagar, New Dehli. Roberston, I. D. M. and Eggleton, R. A. 1991. Weathering of granitic muscovite to kaolinite and halloysite and plagioclase derived kaolinite to halloysite. Clay and Clay Miner. 39 : 113 - 126. Robert, J. A., Daniels, W. L., Bell, J. C. and Burger, J. A. 1988. Early Stages of Minesoil Genesis in South West Virginia Spoil Lithosequence. Soil Sci.Soc.Am. J.52:716-723. Robinson, G. D. 1989. Possible quartz synthesis during weathering of quartz free mafic rock, Jasper County, Georgia. J. Sediment. Petrol. 50:193-203. Rodr ίguez, L., Ruiz, E., Alonso-Azcarate, J. and Rincon, J. 2009. Heavy metal distribution and chemical speciation in tailings and soils around a Pb-Zn mine in Spain. Journal of Environmental Management 90 2009 1106-1116. 125 Ross, S. M. 1994. Source and Forms of Potentially Toxic Metals in Soil-Plant Systems. In S. M. Ross ed : Toxic Metals in Soil-Plants System. John Wiley Sons. Chichester-New York-Brisbane-Toronto-Singapore. England. Rusmana, E., Parris, K., Sukanta, U. and Samodra, H. 1995. Peta Geologi Lembar Timika, Irian Jaya Geological Map of the Timika Quadrangle, Irian Jaya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Schafer, W. M., Nielsen and Nettleton. 1980. Mine soil Genesis and Morphology in a Spoil Chronosequence in Montana. Soil Sci. Soc. Am. J. 44:802-807. Schroo, H. 1962. An inventory of Soils and Soil Suitabilities in West Irian. I. Neth. J. Agric. Sci., Vol. 11, No.4. p. 300 - 333. Smith, K. A. and Paterson, J. E. 1995. Manganese and cobalt. In Heavy Metals in Soil. Sedond Edition. Edited by B. J. Alloway. Blackie Academic Professional. London - Glasgow - Weinheim - New York - Tokyo - Melbourne - Madras. Soil Survey Staff. 1975. Soil Taxonomy. A Basic System of Soil Classification for Making and Interpreting Soil Survey. Soil Conserv. Service, USDA Handb. 436. U.S. Govt. Printing Office, Washington, D. C. Soil Survey Staff. 1999. Keys to Soil Taxonomy. United States Department of Agriculture USDA. Nature Resources Conservation Service NRCS. Eighth Edition. Soil Survey Staff. 2006. Keys to Soil Taxonomy. United States Department of Agriculture USDA. Nature Resources Conservation Service NRCS. Tenth Edition. Spera, S.J. 2002. XRD Mineral Analysis 20 Tailings PT Freeport Indonesia. Crescent Technology, Inc. Belle Chasse Technical Center. Department of Petrographic Services. New Orleans, Louisiana. Internal Report, unpublished. Stanford, C., Kelly, J. B. and Pierre, W. H. 1942. Cation balance in corn grown on high lime soils in relation to potassium deficiency. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 1941 6:333-341. Stoops, G. and Eswaran, H. 1985. Morphological Characteristics of Wet Soils. Wetland Soils : Characterization, Classification, and Utilization. Proceedings of a workshop held 26 March - 5 April 1984. IRRI Los Banos, Laguna Philippines. p. 177-189. Sumawinata, B. 1999. Soil Chemical Profiles Developed from Pyrite-containing Sediments under Banjarese Agricultural Practices in South Kalimantan. Southeast Asian Studies , Vol. 36, No. 4, March 1999. Sumawinata, B., Mulyanto, B., Djajakirana, G. dan Suwardi. 2000. Pengelolaan Lahan Gambut Berpotensi Sulfat Masam untuk Pertanian yang Ekologis dan Berkesinambungan. Laporan Riset Unggulan Terpadu V 1998-2000. Kantor Mentri Negara Riset dan Teknologi, Dewan Riset Nasional. April 2000. Tabatabai, M. A. 1996. Sulfur. In Soil Science of America and American Society of Agronomy, 677 South Segoe Road, Madison, USA. Methods of Soil Analysis. Part 3 . Chemical Methods - SSSA Book Series, no.5. 126 Tan, K. H. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta. Tan, K. H. 1992. Principles of Soil Chemistry. John Wiley Sons. New York. Taylor, R. M. 1987. Non-Silicate Oxides and Hydroxides Chapter 2. In Chemistry of Clays and Clay Minerals. Edited by A.C.D. Newman. Mineralogical Society. Monograph No. 6. Longman Scientific Technical. England. Tordoff, G. M., Baker, A. J. M. and Willis, A. J. 2000. Curent approaches to the revegetation and reclamation of metalliferous mine wastes. Chemosphere. 41, 219-228. Torrent, J. and Benajas, J. 1977. Origin of gibbsite in weathering profile on granite in west central Spain. Geoderma 19 : 39-49. Traore, D., Beauvais, A., Chabaux, F., Peiffert, C., Parisot, J. C., Ambrosi, J. P. and Colin, F. 2008. Chemical and physical transfers in an ultramafic weathering profile : Part 1. Supergene dissolution of Pt-bearing chromite. American Mineralogist, Vol. 93, p. 22-30, 2008. Ulrich, A. and Ohki, K. 1975. Potassium. In Diagnostic Criteria For Plants and Soils. Edited by Homer D. Chapman. Dept. of Soil and Plant Nutrition, Univ. of California. Eurasia Publishing House P LTD. Ram Nagar, New Dehli. van Breemen, N. 1976. Genesis and Solution chemistry of Acid Sulphate Soils in Thailand. Centre for Agricultural Publishing and Documentation, Wageningen 264p. Walker, T. R., Waugh, B. and Crone A. J. 1978. Diagenesis in first-cycle desert alluviumof Cenozoic age, southwestern US and northwestern Mexico. Bull. geol. Soc. Am., 89 : 19-32. Wang, X., Quin, Y. and Chen, Y. 2006. Heavy metals in urban roadside soils, part 1: effect of particle size fractions on heavy metals partitioning. Environmental Geology 50, 1061-1066. Wilding, L. P. and Rehage, J. A. 1985. Pedogenesis of Soils with Aquic Moisture Regimes. Wetland Soils : Characterization, Classification, and Utilization. International Rice Research Institute. Los Banos-Laguna. Philippines. Wilson, F. 1981. The Conquest of Copper Mountain. New York, Atheneum. 127 DAFTAR SINGKATAN ABBREVIATION AAS : Atomic Absorption Spectrometry A - C : Horison A - C hanya pada order Entisol ASTM : American Standard Testing Methods ANC : Acid Neutralizing Capacity ANOVA : Analysis of Variance BD : Bulk Density Kerapatan Isi BO : Bahan Organik Ca : Calsium Kalsium CIA : Capillary Ion Analyzer C-org : Organic carbon Karbon Organik Cu : Copper Tembaga DOZ : Deep Ore Zone Zona Bijih Dalam DTPA : Diethylene Triamine Penta Acetic Acid EC : Electro Conductivity Fe : FerriFerro Besi GBT : Gunung Bijih Timur Ertsberg East GPS : Global Position System ICP-AES : Inductively Coupled Plasma - Atomic Emission Spectrometry IOZ : Intermediate Ore Zone Zona Bijih Tengah INP : Indeks Nilai Penting K : Kalium Potasium KB : Kejenuhan Basa Base Saturation : BS KCl : Kalium Klorida KTK : Kapasitas Tukar Kation Cation Exchange Capacity : CEC LSD : Least Significant Difference Uji Statistik : Beda Nyata Terkecil Mg : Magnesium Mn : Mangan ModADA : Modified Ajkwa Deposition Area Daerah Pengendapan Ajkwa yang Dimodifikasi MPA : Maximum Potential Acidity N : Nitrogen Na : Natrium Sodium NAG : Net Acid Generation NAPP : Net Acid Producing Potential P : PhosporPhosphat PMA : Penanaman Modal Asing PPT : Pusat Penelitian Tanah ppm : part per million bagian per setuja = mgkg untuk padatan, atau mgL untuk cairan PR : Profil Reklamasi PS : Profil Suksesi PTFI : PT Freeport Indonesia PVC : Poly Vinyl Chloride S : Sulfur Belerang SAS : Statistical Analysis System SSSA : Soil Science Society of America U - S : Utara - Selatan USDA : United States Department of Agriculture XRD : X-Ray Difraktometer Zn : Zinc Seng 128 Lampiran 1 . Tahapan Kerja Analisis Contoh Air di Laboratorium Lingkungan Timika, PTFI DIAGRAM ALIR : ANALISIS CONTOH AIR Contoh Air Filtrasi : 0.45 μm Analisis : pH pH Meter Metode-1 EC EC Meter Metode-2 Tot. Alkalinitas CaCO 3 Titrasi Metode-3 N-NO 2 N-NO 3 Analisis : CIA Metode-4 P-PO 4 3- SO 4 2- Logam terlarut Perak Ag Aluminum Al Boron B Barium Ba Kalsium Ca Kadmium Cd Kromium Cr Tembaga Cu Analisis : ICPAAS Metode-5 Besi Fe Kalium K Magnesium Mg Mangan Mn Natrium Na Timbal Pb Seng Zn Merkuri Hg Analisis : FIMS AAS Metode-6 Sulfur terlarut S Analisis : ICP Metode-5 C-Organik terlarut Analisis : TOC Analyzer Metode-7 129 Analisis contoh air hanya dilakukan pada beberapa unsur makro dan unsur mikro yang ada hubungannya dengan karakteristik tailing di ModADA. Jenis analisis dan metode yang digunakan di Laboratorium Lingkungan - PTFI, Timika adalah sebagai berikut :

1. pH - Metode 1

Metode ini diterapkan untuk penetapan pH contoh air, limbah cair dan tailing yang diekstrak dengan air bebas mineral. Prinsip : pH ditentukan dengan mengukur konsentrasi ion H + di dalam contoh. Nilai pH dipengaruhi oleh adanya ion-ion asam dan basa pada larutan tersebut. pH larutan diukur dengan menggunakan pH meter. Bahan Kimia : Larutan buffer pH 4.00, 6.00 dan 7.00. Cara Kerja : • 100 mL contoh air dituangkan ke dalam wadah polietilen. • Elektrode pH meter dicelupkan ke dalam contoh, dan pH dibaca sampai pembacaan stabil dari alat. • Elektrode dibilas dengan air bebas mineral untuk setiap pengukuran dan dikeringkan dengan kertas tissue. 2. EC Electro Conductivity - Metode 2 Setelah pengukuran pH, contoh air dicelupkan dengan elektrode EC pada alat pengukur. Satuan μScm.

3. Logam Terlarut - Metode 5

Dasar metode ini adalah pengukuran emisi atom dengan teknik spektroskopi opotik. Inductively coupled plasma atomic emission spectrometry ICP-AES dapat menentukan unsur logam di dalam larutan. Emisi Atom dengan ICP memiliki area pengujian kadar yang luas dan memiliki pengaruh interferennya lebih sedikit dibandingkan metode spektrofotometri serapan atom. Metode ini digunakan untuk menguji kadar unsur terlarut, tersuspensi, atau unsur total di dalam contoh air minum, air tanah dan permukaan, limbah domestik, limbah industri, air permukaan tambang, air asam tambang, air laut, termasuk juga logam terekstrak di dalam sedimen, tailing, tanah, jaringan hewan dan tanaman. Logam terlarut adalah unsur logam dapat lolos melalui saringan membran 0.45 μm. Logam total adalah jumlah unsur logam terlarut dan tersuspensi di dalam air setelah dilakukan proses pemanasan dengan asam kuat. Bahan Kimia : • Air bebas mineral. • Larutan HNO 3 2. Tambahkan bertahap 20 mL HNO 3 pekat ke dalam labu ukur 1 L yang sudah terdapat ± 500 mL air bebas mineral, kemudian tepatkan dengan air bebas mineral sampai tanda tera. • Larutan SPEXCertiprep QC-21, dengan kadar As, Be, Ca, Cd, Co, Cr, Cu, Fe, Li, Mg, Mn, Mo, Ni, Pb, Sb, Se, Sr, Ti, Tl, V, Zn masing-masing 100 mgL. • Larutan SPEXCertiprep QC-7, standar gabungan 7 logam dengan kadar K 1000 mgL, Ag, Al, B, Ba, Na masing-masing 100 mgL dan Si 50 mgL. • Larutan standar Mn 1000 mgL. • Larutan SPEXCertiprep ICV-2A, dengan kadar Ca, K, Mg dan Na 2000 mgL. • Larutan standar pembanding SLS APG Trace Metals, dari Analytical Product Group Inc, Amerika. • Larutan deret standar As, Be, Cd, Co, Cr, Cu, Fe, Li, Mn, Mo, Ni, Pb, Sb, Se, Sr, Ti, Tl, V, Zn, Ag, Al, B, Ba dan K. Encerkan SPEXCertiprep QC-21dan SPEXCertiprep QC-7 dalam wadah dengan HNO 3 2 secara bertahap, sehingga konsentrasi logam masing- masing : 0.010; 0.10; 1.00; 10.0 mgL. 130 • Larutan deret standar Ca, Mg, Na. Encerkan larutan SPEXCertiprep ICV-2A dengan HNO 3 2 secara bertahap, sehingga diperoleh konsentrasi logam masing-masing : 0.10; 1.00; 10.0; 100 dan 200 mgL. Cara Kerja : • Siapkan larutan standar, standar pembanding dan contoh dalam wadah polipropilen dan tempatkan pada auto-sampler AS 9091. • Nyalakan plasma dan biarkan nyalanya stabil kira-kira selama 60 menit. • Operasikan semua peralatan, sehingga diperoleh kurva kalibrasi dan kadar logam yang dikehendaki dalam larutan standar pembanding dan contoh.

4. Total Karbon Organik - Metode 7

Metode ini digunakan untuk penetapan kadar total Karbon Organik dan Karbon Organik terlarut dalam contoh air dan contoh air yang mengandung TSS dengan ukuran partikel sampai 200 mesh. Metode ini berlangsung menggunakan panas, oksigen, ultraviolet, iradiasi dan pengoksidasi kimia atau kombinasi dari pengoksidasi untuk mengubah karbon organik menjadi CO 2 . Kemampuan alat ini hanya dapat mengukur pada kisaran konsentrasi terendah 0.5 ppm dan untuk pelaporan adalah 1 ppm. Prinsip : Total Karbon Organik - Analyzer-5000A adalah alat analisis TOC sangat sederhana dan dapat dioperasikan dengan sistem komputer. Contoh yang akan dianalisis dihomogenkan, dituang ke dalam tabung reaksi dan dengan sistem komputerisasi, maka alat akan bekerja secara otomatis. Artinya alat akan menginjeksikaan contoh ke dalam tungku pembakaran pada suhu 680 o C dengan berisikan katalis Pt dan bersifat oksidatif, kemudian contoh diuapkan dan Karbon Organik dioksidasi menjadi CO 2 dan H 2 O. CO 2 dari hasil oksidasi gas karbon dan organik ditransfer oleh arus pembawa gas dan diukur secara infrared analyzer. Bahan Kimia : • Potasium Hydrogen Phetalate KHP. • Sodium Hydrogen Carbonat • Sodium Carbonat. Peralatan : TOC Model TOC-5000A Cara Kerja : • DOC contoh air disaring dengan filter 0.45 μm dan dapat langsung dianalisis. • TOC untuk contoh dengan TSS rendah dapat langsung diukur, sedangkan untuk TSS tinggi dan ukuran partikel 200 mesh perlu pengenceran. 131 Lampiran 2 . Analisis Contoh Tanah Tailing pada Awal 0 Bulan dan Akhir 3 Bulan Percobaan Simulasi Contoh Kelas Ukuran Awal Akhir Akhir Tailing Partikel Tailing Sebelum Percobaan Setelah 3 Bulan – BO Setelah 3 Bulan + BO Area Reklamasi pH 1 Berpasir 8.00 7.88 7.82 2 Berlempung kasar 6.73 6.11 6.19 3 Berdebu kasar 7.49 7.55 7.49 Area Suksesi 1 Berpasir 8.29 7.88 7.73 2 Berdebu kasar 7.56 7.65 7.65 3 Berlempung halus 7.57 7.93 7.98 Area Reklamasi C-org 1 Berpasir 0.16 0.21 0.41 2 Berlempung kasar 0.26 0.21 0.17 3 Berdebu kasar 0.56 0.72 0.35 Area Suksesi 1 Berpasir 0.15 0.16 0.33 2 Berdebu kasar 0.85 0.38 1.14 3 Berlempung halus 1.29 0.34 0.36 Area Reklamasi KTK me100 g 1 Berpasir 1.04 2.21 2.79 2 Berlempung kasar 0.83 2.17 1.69 3 Berdebu kasar 1.48 1.04 1.26 Area Suksesi 1 Berpasir 2.30 1.81 2.37 2 Berdebu kasar 3.15 1.82 3.50 3 Berlempung halus 8.09 0.58 2.34 Area Reklamasi Ca 2+ me100 g 1 Berpasir 7.19 6.84 6.63 2 Berlempung kasar 7.25 4.87 4.48 3 Berdebu kasar 10.16 11.11 12.95 Area Suksesi 1 Berpasir 5.57 8.74 7.97 2 Berdebu kasar 13.91 14.85 14.53 3 Berlempung halus 16.69 16.96 15.86 Area Reklamasi Mg 2+ me100 g 1 Berpasir 0.41 0.28 0.50 2 Berlempung kasar 0.85 0.48 0.62 3 Berdebu kasar 1.14 0.56 0.69 Area Suksesi 1 Berpasir 0.26 0.15 0.19 2 Berdebu kasar 0.98 0.65 0.82 3 Berlempung halus 0.95 0.16 0.29 132 Lanjutan Lampiran 2. Area Reklamasi K + me100 g 1 Berpasir 0.24 0.15 0.39 2 Berlempung kasar 0.19 0.12 0.38 3 Berdebu kasar 0.24 0.15 0.52 Area Suksesi 1 Berpasir 0.22 0.04 0.04 2 Berdebu kasar 0.36 0.14 0.25 3 Berlempung halus 0.51 0.08 0.28 Area Reklamasi Na + me100 g 1 Berpasir 0.65 0.34 0.87 2 Berlempung kasar 0.58 0.26 0.86 3 Berdebu kasar 1.76 0.37 1.13 Area Suksesi 1 Berpasir 0.37 0.12 0.13 2 Berdebu kasar 0.72 0.12 0.21 3 Berlempung halus 0.61 0.15 0.76 Keterangan : Perlakuan tanpa bahan organik – BO; Perlakuan bahan organik + BO. 133 Lampiran 3 . Rata-rata Unsur Hara Tercuci dari Contoh Tanah Tailing Setelah Percobaan Simulasi Rata-rata Nilai Jenis Analisis Lapisan Tailing cm 0 - 25 25 - 50 50 - 75 75 - 100 pH H 2 O Treat1 - BO 7.27 7.56 7.74 7.82 Treat2 - BO 7.21 7.57 7.79 7.82 Treat3 - BO 7.37 7.68 7.88 7.85 Treat4 + BO 7.32 7.56 7.88 7.89 EC μScm Treat1 - BO 505 483 459 415 Treat2 - BO 451 436 440 431 Treat3 - BO 396 362 324 361 Treat4 + BO 236 307 251 358 C-org Treat1 - BO 0.44 0.30 0.31 0.90 Treat2 - BO 0.32 0.23 0.27 0.31 Treat3 - BO 0.34 0.32 0.25 0.53 Treat4 + BO 0.36 0.24 0.29 0.35 KTK me100g Treat1 - BO 2.11 1.22 1.71 1.33 Treat2 - BO 1.96 1.13 0.93 1.21 Treat3 - BO 2.61 1.68 1.18 2.27 Treat4 + BO 6.40 1.42 1.48 1.48 Ca 2+ me100 g Treat1 - BO 9.06 10.10 11.21 11.08 Treat2 - BO 8.78 9.32 10.80 10.83 Treat3 - BO 7.85 9.50 9.80 10.42 Treat4 + BO 7.08 9.98 9.51 10.19 Mg 2+ me100g Treat1 - BO 0.64 0.47 0.38 0.32 Treat2 - BO 0.76 0.47 0.34 0.31 Treat3 - BO 0.56 0.37 0.28 0.27 Treat4 + BO 0.81 0.81 0.30 0.28 K + me100g Treat1 - BO 0.16 0.16 0.44 0.17 Treat2 - BO 0.56 0.21 0.15 0.20 Treat3 - BO 0.17 0.11 0.14 0.12 Treat4 + BO 0.19 0.66 0.29 0.23 Na + me100g Treat1 - BO 0.25 0.30 1.05 0.39 Treat2 - BO 1.04 0.61 0.47 0.46 Treat3 - BO 0.32 0.23 0.26 0.26 Treat4 + BO 0.26 1.46 0.64 0.43 Keterangan : Treat 1, 2, 3, 4 adalah perlakuan waktu pencucian bulan 1, 2, 3 -BO, 3 + BO; BO = Bahan Organik. 134 Lampiran 4 . Anova Unsur Hara Tercuci dari Contoh Air pada Percobaan Simulasi Program SAS untuk Analisis Profil The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Treat 4 1 2 3 4 Location 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Data for Analysis of pH to CEC Number of Observations Read 60 Number of Observations Used 60 Data for Analysis of pH to CEC Number of Observations Read 60 Number of Observations Used 59 C-organik Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 17 1648.82 96.989 2.16 0.0218 Error 41 1886.93 44.927 Corrected Total 58 3535.75 R-Square Coeff Var Root MSE C-org Mean 0.466329 89.27 6.70 7.508 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 1190.512500 396.837500 8.83 0.0001 Location 14 458.308333 32.736310 0.73 0.7341 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 1190.512500 396.837500 8.83 0.0001 Location 14 458.308333 32.736310 0.73 0.7341 Keterangan : F α 0.05 adalah berbeda nyata; F α 0.05 adalah tidak berbeda nyata. 135 pH Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 17 1.88167667 0.11068686 3.68 0.0003 Error 42 1.26478333 0.03011389 Corrected Total 59 3.14646000 R-Square Coeff Var Root MSE pH Mean 0.598030 2.344098 0.173534 7.403000 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 0.75536667 0.25178889 8.36 0.0002 Location 14 1.12631000 0.08045071 2.67 0.0070 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 0.75536667 0.25178889 8.36

0.0002

Location 14 1.12631000 0.08045071 2.67 0.0070 EC Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 17 4660268.206 274133.424 6.82 .0001 Error 41 1647580.641 40184.894 Corrected Total 58 6307848.847 R-Square Coeff Var Root MSE EC Mean 0.738805 25.18202 200.4617 796.0508 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 2821777.652 940592.551 23.41 .0001 Location 14 1838490.554 131320.754 3.27 0.0016 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 2916012.025 972004.008 24.19 .0001 Location 14 1838490.554 131320.754 3.27 0.0016 Keterangan : F α 0.05 adalah berbeda nyata; F α 0.05 adalah tidak berbeda nyata. 136 S Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 17 242915.4792 14289.1458 5.55 .0001 Error 42 108144.3221 2574.8648 Corrected Total 59 351059.8013 R-Square Coeff Var Root MSE S Mean 0.691949 44.56850 50.74313 113.8542 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 155594.1704 51864.7235 20.14 .0001 Location 14 87321.3088 6237.2363 2.42 0.0136 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 155594.1704 51864.7235 20.14 .0001 Location 14 87321.3088 6237.2363 2.42 0.0136 SO 4 2- Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 17 1765592.976 103858.410 6.03 .0001 Error 42 723850.307 17234.531 Corrected Total 59 2489443.283 R-Square Coeff Var Root MSE SO4 Mean 0.709232 45.28210 131.2804 289.9167 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 1232548.178 410849.393 23.84 .0001 Location 14 533044.798 38074.628 2.21 0.0241 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 1232548.178 410849.393 23.84 .0001 Location 14 533044.798 38074.628 2.21 0.0241 Keterangan : F α 0.05 adalah berbeda nyata; F α 0.05 adalah tidak berbeda nyata. 137 Ca Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 17 284972.9391 16763.1141 4.81 .0001 Error 42 146223.1683 3481.5040 Corrected Total 59 431196.1074 R-Square Coeff Var Root MSE Ca Mean 0.660889 37.48231 59.00427 157.4190 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 175913.6662 58637.8887 16.84 .0001 Location 14 109059.2729 7789.9481 2.24 0.0223 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 175913.6662 58637.8887 16.84 .0001 Location 14 109059.2729 7789.9481 2.24 0.0223 Mg Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 17 12236.12373 719.77198 5.80 .0001 Error 42 5208.11274 124.00268 Corrected Total 59 17444.23647 R-Square Coeff Var Root MSE Mg Mean 0.701442 64.49461 11.13565 17.26602 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 5009.832861 1669.944287 13.47 .0001 Location 14 7226.290872 516.163634 4.16

0.0002

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 5009.832861 1669.944287 13.47 .0001 Location 14 7226.290872 516.163634 4.16 0.0002 Keterangan : F α 0.05 adalah berbeda nyata; F α 0.05 adalah tidak berbeda nyata. 138 K Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 17 6849.036678 402.884510 10.96 .0001 Error 42 1543.579798 36.751900 Corrected Total 59 8392.616475 R-Square Coeff Var Root MSE K Mean 0.816079 39.44465 6.062335 15.36922 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 5296.520274 1765.506758 48.04 .0001 Location 14 1552.516403 110.894029 3.02 0.0028 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 5296.520274 1765.506758 48.04 .0001 Location 14 1552.516403 110.894029 3.02 0.0028 Na Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 17 43.84583658 2.57916686 6.06 .0001 Error 42 17.86917426 0.42545653 Corrected Total 59 61.71501083 R-Square Coeff Var Root MSE Na Mean 0.710457 68.36696 0.652270 0.954072 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 24.14547694 8.04849231 18.92 .0001 Location 14 19.70035964 1.40716855 3.31 0.0013 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 24.14547694 8.04849231 18.92 .0001 Location 14 19.70035964 1.40716855 3.31 0.0013 Keterangan : F α 0.05 adalah berbeda nyata; F α 0.05 adalah tidak berbeda nyata. 139 Cu Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 17 0.82097759 0.04829280 2.14 0.0232 Error 42 0.94890466 0.02259297 Corrected Total 59 1.76988225 R-Square Coeff Var Root MSE Cu Mean 0.463860 95.96421 0.150310 0.156631 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 0.13309689 0.04436563 1.96 0.1341 Location 14 0.68788070 0.04913434 2.17 0.0264 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 0.13309689 0.04436563 1.96 0.1341 Location 14 0.68788070 0.04913434 2.17 0.0264 Fe Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 17 0.00069515 0.00004089 1.32 0.2288 Error 42 0.00130325 0.00003103 Corrected Total 59 0.00199839 R-Square Coeff Var Root MSE Fe Mean 0.347853 158.6216 0.005570 0.003512 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 0.00016232 0.00005411 1.74 0.1727 Location 14 0.00053282 0.00003806 1.23 0.2932 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 0.00016232 0.00005411 1.74 0.1727 Location 14 0.00053282 0.00003806 1.23 0.2932 Keterangan : F α 0.05 adalah berbeda nyata; F α 0.05 adalah tidak berbeda nyata. 140 Mn Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 17 116.4086940 6.8475702 4.74 .0001 Error 42 60.6347569 1.4436847 Corrected Total 59 177.0434509 R-Square Coeff Var Root MSE Mn Mean 0.657515 93.16292 1.201534 1.289713 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 15.1627631 5.0542544 3.50 0.0235 Location 14 101.2459309 7.2318522 5.01 .0001 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 15.1627631 5.0542544 3.50 0.0235 Location 14 101.2459309 7.2318522 5.01 .0001 Zn Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 17 0.07568021 0.00445178 4.19 .0001 Error 42 0.04459279 0.00106173 Corrected Total 59 0.12027300 R-Square Coeff Var Root MSE Zn Mean 0.629237 85.17544 0.032584 0.038255 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 0.00384990 0.00128330 1.21 0.3183 Location 14 0.07183031 0.00513074 4.83 .0001 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 0.00384990 0.00128330 1.21 0.3183 Location 14 0.07183031 0.00513074 4.83 .0001 Keterangan : F α 0.05 adalah berbeda nyata; F α 0.05 adalah tidak berbeda nyata. 141 Lampiran 5 . Anova Residu Unsur Hara dari Contoh Tanah Tailing pada Percobaan Simulasi Program SAS untuk Analisis Profil The GLM Procedure Class Level Information Class Levels Values Treat 4 Treat 1, Treat 2, Treat 3, Treat 4 Location 15 PR-1, PR-2, PR-3, PR-4, PR-5, PR-6, PR-7, PR-8, PR-9, PR-10, PS-1,PS-2, PS-3, PS-4, PS-5 Depth 4 0-25 cm, 25-50 cm, 50- 75 cm, 75-100 cm Data for Analysis of pH H 2

O, pH_KCl, EC, C-Org, Ca, Mg, K, Na, KTK

Number of Observations Read 239 Number of Observations Used 239 Data for Analysis of KB BS Number of Observations Read 239 Number of Observations Used 238 KTK Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 20 1325.01870 66.25093 1.36 0.1442 Error 218 10611.74034 48.67771 Corrected Total 238 11936.75904 R-Square Coeff Var Root MSE KTK Mean 0.111003 303.8483 6.976941 2.296192 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 347.0582866 115.6860955 2.38 0.0709 Location 14 756.9606668 54.0686191 1.11 0.3494 Depth 3 220.9997465 73.6665822 1.51 0.2120 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 346.9391137 115.6463712 2.38 0.0710 Location 14 755.0008563 53.9286326 1.11 0.3520 Depth 3 220.9997465 73.6665822 1.51 0.2120 Keterangan : F α 0.05 adalah berbeda nyata; F α 0.05 adalah tidak berbeda nyata. 142 pH H 2 O Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 20 57.1736044 2.8586802 13.41 .0001 Error 218 46.4682843 0.2131573 Corrected Total 238 103.6418887 R-Square Coeff Var Root MSE pH H 2 O Mean 0.551646 6.045673 0.461690 7.636695 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 0.44225091 0.14741697 0.69 0.5581 Location 14 44.83262726 3.20233052 15.02 .0001 Depth 3 11.89872620 3.96624207 18.61 .0001 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 0.44508562 0.14836187 0.70 0.5554 Location 14 44.60230150 3.18587868 14.95 .0001 Depth 3 11.89872620 3.96624207 18.61 .0001 pH KCl Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 20 77.7517602 3.8875880 14.54 .0001 Error 218 58.3006632 0.2674342 Corrected Total 238 136.0524234 R-Square Coeff Var Root MSE pH_KCl Mean 0.571484 6.656679 0.517140 7.768745 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 0.33326400 0.11108800 0.42 0.7421 Location 14 58.33057554 4.16646968 15.58 .0001 Depth 3 19.08792067 6.36264022 23.79 .0001 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 0.33250011 0.11083337 0.41 0.7428 Location 14 58.01695750 4.14406839 15.50 .0001 Depth 3 19.08792067 6.36264022 23.79 .0001 Keterangan : F α 0.05 adalah berbeda nyata; F α 0.05 adalah tidak berbeda nyata. 143 EC Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 20 9862729.08 493136.45 21.38 .0001 Error 218 5028358.39 23065.86 Corrected Total 238 14891087.46 R-Square Coeff Var Root MSE EC Mean 0.662324 39.17460 151.8745 387.6862 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 1142835.596 380945.199 16.52 .0001 Location 14 8691253.897 620803.850 26.91 .0001 Depth 3 28639.585 9546.528 0.41 0.7432 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 1111479.150 370493.050 16.06 .0001 Location 14 8688702.866 620621.633 26.91 .0001 Depth 3 28639.585 9546.528 0.41 0.7432 C-organik Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 20 13.80305745 0.69015287 2.80 0.0001 Error 218 53.77337518 0.24666686 Corrected Total 238 67.57643264 R-Square Coeff Var Root MSE C_Org Mean 0.204258 137.6400 0.496656 0.360837 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 2.41942820 0.80647607 3.27 0.0221 Location 14 9.84796715 0.70342622 2.85 0.0006 Depth 3 1.53566211 0.51188737 2.08 0.1044 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 2.42079679 0.80693226 3.27 0.0221 Location 14 9.83799631 0.70271402 2.85 0.0006 Depth 3 1.53566211 0.51188737 2.08 0.1044 Keterangan : F α 0.05 adalah berbeda nyata; F α 0.05 adalah tidak berbeda nyata. 144 Ca Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 20 5034.46 251.7229 27.92 .0001 Error 218 1965.43 9.015743 Corrected Total 238 6999.89 R-Square Coeff Var Root MSE Ca Mean 0.719220 30.90366 3.002623 9.716075 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 49.809203 16.603068 1.84 0.1405 Location 14 4769.765131 340.697509 37.79 .0001 Depth 3 214.883744 71.627915 7.94 .0001 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 48.149755 16.049918 1.78 0.1519 Location 14 4768.779934 340.627138 37.78 .0001 Depth 3 214.883744 71.627915 7.94 .0001 Mg Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 20 17.52104 0.87605203 8.64 .0001 Error 218 22.10452 0.10139690 Corrected Total 238 39.62556 R-Square Coeff Var Root MSE Mg Mean 0.442165 69.15572 0.318429 0.460452 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 0.97659197 0.32553066 3.21 0.0239 Location 14 10.22234686 0.73016763 7.20 .0001 Depth 3 6.32210182 2.10736727 20.78 .0001 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 0.97247205 0.32415735 3.20 0.0243 Location 14 10.21456738 0.72961196 7.20 .0001 Depth 3 6.32210182 2.10736727 20.78 .0001 Keterangan : F α 0.05 adalah berbeda nyata; F α 0.05 adalah tidak berbeda nyata. 145 K Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 20 3.59685 0.179842 3.38 .0001 Error 218 11.5868 0.053150 Corrected Total 238 15.1837 R-Square Coeff Var Root MSE K Mean 0.236889 93.09339 0.230544 0.247649 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 1.40054311 0.46684770 8.78 .0001 Location 14 1.80480950 0.12891496 2.43 0.0035 Depth 3 0.39149809 0.13049936 2.46 0.0640 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 1.39906294 0.46635431 8.77 .0001 Location 14 1.80604076 0.12900291 2.43 0.0035 Depth 3 0.39149809 0.13049936 2.46 0.0640 Na Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr F Model 20 23.5126847 1.1756342 2.93 .0001 Error 218 87.4336796 0.4010719 Corrected Total 238 110.9463643 R-Square Coeff Var Root MSE Na Mean 0.211928 119.7046 0.633302 0.529054 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 7.03944526 2.34648175 5.85 0.0007 Location 14 14.00034354 1.00002454 2.49 0.0026 Depth 3 2.47289591 0.82429864 2.06 0.1071 Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr F Treat 3 7.01602464 2.33867488 5.83 0.0008 Location 14 13.94217863 0.99586990 2.48 0.0028 Depth 3 2.47289591 0.82429864 2.06 0.1071 Keterangan : F α 0.05 adalah berbeda nyata; F α 0.05 adalah tidak berbeda nyata. 146 Lampiran 6 . Uji Lanjutan LSD Residu Unsur Hara dari Contoh Tanah Tailing pada Percobaan Simulasi Program SAS untuk Uji Lanjutan LSD pH H 2 O pH KCl EC Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 218 Error Mean Square 0.213157 Critical Value of t 1.97091 Least Significant Difference 0.1665 Harmonic Mean of Cell Sizes 59.74684 Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 218 Error Mean Square 0.267434 Critical Value of t 1.97091 Least Significant Difference 0.1865 Harmonic Mean of Cell Sizes 59.74684 Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 218 Error Mean Square 23065.86 Critical Value of t 1.97091 Least Significant Difference 54.766 Harmonic Mean of Cell Sizes 59.74684 Means with the same letter are not significantly different. t Grouping Mean N Depth A 7.84433 60 75-100cm A 7.82233 60 50-75cm B 7.58950 60 25-50cm C 7.28475 59 0-25cm Means with the same letter are not significantly different. t Grouping Mean N Depth A 8.03400 60 75-100cm A 7.98983 60 50-75cm B 7.72867 60 25-50cm C 7.31492 59 0-25cm Means with the same letter are not significantly different. t Grouping Mean N Depth A 397.08 60 25-50cm A 394.03 59 0-25cm A 391.10 60 75-100cm A 368.63 60 50-75cm 147 C-organik KTK KB Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 218 Error Mean Square 0.246667 Critical Value of t 1.97091 Least Significant Difference 0.1791 Harmonic Mean of Cell Sizes 59.74684 Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 218 Error Mean Square 48.67771 Critical Value of t 1.97091 Least Significant Difference 2.5159 Harmonic Mean of Cell Sizes 59.74684 Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 217 Error Mean Square Critical Value of t 1.97096 Least Significant Difference Harmonic Mean of Cell Sizes 59.4958 Means with the same letter are not significantly different. t Grouping Mean N Depth A 0.49220 59 0-25cm B A 0.36033 60 50-75cm B 0.31200 60 75-100cm B 0.28100 60 25-50cm Means with the same letter are not significantly different. t Grouping Mean N Depth A 3.314 59 0-25cm A 3.223 60 75-100cm A 1.362 60 25-50cm A 1.302 60 50-75cm Means with the same letter are not significantly different. t Grouping Mean N Depth A 100.0 59 0-25cm A 100.0 60 25-50cm A 100.0 60 50-75cm A 100.0 59 75-100cm 148 Ca Mg K Na Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 218 Error Mean Square 9.015743 Critical Value of t 1.97091 Least Significant Difference 1.0827 Harmonic Mean of Cell Sizes 59.74684 Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 218 Error Mean Square 0.101397 Critical Value of t 1.97091 Least Significant Difference 0.1148 Harmonic Mean of Cell Sizes 59.74684 Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 218 Error Mean Square 0.053151 Critical Value of t 1.97091 Least Significant Difference 0.0831 Harmonic Mean of Cell Sizes 59.74684 Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 218 Error Mean Square 0.401072 Critical Value of t 1.97091 Least Significant Difference 0.2284 Harmonic Mean of Cell Sizes 59.74684 Means with the same letter are not significantly different. t Grouping Mean N Depth A 10.6298 60 75-100cm A 10.3349 60 50-75cm A 9.7238 60 25-50cm B 8.1497 59 0-25cm Means with the same letter are not significantly different. t Grouping Mean N Depth A 0.69636 59 0-25cm B 0.52997 60 25-50cm C 0.32653 60 50-75cm C 0.29288 60 75-100cm Means with the same letter are not significantly different. t Grouping Mean N Depth A 0.28683 60 25-50cm A 0.26885 59 0-25cm B A 0.25462 60 50-75cm B 0.18065 60 75-100cm Means with the same letter are not significantly different. t Grouping Mean N Depth A 0.6503 60 25-50cm B A 0.6049 60 50-75cm B A 0.4621 59 0-25cm B 0.3977 60 75-100cm 149 Lampiran 7 . Penentuan Horison Permukaan Epipedon Berdasarkan Soil Survey Staff 1999; 2006 Profil Pewakil Kedalaman cm Persyaratan Epipedon Mollik Epipedon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Area Suksesi Mile 28 - Mile 25 PS-1 0-9 + + - + - + - - + + + Okhrik PS-2 0-6; 6-13 + - - + + + + -+ + + + Okhrik PS-3 0-5; 5-17 + - - + + + + -+ + + + Okhrik PS-4 0-10; 10-19 + - - + + + + + + + + Okhrik PS-5 0-10; 10-24 + - - + + + + + + + + Okhrik Area Reklamasi Mile 28 - Mile 21 IPR-4 0-10 + + + + + + - + + + + Okhrik IPR-6 0-8 + + + + + - - - + + + Okhrik IPR-8 0-8 + + + + + + - - + + + Okhrik IIPR-1 0-10; 10-19 + - + + - + - + + + + Okhrik IIIPR-2 0-8 + - + + + + - - + + + Okhrik IVPR-5 0-5; 5-9 + + + + + + - - + + + Okhrik VPR-3 0-15 + + + + + + - + + + + Okhrik VIPR-7 0-5-10-20 + + + + + + - + + + + Okhrik VIPR-9 0-8 + + + + + + - - + + + Okhrik VIPR-10 0-10 - + + + + + + + + + + Okhrik Mile 21.5 0-9-13 - - + + + + + + + + + Okhrik Mile 21 0-7 + - - + + + + - + + + Okhrik Profil PembandingMile 38 KK-5 0-8 + + - + + - + - + + + Okhrik Keterangan : Krieteria Epipedon Mollik 1 - 11, lihat pada Halaman 151. + adalah memenuhi kriteria Epipedon Mollik - adalah tidak memenuhi kriteria Epipedon Mollik 150 Lampiran 8 . Penentuan Horison Bawah Penciri Berdasarkan Soil Survey Staff 1999; 2006 Profil Pewakil Kedalaman cm Persyaratan Horison Bawah Penciri Argillik Kambik Horison 1 2 3 4 5 6 7 8 Area Suksesi Mile 28 - Mile 25 PS-1 - - - - - - - - - - PS-2 - - - - - - - - - - PS-3 - - - - - - - - - - PS-4 - - - - - - - - - - PS-5 - - - - - - - - - - Area Reklamasi Mile 28 - Mile 21 IPR-4 - - - - - - - - - - IPR-6 - - - - - - - - - - IPR-8 - - - - - - - - - - IIPR-1 - - - - - - - - - - IIIPR-2 - - - - - - - - - - IVPR-5 - - - - - - - - - - VPR-3 - - - - - - - - - - VIPR-7 - - - - - - - - - - VIPR-9 - - - - - - - - - - VIPR-10 - - - - - - - - - - Mile 21.5 - - - - - - - - - - Mile 21 - - - - - - - - - - Profil Pembanding Mile 38 KK-5 8-22; 22-38 - - - + + +- + + Kambik Keterangan : Krieteria Horison Argillik 1 - 3 dan Horison Kambik 4 - 8, lihat pada Halaman 151. + adalah memenuhi kriteria Horison Bawah Penciri - adalah tidak memenuhi kriteria Horison Bawah Penciri. 151 Keterangan untuk kriteria penentuan Epipedon dan Horison Bawah Penciri dari Lampiran 7 dan 8 adalah sebagai berikut : Epipedon Mollik memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Tidak massive dan keras atau sangat keras ketika kering; 2. Warna value lembab ≤ 3; 3. Warna value kering ≤ 5; 4. Warna kroma lembab ≤ 3; 5. Warna value sedikitnya 1 unit gelap atau kroma 2 unit atau kurang dibandingkan horison C kering atau lembab; 6. Kejenuhan Basa ≥ 50 NH 4 OAc, pH 7 ; 7. C-organik ≥ 0.6 atau bahan organik 1 atau 1.644; 8. Ketebalan ≥ 10 cm atau ≥ 18 cm atau ≥ 25 cm, tergantung pada karakteristik profil tanah lain; 9. P 2 O 5 larut dalam 1 asam sitrat 250 mgkg; 10. Beberapa bagian dari ekosistem adalah lembab ≥ 3 bulan dari kumulatif 1 tahun, 7 bulan atau 10 tahun pada waktu lama, temperatur tanah pada kedalaman 50 cm adalah ≥ 5 o C bila tidak diirigasi; 11. n-value 0.7 0.7 belum matang. Horison Argillik Bt merupakan suatu horison bawah permukaan dengan kandungan liat phylosilikat secara jelas lebih tinggi daripada bahan tanah yang terletak di atasnya. Horison Bt menunjukkan adanya gejala iluviasi liat. Beberapa kriteria umum adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan liat di dalam jarak vertikal ≤ 30 cm; 2. Ketebalan minimal 7.5 cm atau sekurang-kurangnya 110 jumlah ketebalan semua horison yang terletak di atasnya; 3. Bila horison argilik termasuk kelas ukuran partikel berpasir, atau skeletal berpasir, maka ketebalannya ≤ 15 cm. Horison Kambik Bw merupakan horison yang terbentuk sebagai hasil proses alterasi secara fisik, transformasi secara kimia, atau pemindahan bahan atau hasil kombinasi dari dua atau lebih proses-proses tersebut. Beberapa kriteria umum adalah sebagai berikut : 4. Tekstur pasir sangat halus, pasir sangat halus berlempung, atau lebih halus; 5. Memiliki struktur tanah atau tidak memiliki struktur batuan pada ½ volume tanah; 6. Warna tidak berubah saat terbuka di udara. Warna dominan lembab pada permukaan ped atau di dalam matriks value ≤ 3 kroma 0 atau value ≥ 4 kroma ≤ 1 atau value dan kroma ≤ 2, dan terdapat redoks; 7. Tidak memiliki sifat-sifat yang memenuhi persyaratan epipedon anthropik, histik, folistik, melanik, plagen atau umbrik, duripan atau fragipan, atau horison argillik, kalsik, gipsik, natrik, oksik, petrokalsik, plakik, atau spodik; 8. Kedalaman lapisan bawah dari permukaan tanah ≥ 25 cm. 152 Lampiran 9 . Deskripsi Profil Tanah di Area Suksesi, ModADA, PTFI - Timika Profil Pewakil : PS-1 Klasifikasi Tanah : Typic Endoaquent, Berpasir, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 8 Juli 2005 Lokasi : Mile 28 MA-220 Drainase : Sedang-lambat kedalaman air tanah 50 cm dpt Vegetasi : Phragmites karka, Ficus adenosperma, Ficus copyosa, Pteris sp. Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian Ag 0 - 9 Kelabu gelap 5Y 41, kelabu sangat gelap 2.5Y 30 berlapis, coklat kekuningan gelap 10YR 44, coklat gelap 10YR 33, sedikit, kecil, baur, jelas, basah, lempung berpasir, halus, medium, remah lemah, lepas, tidak lekat, tidak plastis, perakaran halus dan kasar banyak, jelas dan rata; ACg 9 - 21 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 basah, kelabu gelap 2.5Y 40 berlapis sedikit, pasir, kasar, remah, lepas, belum berkembang, perakaran halus dan kasar sedang, jelas dan rata; ACg2 21 - 26 Kelabu gelap 5Y 41 basah, coklat hijau pudar terang 2.5Y 54, kelabu sangat gelap 2.5Y 30, pasir, medium, kasar, remah, lepas, perakaran halus dan kasar sedang, jelas dan rata; ACg3 26 - 28 Kelabu gelap 5Y 41 basah, coklat hijau pudar terang 2.5Y 54, kelabu sangat gelap 2.5Y 30, pasir, kasar, belum berkembang, remah, lepas, perakaran halus dan kasar banyak, jelas dan bergelombang; ACg4 28 - 50 Kelabu gelap 5Y 41 basah, pasir, remah, lepas, perakaran halus dan kasar banyak. Keterangan : dpt = dari permukaan tanah; hijau pudar = olive Profil Pewakil : PS-2 Klasifikasi Tanah : Typic Endoaquent, Berdebu kasar, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 26 April 2005 Cuaca : CerahPanas Lokasi : Mile 27 MA-180 Drainase : Sedang-sangat lambat kedalaman air tanah 50 cm dpt Vegetasi : P.karka, Pteris sp., C.equisetifolia, Pandanus sp., Alstonia sp. Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian Ag 0 - 6 Coklat kelabu gelap 2.5Y 42 lembab dan basah, coklat kekuningan 10YR 56, sedikit, kecil, bercak baur, jelas, bercampur perakaran Phragmites karka halus banyak, lempung, remah, perkembangan struktur lemah, agak lekat, agak plastis, jelas dan rata, berombak kecil; Ag2 6 - 13 Coklat kelabu gelap 2.5Y 42 basah, coklat kekuningan 10YR 56, sedikit, kecil, bercak, baur, jelas, debu, remah, lemah, lekat, plastis, perakaran halus dan kasar sedang, banyak, jelas dan rata, berombak kecil; ACg 13 - 19 Kelabu gelap 2.5Y 40, coklat kelabu gelap 2.5Y 42 basah, coklat kekuningan 10YR 56, sedikit, kecil, bercak, baur, jelas, debu liat sedikit, remah, lemah, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar sedang, banyak, jelas dan rata; ACg2 19 - 32 Kelabu gelap 2.5Y 40, coklat kelabu gelap 2.5Y 42 basah, coklat kekuningan gelap 10YR 44, biasa, sedang, jelas, debu pasir sangat halus, remah, lemah, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar sedang, banyak, jelas dan rata; ACg3 32 - 43 Kelabu gelap 2.5Y 40, kelabu sangat gelap 2.5Y 30 basah, debu pasir sangat halus, remah, lepas, belum berkembang, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar sedang, banyak, jelas dan rata; ACg4 43 - 60 Kelabu gelap 2.5Y 40, kelabu sangat gelap 2.5Y 30 basah, lempung berdebu, remah, lepas, lekat, plastis, terdapat air tanah, perakaran halus dan kasar sedang, banyak. 153 Profil Pewakil : PS-3 Klasifikasi Tanah : Typic Endoaquent, Berdebu kasar, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 27 April 2005 Cuaca : CerahPanas Lokasi : Mile 27 MA-175 Drainase : Sedang-sangat lambat kedalaman air tanah 50 cm dpt Vegetasi : P.karka, Ficus sp, Imperata cylindrica, Pandanus sp. Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian Ag 0 - 5 Kelabu gelap 2.5Y 40, kelabu hijau pudar 5Y 42 basah, coklat kekuningan 10YR 56, sedikit, biasa, kecil, sedang, jelas, lempung berdebu, halus, perkembangan struktur lemah, remah, agak lekat, agak plastis, perakaran halus banyak, jelas dan rata; ACg 5 - 17 Kelabu gelap 5Y 41 basah, coklat kekuningan 10YR 58, sedikit, biasa, kecil, sedang, jelas, debu, halus, remah, lemah, belum berkembang, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar banyak, jelas dan rata; ACg2 17 - 22 Kelabu sangat gelap 5Y 31 basah, coklat kekuningan 10YR 58, sedikit, kecil, sedang, jelas, debu, halus, remah, lemah, belum berkembang, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar banyak, jelas dan rata; ACg3 22 - 30 Kelabu sangat gelap 5Y 31 basah, bahan mineral pasir kuning hijau pudar 5Y 66, debu, halus, medium, remah, lemah, belum berkembang, agak lekat, agak plastis, perkaran kasar banyak, jelas dan rata; ACg4 30 - 50 Kelabu sangat gelap 5Y 31 basah, lempung dominan pasir, medium, remah, lepas, belum berkembang, terdapat air tanah, perakaran kasar banyak. Profil Pewakil : PS-4 Klasifikasi Tanah : Typic Endoaquent, Berdebu kasar, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 6 Juli 2005 Cuaca : Mendung Lokasi : Mile 26 MA-170 Drainase : Lambat kedalaman air tanah 50 cm dpt Vegetasi : P. karka, Paku-pakuan, Palma, Nuclea papuana, Timonius timon, Ficus armiti Mig., Ficus endosperma, Sterculia sp., Macuranga mappa, Glohidion macrocarpa. Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian Ag 0 - 10 Kelabu gelap 5Y 41, hijau pudar 5Y 44, kelabu sangat gelap 2.5Y 30, coklat hijau pudar terang 2.5Y 56 basah, debu, halus, remah, lemah, belum berkembang, agak lekat, agak plastis, perakaran halus banyak, jelas dan rata; Ag2 10 - 19 Kelabu hijau pudar 5Y 42, kelabu gelap 2.5Y 40, kelabu sangat gelap 2.5Y 30, coklat hijau pudar terang 2.5Y 56 basah, debu, halus, remah, lemah, belum berkembang, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar banyak, jelas dan rata; Ag3 19 - 28 Kelabu gelap 2.5Y 30, kelabu sangat gelap 2.5Y 40, coklat kekelabuan gelap 2.5Y 42, coklat kekuningan 10YR 56, coklat kekuningan gelap 10YR 44, sedikit, kecil, jelas, basah, debu, halus, remah, lemah, belum berkembang, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar banyak, jelas dan rata; Ag4 28 - 35 Kelabu sangat gelap 2.5Y 30; 5Y 31, coklat hijau pudar terang 2.5Y 56, coklat kekuningan 10YR 56, sedikit, kecil, jelas, basah, lempung, halus, remah, belum berkembang, tidak lekat, tidak plastis, perakaran halus dan kasar banyak, jelas dan rata; Cg 35 - 50 Kelabu sangat gelap 2.5Y 30, coklat kekelabuan gelap 2.5Y 42 basah, pasir, kasar, lepas, belum berkembang, tidak lekat, tidak plastis. 154 Profil Pewakil : PS-5 Klasifikasi Tanah : Typic Endoaquent, Berlempung halus, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 8 Juli 2005 Lokasi : Mile 25 MA-160 Drainase : Sedang-lambat kedalaman air tanah 50 cm dpt Vegetasi : P.karka, Glohidion macrocarpa, Ficus armiti Mig., Nuclea orientalis, Imperata cylindrica. Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian Ag 0 - 10 Coklat kekelabuan gelap 2.5Y 42, coklat hijau pudar 2.5Y 44, kelabu sangat gelap 2.5Y 30 basah, berdebu, halus, remah, lemah, belum berkembang, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar banyak, jelas dan rata hingga bergelombang; Ag2 10 - 24 Coklat hijau pudar 2.5Y 44, coklat hijau pudar terang 2.5Y 54, kelabu gelap 2.5Y 40 basah, berdebu, halus, remah, belum berkembang, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar banyak hingga sedang, jelas dan rata hingga bergelombang; ACg 24 - 38 Kelabu sangat gelap 2.5Y 30, coklat kekelabuan gelap 2.5Y 42, hijau pudar 5Y 53 basah, lempung berdebu, halus, remah, belum berkembang, tidak lekat, tidak plastis, perakaran halus dan kasar banyak hingga sedang, jelas dan rata hingga bergelombang; ACg2 38 - 50 Kelabu gelap 5Y 41 bercampur hijau pudar 5Y 53, mineral pasir kelabu gelap 2.5Y 40, kelabu sangat gelap 2.5Y 30, kecil, biasa, baur, jelas, basah, pasir, kasar, remah, lepas, perakaran halus dan kasar sedikit. Keterangan : dpt = dari permukaan tanah 155 Lampiran 10 . Deskripsi Profil Tanah di Area Reklamasi, ModADA, PTFI-Timika Profil Pewakil : IPR-4 Klasifikasi Tanah : Typic Udorthent, Berpasir, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 1 April 2005 Cuaca : panas Lokasi : Mile 28 Drainase : Baik Vegetasi : Calopogonium muconoides, Casuarina equisetifolia Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian Ap 0 - 10 Kelabu gelap 5Y 41, kelabu sangat gelap 5Y 31, kuning hijau pudar 5Y 66 lembab dan kering, bahan magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir berlempung, agak halus, remah lemah, lepas, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan berombak; AC 10 - 14 Kelabu gelap 5Y 41, kelabu sangat gelap 5Y 31, kuning 5Y 76 lembab dan kering, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir berlempung, agak halus, remah, lepas, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan berombak; C 14 - 27 Kelabu gelap 5Y 41, coklat gelap 7.5YR 44, sedikit, kecil, baur, lembab dan kering, pasir berlempung, kasar, lepas, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan berombak; C2 27 - 42 Kelabu gelap 5Y 41 lembab dan kering, pasir, kasar, lepas, jelas dan rata; C3 42 - 50 Kelabu gelap 5Y 41, mineral kuning mengkilap 5Y 76 lembab dan kering, magnetik hitam 2.5Y 20, banyak, sedang hingga besar, nyata berlapis, pasir berlempung, agak halus, lepas, jelas dan berombak; C4 50 - 76 Kelabu gelap 5Y 41, mineral kuning 5Y 76 kuning dan putih mengkilap lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, kasar, kerikil dan batu kecil, sedang dan besar, banyak, lepas, jelas dan berombak; C5 76 - 89 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, baur, pasir berlempung, agak halus, lepas, jelas dan rata; C6 89 - 96 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, baur, pasir, lepas, jelas dan rata; C7 96 - 103 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, baur, pasir, lepas, jelas dan rata; C8 103 - 115 Kelabu gelap 5Y 41, mineral kuning 5Y 76 kuning dan putih mengkilap lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, baur, pasir, kasar, kerikil kecil sedikit, lepas, jelas dan rata; C9 115 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, baur, pasir, agak halus, lepas. 156 Profil Pewakil : IPR-6 Klasifikasi Tanah : Typic Udorthent, Berpasir, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 4 April 2005 Cuaca : Mendung-Hujan Lokasi : Mile 28 Drainase : Baik Vegetasi : Calopogonium muconoides, Casuarina equisetifolia Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian A 0 - 8 Kelabu gelap 5Y 41, kelabu sangat gelap 5Y 31, dekat perakaran tanaman coklat gelap 10YR 43, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30 lembab dan basah, sedikit, kecil, baur, pasir, agak halus, remah, perkembangan struktur lemah, lepas, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan berombak; AC 8 - 12 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab dan basah, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, sedikit, kecil, baur, pasir berlempung, agak halus, remah, lepas, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan rata; AC2 12 - 15 Matriks kelabu gelap 5Y 41 lembab dan basah, magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit, kecil, baur, pasir berlempung, remah, lepas, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan tidak teratur; AC3 15 - 20 Kelabu gelap 5Y 41 lembab dan basah, pasir kuning 5Y 76, magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit, kecil, baur, pasir, remah, lepas, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan rata; AC4 20 - 28 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab dan basah, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, sedikit, kecil, baur, pasir, bercak, remah, lepas, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan rata; C 28 - 31 Matriks magnetik hitam 2.5Y 20, banyak, besar, nyata berlapis, kelabu gelap 5Y 41, kuning pucat 5Y 74 lembab dan basah, pasir, lepas, jelas dan rata; C2 31 - 42 Kelabu gelap 5Y 41, kuning 5Y 76 lembab dan basah, magnetik hitam 2.5Y 20, banyak, sedang, nyata berlapis, pasir, lepas, jelas dan rata; C3 42 - 48 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab dan basah, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, banyak, sedang, nyata berlapis, pasir berlempung, lepas, jelas dan rata; C4 48 - 57 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41, kuning 5Y 76 lembab dan basah, magnetik hitam 2.5Y 20, banyak, sedang, nyata berlapis, pasir berlempung, lepas, jelas dan rata; C5 57 - 76 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab dan basah, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, sangat kasar, kerikil, batu berukuran kecil hingga sedang, sedang, lepas, jelas dan rata; C6 76 - 85 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41, kuning 5Y 76 lembab dan basah, magnetik hitam 2.5Y 20, banyak, sedang, nyata, pasir, agak kasar, kerikil kecil, sedikit, lepas, jelas dan rata; C7 85 - 91 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab dan basah, pasir berlempung, lepas, jelas dan rata; C8 91 - 101 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab dan basah, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, nyata, pasir berlempung, lepas, jelas dan rata; C9 101 - 114 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab dan basah, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, nyata, pasir, kasar, kerikil kecil, sedikit, lepas, jelas dan rata; C10 114 - 125 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab dan basah, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, nyata, pasir berlempung, medium, lepas, jelas dan rata; C11 125 Kelabu gelap 5Y 41, kuning pucat 5Y 74 lembab dan basah, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, kasar, kerikil hingga batu kecil, sedang, lepas. 157 Profil Pewakil : IPR-8 Klasifikasi Tanah : Aquic Udorthent, Berpasir, Campuran, Isohipertermik Lokasi : Mile 28 Tanggal Pengamatan : 5 April 2005 Cuaca : panas Drainase : Baik - lambat kedalaman air tanah 80 cm dpt Vegetasi : Casuarina equisetifolia, Metroxylon sago Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian A 0 - 8 Kelabu hijau pudar 5Y 42, kelabu hijau pudar gelap 5Y 32 kering dan lembab, coklat kekuningan 10YR 56, biasa, sedang, nyata, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30 kecil, sedikit, baur, lempung, halus, remah, perkembangan struktur lemah, lepas, perakaran kasar sedikit, jelas dan berombak; AC 8 - 26 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata berlapis, pasir berlempung, medium, remah, lepas, belum berkembang, perakaran kasar sedikit, jelas dan berombak; C a 8 - 15 a Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata berlapis, pasir, kasar, lepas, belum berkembang, jelas dan terputus hingga tidak teratur; C2 b 15 - 26 b Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata berlapis, pasir berlempung, medium dan kasar, lepas, belum berkembang, jelas dan terputus hingga tidak teratur; C3 26 - 32 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, nyata berlapis, pasir berlempung, medium, lepas, perakaran kasar sedikit, jelas dan berombak; C4 32 - 41 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, nyata berlapis, lempung berpasir, medium, lepas, perakaran kasar sedikit, jelas dan berombak; C5 41 - 48 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir berlempung, medium, lepas, jelas dan berombak; C6 48 - 54 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, kerikil kecil, lepas, sangat kasar, jelas dan tidak teratur; C7 54 - 64 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata berlapis, pasir berlempung, medium, lepas, jelas dan tidak teratur; Cg 64 - 79 Kelabu gelap 5Y 41 basah, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, kasar, lepas, jelas dan tidak teratur; Cg2 79 Kelabu gelap 5Y 41 basah, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir berlempung, medium, lepas, kasar, tidak lekat, tidak plastis, terdapat air tanah. 158 Profil Pewakil : IIPR-1 Klasifikasi Tanah : Typic Udorthent, Berpasir, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 30 Maret 2005 Cuaca : Panas Lokasi : Mile 27 Drainase : Baik Vegetasi : Pometia pinata, Casuarina equisetifolia Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian Ap 0 - 10 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, bahan organik coklat kekuningan gelap 10YR 46, sedikit, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata berlapis, pasir berlempung, remah, perkembangan struktur lemah, lepas, perakaran halus dan kasar sedikit, berangsur dan rata; A2 10 - 19 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata berlapis, pasir, remah, lepas, perakaran halus dan kasar sedikit, berangsur dan rata; A3 19 - 28 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, coklat gelap 7.5YR 44, sedikit, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang hingga besar, nyata berlapis, pasir, remah, lepas, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan rata; C 28 - 57 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata berlapis, pasir, kerikil hingga batu kecil sedang, lepas, jelas dan rata; C2 57 - 62 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, coklat gelap 7.5YR 44, sedikit, magnetik hitam 2.5Y 20 biasa, banyak, sedang, besar, nyata berlapis, pasir, lepas, berangsur dan rata; C3 62 - 74 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata berlapis, pasir, lepas, berangsur dan rata; C4 74 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, banyak, sedang hingga besar, nyata berlapis, pasir, lepas. Profil Pewakil : IIIPR-2 Klasifikasi Tanah : Typic Udorthent, Berpasir, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 30 Maret 2005 Cuaca : Panas-Mendung menjelang hujan Lokasi : Mile 27 Drainase : Baik - lambat kedalaman air tanah 8894 cm dpt Vegetasi : Alley Cropping Lamtoro-Kaliandra-Turi-Sengon-Gamal, Casuarina equisetifolia, Coconat nucifera Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian AC 0 - 8 Kelabu 5Y 51 lembab, coklat gelap 10YR 33, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, nyata berlapis, pasir berlempung, remah, perkembangan struktur lemah, lepas, perakaran kasar sedikit, jelas dan rata; C 8 - 10 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, sedikit, kecil, berlapis dan baur, pasir berlempung, medium, lepas, perakaran kasar sedikit, jelas dan rata; C2 10 - 15 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, besar, nyata, pasir, lepas, perakaran kasar sedikit, jelas dan rata; C3 15 - 2426 kelabu gelap 5Y 41 lembab, coklat kuat 7.5 YR 46, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata berlapis, pasir, kerikil kecil, sedikit, lepas, jelas dan berombak; C4 2426 - 4352 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, jelas berlapis, lempung, batu kecil, sedikit, lepas, jelas dan berombak; C5 4352 - 5379 Kelabu 5Y 51 lembab, magnetik kelabu gelap 2.5Y 40, biasa, sedang, baur, pasir, medium, lepas, jelas dan berombak; C6 5379 - 7694 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, jelas, pasir, lepas, jelas dan berombak; C7 76 - 8894 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, pasir kuning 5Y 76; 5Y 78, biasa, sedang, jelas, pasir, lepas, jelas dan berombak; Cg 8894 Kelabu gelap 5Y 41, kelabu sangat gelap 5Y 31 basah, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, baur hingga jelas, pasir, sangat kasar, kerikil kecil hingga sedang, batu kecil, lepas, terdapat air tanah. 159 Profil Pewakil : IVPR-5 Klasifikasi Tanah : Typic Udorthent, Berpasir, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 4 April 2005 Cuaca : panas Lokasi : Mile 27 Drainase : Baik Vegetasi : King grass, Casuarina equisetifolia Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian A 0 - 45 Kelabu sangat gelap 5Y 31, kelabu hijau pudar gelap 5Y 32 lembab dan kering, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, remah, perkembangan struktur lemah, lepas, perakaran kasar sedikit, jelas dan berombak; A2 45 - 59 Kelabu sangat gelap 5Y 31, kelabu hijau pudar gelap 5Y 32 lembab dan kering, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata berlapis, pasir, remah, lepas, jelas dan berombak; AC 59 - 1412 Kelabu gelap 5Y 41 lembab dan kering, coklat kekuningan 10YR 58 sedikit, magnetik hitam 2.5Y 20, banyak, sedikit, nyata, pasir, remah, lepas, jelas dan berombak; AC2 1412 - 1716 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, coklat kekuningan 10YR 58, mineral pasir kuning 5Y 76, magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit, sedang, nyata, pasir, remah, lepas, jelas dan berombak; AC3 1716 - 2227 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, coklat gelap 10YR 43, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, sedikit, sedang, nyata, pasir, remah, lepas, jelas dan berombak; AC4 2227 - 2830 Kelabu gelap 5Y 51 lembab, coklat gelap 10YR 43, magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit, sedang, nyata berlapis, pasir, remah, lepas, jelas dan berombak; C 2830 - 3844 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, lepas, jelas dan tidak beraturan; C2 3844 - 5051 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, nyata, pasir, medium, lepas, jelas dan rata; C3 5051- 6057 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, lepas, jelas dan rata; C4 6057 - 6571 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, banyak, besar, nyata berlapis, pasir, lepas, jelas dan rata; C5 6571 - 6881 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, lepas, jelas dan rata; C6 6881 - 79120 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, pasir, medium, lepas, jelas dan rata; C7 79120 - 121130 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, coklat hijau pudar terang 2.5Y 56, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, kasar, kerikil, batu kecil dan besar sedang, lepas, jelas dan rata; C8 121130 - 130 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata berlapis, pasir, medium, lepas, jelas dan rata; C9 130 - 145 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, nyata, pasir, kasar, kerikil, batu sedang dan besar sedang, lepas, jelas dan rata; C10 145 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, lepas. 160 Profil Pewakil : VPR-3 Klasifikasi Tanah : Typic Udorthent, Berpasir, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 1 April 2005 Cuaca : panas Lokasi : Mile 27 Drainase : Baik Vegetasi : Leucaena leucocephala, Casuarina equisetifolia Bahan Induk : Aluvial Penggunaan Lahan : Pupuk organik diberikan pada tahun 2001 LapisanHorison Kedalaman cm Uraian Ap 0 - 1215 Kelabu hijau pudar gelap 5Y 32, coklat kelabu gelap 10YR 43 lembab dan kering, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, remah, lemah, belum berkembang, lepas, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan berombak; AC 1215 - 1819 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, biasa, sedang, nyata, pasir, remah, lepas, jelas dan berombak; C 19 - 32 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, lepas, jelas dan berombak; C2 32 - 42 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, lepas, jelas dan rata; C3 42 - 50 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, pasir, kasar, kerikil hingga batu kecil sedang, banyak, lepas, jelas dan rata; C4 50 - 55 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, banyak, besar, nyata berlapis, pasir, medium, lepas, jelas dan rata; C5 55 - 63 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata, pasir, lepas, jelas dan rata; C6 63 - 85 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, pasir, kasar, lepas, jelas dan rata; C7 85 - 95 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, baur, pasir, kasar, kerikil hingga batu kecil, sedang, lepas, jelas dan rata; C8 95 - 118 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, pasir, kasar, lepas, jelas dan rata; C9 118 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu gelap 2.5Y 40, kelabu sangat gelap 2.5Y 30, sedikit, kecil, baur, pasir, lepas. 161 Profil Pewakil : VIPR-7 Klasifikasi Tanah : Aquic Udorthent, Berlempung kasar, Campuran, Isohipertemik Tanggal Pengamatan : 5 April 2005 Cuaca : panas Lokasi : Mile 27 Drainase : Baik-sedanglambat Vegetasi : Calopogonium muconoides, Casuarina equisetifolia Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian Ap 0 - 5 Kelabu gelap 5Y 41, kelabu sangat gelap 5Y 31 kering, coklat kekuningan 10YR 58 sedikit, kecil, baur, lempung berpasir, pasir sedikit, remah, perkembangan struktur lemah, medium hingga halus, sangat gembur, lepas, perakaran halus dan kasar Phragmites karka sedang, jelas dan berombak; A2 5 - 10 Kelabu 5Y 51, kelabu sangat gelap 2.5Y 30 kering dan lembab, coklat gelap 10YR 43 sedikit, kecil, baur, lempung berdebu pasir halus sedikit, medium hingga halus, remah hingga sangat gembur, lemah, perakaran halus dan kasar sedang, jelas dan berombak; A3 10 - 20 Kelabu 5Y 51; 5Y 41, kelabu gelap 2.5Y 20 lembab, coklat kekuningan 10 YR 56; 10YR 58 berlapis banyak, besar, nyata, lempung berdebu, medium dan halus, remah, lemah, perakaran halus dan kasar sedang, jelas dan berombak; AC 20 - 29 Kelabu 5Y 51, hijau pudar 5Y 56, mineral magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, coklat kekuningan 10YR 56 lembab, biasa, sedang, nyata, pasir berlempung, medium hingga kasar, remah, gembur, lemah, perakaran halus dan kasar sedang, jelas dan berombak; AC2 29 - 35 Kelabu gelap 5Y 41, kelabu hijau pudar 5Y 42, mineral magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30 lembab, pasir berlempung, medium, remah, gembur, lemah, perakaran halus dan kasar sedang, jelas dan berombak; C 35 - 48 Kelabu hijau pudar 5Y 52, kelabu gelap 5Y 41, mineral magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30 lembab, pasir berlempung, medium hingga kasar, gembur, lepas, perakaran halus dan kasar sedang, jelas dan berombak; C2 48 - 68 Kelabu hijau pudar 5Y 52, kelabu gelap 5Y 41, mineral magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30 lembab, pasir, kasar, gembur, lepas, perakaran kasar sedang, jelas dan berombak; C3 68 - 75 Kelabu hijau pudar 5Y 52, kelabu gelap 5Y 41, mineral magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30 lembab, pasir berlempung, medium, gembur, lepas, perakaran kasar sedang, jelas dan berombak; C4 75 - 81 Hijau pudar 5Y 53, kelabu gelap 5Y 41, mineral magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30 lembab, pasir berlempung, medium hingga kasar, gembur, lepas, perakaran halus sedang, jelas dan berombak; C5 81 - 88 Kelabu hijau pudar 5Y 52, kelabu gelap 5Y 41, mineral magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30 lembab, pasir berlempung, medium hingga kasar, gembur, lepas, perakaran kasar sedang hingga sedikit, jelas dan berombak; C6 88 - 97 Kelabu hijau pudar 5Y 52, kelabu gelap 5Y 41, mineral magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, hitam 2.5Y 20 lembab, pasir berlempung, medium hingga kasar, gembur, lepas, perakaran kasar sedikit, jelas dan berombak; C7 97 - 112 Kelabu gelap 2.5Y 40, kelabu 5Y 52, mineral magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30 lembab dan basah, lempung berpasir, medium hingga kasar, lepas, gembur, perakaran kasar sedikit, jelas dan sedikit berombak; Cg 112 Kelabu sangat gelap 2.5Y 30 lembab dan basah, lempung berdebu, medium hingga kasar, tidak lekat, tidak plastis, lepas, perakaran kasar sedikit. 162 Profil Pewakil : VIPR-9 Klasifikasi Tanah : Typic Udorthent, Berpasir, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 6 April 2005 Cuaca : panas Lokasi : Mile 26 Drainase : Baik - sedang Vegetasi : Calopogonium muconoides, Casuarina equisetifolia Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian A 0 - 8 Kelabu sangat gelap 5Y 31 kering, mineral magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit, kecil, baur, pasir, medium, remah, perkembangan struktur lemah, perakaran tidak ada, jelas dan berombak; C 8 - 13 Kelabu gelap 5Y 41 kering, mineral magnetik hitam 2.5Y 20 sedikit, kecil, nyata berlapis, pasir, lepas, belum berkembang, jelas dan berombak; C2 13 - 18 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 kering dan lembab, mineral magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang, nyata berlapis, mineral pasir kuning 5Y 76, pasir, lepas, jelas dan berombak; C3 a 18 - 29 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 kering dan lembab, mineral magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit, sedang, nyata berlapis, pasir, lepas, jelas dan berombak; C3 b 29 - 37 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, mineral magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit hingga biasa, kecil hingga sedang, nyata berlapis, pasir, lepas, jelas dan terputus; C4 29 - 44 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41, kelabu hijau pudar 5Y 42 kering dan lembab, mineral magnetik hitam 2.5Y 20, biasa, sedang hingga banyak, nyata berlapis, lepas, jelas dan berombak; C5 44 - 48 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 kering dan lembab, mineral magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit, sedang, nyata berlapis, pasir, lepas, jelas dan terputus; C6 48 - 52 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, mineral magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit, kecil, baur dan berlapis, pasir, medium, lepas, jelas dan terputus; C7 52 - 61 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, pasir, kasar, lepas, jelas dan berombak; C8 61 - 68 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, mineral magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit, sedang, baur dan berlapis, mineral pasir kuning 5Y 76, pasir, kasar, kerikil dan batu kecil, lepas, jelas dan berombak; C9 68 - 76 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, mineral magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit, kecil, baur dan berlapis, mineral pasir kuning 5Y 76, pasir, medium, lepas, jelas dan rata; C10 76 - 81 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, mineral magnetik hitam 2.5Y 20 sedikit, kecil, baur dan berlapis, pasir, medium, lepas, jelas dan rata; C11 81 - 90 Matriks hitam dominan mineral magnetik 2.5 Y 20 lembab, banyak, besar, nyata dan berlapis padat, teguh, mineral pasir kuning 5Y 76, sedikit hingga sedang, kelabu 5Y 51 sedikit, pasir, medium, teguh hingga lepas, jelas dan rata; C12 90 - 100 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, mineral magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit, kecil, baur, bercak, pasir, medium, lepas, jelas dan rata; C13 100 - 112 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, mineral magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit, kecil, baur, bercak, pasir, kasar, kerikil hingga batu besar, sedikit, lepas, jelas dan berombak; C14 112 - 129 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab, mineral magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit, kecil, baur dan berlapis, pasir, medium, lepas, jelas dan berombak; C15 129 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, mineral magnetik hitam 2.5Y 20, sedikit, kecil, nyata dan berlapis, pasir, medium hingga kasar, lepas. 163 Pofil Pewakil : VIPR-10 Klasifikasi Tanah : Aquic Udorthent, Berdebu kasar, Campuran, Isohipertemik Tanggal Pengamatan : 6 April 2005 Cuaca : panas Lokasi : Mile 26 - 25 Drainase : Sedang-lambat kedalaman air tanah 68 cm dpt Vegetasi : Calopogonium muconoides, Casuarina equisetifolia, Phragmites karka, Mimosa pudica Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian Ap 0 - 10 Kelabu gelap 5Y 41, kelabu sangat gelap 5Y 31 lembab, coklat kekuningan gelap 10YR 44; 10YR 46, magnetik kelabu gelap 2.5Y 40, debu, remah, lemah, belum berkembang, agak lekat, agak plastis, gembur, agak teguh, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan rata-berombak; AC 10 - 22 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, coklat kekuningan gelap 10YR 44 bercak, banyak, sedang, jelas, magnetik kelabu gelap 2.5Y 40, sedikit, kecil, jelas berlapis, debu, remah, masif, belum berkembang hingga lemah, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan rata hingga berombak; AC2 22 - 27 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, coklat gelap 7.5YR 44 bercak, biasa, sedang, jelas, magnetik kelabu gelap 2.5Y 40, lempung berdebu, remah, masif, belum berkembang hingga lemah, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan berombak; AC3 27 - 29 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, coklat gelap 7.5YR 44 bercak, biasa, sedang, jelas, magnetik kelabu gelap 2.5Y 40, lempung, remah, masif, belum berkembang hingga lemah, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan berombak; AC4 29 - 39 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu gelap 2.5Y 40, kelabu sangat gelap 2.5Y 30, coklat gelap 7.5YR 44, coklat kuat 7.5YR 46, banyak, sedang, jelas, debu, remah, masif, belum berkembang hingga lemah, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan berombak; AC5 39 - 43 Kelabu gelap 2.5Y 40, kelabu sangat gelap 2.5Y 30, kelabu hijau pudar 5Y 52 lembab, coklat gelap 7.5YR 44, sedikit, kecil, jelas, debu, remah, masif, belum berkembang hingga lemah, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan berombak; C 43 - 48 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, coklat gelap 7.5Y 44, biasa, kecil, jelas, lempung berdebu pasir halus, masif, belum berkembang, agak lekat, tidak plastis, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan berombak; C2 48 - 53 Kelabu gelap 5Y 41 lembab, magnetik hitam 2.5Y 20, coklat kekuningan gelap 10YR 44, sedikit, kecil, jelas, lempung berdebu, masif, belum berkembang, agak lekat, tidak plastis, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan berombak; C3 53 - 59 Kelabu gelap 2.5Y 40 lembab dan agak basah, kelabu hijau pudar 5Y 42, magnetik hitam 2.5Y 20, coklat kekuningan gelap 10YR 44, sedikit, kecil, jelas, lempung berdebu pasir halus, masif, belum berkembang, agak lekat, tidak plastis, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan berombak; C4 59 - 68 Kelabu gelap 10YR 41 lembab dan agak basah, magnetik kelabu gelap 2.5Y 40, coklat kekuningan gelap 10YR 44, sedikit, kecil, jelas hingga baur, debu, masif, belum berkembang, agak lekat, tidak plastis, perakaran halus dan kasar sedikit, jelas dan berombak; Cg 68 Kelabu gelap N40; 5Y 41 basah, magnetik kelabu sangat gelap 2.5Y 30, setelah teroksidasi coklat kekuningan gelap 10YR 44, sedikit, kecil, baur hingga agak jelas, lempung berdebu, masif, belum berkembang, agak lekat, agak plastis, perakaran halus dan kasar sedikit, terdapat air tanah. 164 Profil Pewakil : Mile 21.5 Klasifikasi Tanah : Typic Epiaquent, Berdebu kasar, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 4 Juli 2005 Cuaca : CerahPanas Lokasi : Mile 21.5 Nauclea papua dominan, Area Konservasi Hutan Alam sekunder Drainase : Sedang-sangat lambat kedalaman air tanah 60 cm dpt Vegetasi : Nauclea papuana, Ficus adenosperma, Premna corimbossa, Widelia biflora, Phragmites karka, Pteris sp. Bahan Induk : Aluvial Waktu tidak aktif : 10 Tahun LapisanHorison Kedalaman cm Uraian A 0 - 9 Coklat kekelabuan gelap 2.5Y 42, kelabu hijau pudar 5Y 42 lembab dan basah, coklat kekuningan gelap 10YR 44, sedikit, kecil, baur, debu, halus, remah, lemah, belum berkembang, agak lekat, tidak plastis, perakaran halus dan kasar banyak, jelas dan rata; AC 9 - 13 Kelabu gelap 5Y 41, kelabu hijau pudar 5Y 42 basah, coklat kekuningan 10YR 56, sedikit, kecil, baur, debu, halus, remah, masif, belum berkembang, agak lekat, tidak plastis, perakaran halus dan kasar sedang, jelas dan rata; ACg 13 - 19 Kelabu hijau pudar 5Y 42, kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 basah, coklat kekuningan gelap 10YR 44, biasa, sedang, jelas, debu, halus, remah, masif, belum berkembang, agak lekat, tidak plastis, perakaran kasar sedang, jelas dan rata; Cg2 19 - 30 Kelabu gelap 5Y 41 basah, coklat kekuningan gelap 10YR 44; 10YR 34, banyak, besar, jelas, debu, halus, masif, belum berkembang, agak lekat, tidak plastis, perakaran kasar sedikit, jelas dan rata; Cg2 30 - 37 Kelabu gelap 2.5Y 40, kelabu sangat gelap 2.5Y 30 basah, coklat kekuningan gelap 10YR 34, biasa, sedang, jelas, debu, halus, masif, agak lekat, tidak plastis, perakaran kasar sedikit, jelas dan rata; Cg3 37 - 45 Kelabu gelap 2.5Y 40, kelabu sangat gelap 2.5Y 30, coklat kekelabuan gelap 2.5Y 42 basah, coklat kekuningan 10YR 56, coklat kekuningan gelap 10YR 44, sedikit hingga sedang, kecil, jelas, debu, halus, masif, agak lekat, tidak plastis, perakaran kasar sedikit, jelas dan rata; Cg4 45 - 55 Kelabu gelap 2.5Y 40, coklat kekelabuan gelap 2.5Y 42 basah, coklat kekuningan gelap 10YR 44; 10YR 46, sedikit, kecil, baur hingga jelas, debu, halus, masif, agak lekat, tidak plastis, perakaran kasar sedikit, jelas dan rata; Cg5 55 Kelabu gelap 2.5Y 40, coklat kekelabuan gelap 2.5Y 42, hijau pudar 5Y 54, coklat hijau pudar terang 2.5Y 56 basah, debu, halus, masif, agak lekat, tidak plastis, terdapat air tanah. 165 Profil Pewakil : Mile 21 Klasifikasi Tanah : Typic Epiaquent, Berlempung kasar, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 4 Juli 2005 Cuaca : CerahPanas Lokasi : Mile 21 Timonius timon : dominan Drainase : Sedang-sangat lambat kedalaman air tanah 50 cm dpt Vegetasi : Glochidion macnocarpa, Sterculia sp., Ficus armiti Mig., Premna corymbossa, Phragmites karka, Sacharum sp., Imperata- cylindrica, Pandanus sp. Bahan Induk : Aluvial Waktu tidak aktif : 10 Tahun LapisanHorison Kedalaman cm Uraian A 0 - 7 Kelabu gelap 2.5Y 40, coklat kelabu gelap 2.5Y 42 lembab dan basah, coklat kekuningan gelap 10YR 44, sedikit, kecil, baur, perakaran rumput dan vegetasi banyak, lempung berdebu, medium, remah, lemah, belum berkembang, tidak lekat, tidak plastis, jelas dan rata; AC 7 - 12 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 lembab dan basah, coklat kekuningan gelap 10YR 44, sedikit, kecil, baur, lempung berdebu, medium, remah, lemah, belum berkembang, tidak lekat, tidak plastis, perakaran halus dan kasar sedang, jelas dan rata; C 12 - 19 Kelabu gelap 5Y 41, kelabu sangat gelap 5Y 31, mineral pasir kuning hijau pudar 5Y 66, berlapis dengan kelabu sangat gelap 2.5Y 30, hitam 2.5Y 20, coklat kekuningan 10YR 56, coklat kelabu sangat gelap 10YR 32, lunak, mudah hancur, lembab dan basah, pasir, medium hingga kasar, lepas, belum berkembang, tidak lekat, tidak plastis, perakaran kasar banyak, jelas dan rata; Cg 19 - 35 Kelabu 5Y 51, kelabu gelap 5Y 41 basah, kelabu sangat gelap 2.5Y 30, mineral pasir hijau pudar pucat 5Y 64, kuning 5Y 76, biasa, sedang, jelas, pasir, kasar, lepas, tidak lekat, tidak plastis, perakaran kasar banyak, jelas dan rata; Cg2 35 - 50 Kelabu gelap 5Y 41, mineral pasir kuning 5Y 76 basah, kuning pucat 2.5Y 84 kering, baur dengan matriks, basah, pasir, kasar, lepas, tidak lekat, tidak plastis, perakaran kasar sedikit, terdapat air tanah. 166 Lampiran 11 . Deskripsi Profil Tanah Mineral di Area Hutan Kuala Kencana-PTFI Profil Tanah Mineral : KK5 Klasifikasi Tanah : Oxic Dystrudept, Berdebu kasar, Campuran, Isohipertermik Tanggal Pengamatan : 22 Agustus 2005 Cuaca : cerahpanas - mendung - hujan Lokasi : Hutan Hujan Tropis, Kuala Kencana Mile 38 Drainase : Baik Vegetasi : Gireniero, Myristica, Ficus sp., Diyospirus ebecarpa, Malothus sp., Scropya sp. Bahan Induk : Aluvial LapisanHorison Kedalaman cm Uraian A 0 - 8 Coklat kekuningan gelap 10YR 44, coklat kekelabuan sangat gelap 10YR 32 lembab, debu, halus, perkembangan struktur lemah hingga sedang, remah hingga gumpal membulat, agak lekat, agak plastis, perakaran halus sedang dan kasar sedikit, jelas dan rata; ABw 8 - 22 Coklat kekuningan 10YR 56 lembab, debu, halus, sedang, gumpal membulat, agak lekat, agak plastis, jelas dan rata; Bw 22 - 38 Coklat kekuningan 10YR 56 lembab, debu, halus, sedang, gumpal bersudut, agak lekat, agak plastis, jelas dan rata; Bw2 38 - 52 Coklat hijau pudar terang 2.5Y 54, coklat hijau pudar 2.5Y 44, coklat kekuningan 10YR 56 lembab, debu, sedang hingga lemah, gumpal bersudut, masif, agak lekat, agak plastis, jelas dan rata; BC 52 - 69 Coklat hijau pudar terang 2.5Y 54, hijau pudar pucat 5Y 63, coklat kekuningan 10YR 56 lembab, debu, halus, lemah, masif, gumpal bersudut, agak lekat, agak plastis, jelas dan rata; BC2 69 - 83 Hijau pudar pucat 5Y 64, kuning hijau pudar 2.5Y 66, coklat kekuningan 10YR 56, coklat kekuningan gelap 10YR 46 lembab, debu, halus, masif, gumpal bersudut, agak lekat, agak plastis, jelas dan rata; BC3 83 - 90 Hijau pudar 5Y 54, coklat hijau pudar terang 2.5Y 56, kelabu 2.5Y 50, coklat kuat 7.5YR 58, coklat kekuningan 10YR 56, sedang hingga banyak, lembab, lempung berdebu, halus, masif, gumpal bersudut, agak lekat, agak plastis. 167 Lampiran 12. Bio Data 1. Nama : Sartji Taberima 2. Tempat dan Tanggal lahir : Jayapura, 25 Juni 1966 3. Alamat : Kantor : Fakultas Pertanian dan Teknologi UNIPA Jl. Gunung Salju - Amban, Manokwari - Papua 98314. E-mail : atji_tyahoo.com 4. Pekerjaan : Staf Pengajar 5. Pendidikan : Nama Universitas Strata Periode tahun Program Studi Universitas Cenderawasih, Manokwari S1 1985 - 1991 Agronomi Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor S2 1995 - 1998 Ilmu Tanah Mayor : Klasifikasi Tanah dan Genesis Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor S3 2003 - 2009 Ilmu Tanah Mayor : Klasifikasi Tanah dan Genesis 6. Aktivitas pada Magang dan Kursus : a. Kursus Physical Inorganic Chemistry; Sponsor oleh CIDA, Canada pada 10 Agustus - 4 September 1992. Universitas Haluoleo, Kendari. b. Magang Inorganic Chemistry; Sponsor oleh CIDA, Canada pada 7 September - 2 Desember, 1992. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. c. The 3 rd International Training on Sweetpotato Variety Evaluation; Sponsor CIP, pada 1 Mei - 2 Juni 1994 di Philipina. Penyelenggara CIP - Philipina. d. Pelatihan Metode Kimia dan Aplikasinya dalam Penelitian; Sponsor BPPK - SDM Ditjen DIKTI DEPDIKBUD, pada 30 Oktober - 10 Nopember 2001. FMIPA-IPB, Bogor. e. Short Course : Understanding, Documentation, and Audit Principles ISO 14001 : 2004, 12 - 16 Desember 2006 di Hotel Sahid Jaya. Penyelenggara pt. P-E International Indonesia, Jakarta. f. Short Course : Lead Auditors ISO 14001 : 2004, 18 - 22 Desember 2006 di Hotel Mercure. Penyelenggara pt. P-E International Indonesia, Jakarta. g. Program Sandwich 4 bulan; Sponsor oleh DIKTI, 12 Januari - 15 Mei 2009 di University of Western Australia. Kegiatan : studi literatur, diskusi mining area WA, dan penulisan artikel. 7. Aktivitas pada Seminar dan Workshop : a. Peserta pada Seminar Nasional HITI Himpunan Ilmu Tanah Indonesia, Desember 1995 di Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang. b. Peserta pada Seminar Save Our Water, 11 Desember 2004. IPB, Bogor. c. Presentasi Plant Metal Uptake from Soil and Tailings Media Laporan PT ERM Indonesia - PT Freeport Indonesia; Yahya A. Husin, Ari Irawan, Sartji Taberima, Tri Candra Setiawati, Maret 2008 di PTFI, Timika. 168 d. Peserta pada Seminar dan Workshop : Reklamasi dan Pengelolaan Kawasan Penutupan Tambang , pada 22 Mei 2008 di IPB International Convention Center, Bogor. Penyelenggara Pusat Studi Reklamasi Tambang LPPM Institut Pertanian Bogor. 8. Pengalaman Kerja : a. Staf Pengajar pada Fakultas Pertanian, pada 1993 - sekarang, Universitas Cenderawasih Manokwari 2000, saat ini Fakultas Pertanian dan Teknologi, UNIPA Manokwari. b. Staf PSUS Pusat Studi dan Ubi-ubian, UNCEN, periode 1993 - 1995, Manokwari. c. Koordinator Sweetpotato germplasm maintenance program of Irian Jaya highland in Anggi, Manokwari, periode 2000 - 2001, Swiss Project antara PSUS UNCEN dan CIP Bogor. d. Staf Peneliti PSUS UNIPA, periode 2001 - 2003, Manokwari. 9. Pengalaman Penelitian : a. Sartji Taberima. Analisis Penggunaan Langsung Tiga Jenis Batuan Phospat pada Tanah Podsolik Merah Kuning Ultisol, Warmare - Manokwari Skripsi S1, 1991. b. Hubertus Matanubun dan Sartji Taberima. Identifikasi Morfologi Ubi Jalar dari Dataran Tinggi, Irian Jaya Penelitian PSUS-UNCEN, September - Desember 1993. c. Sartji Taberima. Studi Ekologi Talas Taro pada beberapa area di sekitar Manokwari, Irian Jaya Penelitian PSUS-UNCEN, Desember 1993 - Pebruari 1994. d. Hubertus Matanubun, Thera Sawor, Sartji Taberima. Eksplorasi germplasm dan etnobotani Sagu di Kabupaten Manokwari Penelitian PSUS-UNCEN, 1994.

e. Franki A. Paiki, La Musadi, Sartji Taberima. Pembentukan Umbi, Umur Panen, Potensi