Perkembangan Klasifikasi Tanah di ModADA

95 Rata-rata Suhu Udara oC Tahun 1996-2004 Stasiun Meteorologi 11 - Kuala Kencana 21 22 23 24 25 26 27 28 Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des Bulan Su hu Ud a r a o C Suhu Max Suhu Rata-rata Suhu Min Rata-rata Suhu Udara oC Tahun 1996-2004 Stasiun Meteorologi 11 - Kuala Kencana 21 22 23 24 25 26 27 28 Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des Bulan Su hu Ud a r a o C Suhu Max Suhu Rata-rata Suhu Min Sumber : Stasiun Meteorologi PTFI - Timika, 2005 Gambar 21 . Rata-rata Suhu Udara o C Tahun 1996 - 2004 Stasiun Meteorologi 11 Kuala Kencana

4.3.4 Perkembangan Klasifikasi Tanah di ModADA

Secara keseluruhan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah-tanah di ModADA mempunyai epipedon okhrik dan tanpa horison bawah penciri, sehingga diklasifikasikan sebagai ordo Entisol. Sementara tanah mineral KK-5 di Hutan Kuala Kencana telah memiliki epipedon okhrik dan horison bawah penciri kambik, sehingga termasuk ordo Inseptisol. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kandungan bahan organik dan liat dari pelapukan mineral primer tailing berperan penting untuk mempercepat proses pembentukan tanah di ModADA. Secara alami bahan organik dan liat memiliki sifat koloid, sehingga berperan sebagai bahan penjerap agregat partikel tanah dan menahan unsur hara atau kation yang terdekomposisi dari pelapukan mineral, terutama feldspar yang merupakan mineral primer mudah lapuk dan tertinggi kedua setelah kuarsa. Tanah-tanah di ModADA tersusun dari partikel pasir dan debu yang masih didominasi oleh mineral kuarsa tahan pelapukan dan disusul mineral feldspar mudah lapuk. Mineral feldspar termasuk mineral mudah lapuk, terutama pada partikel berdebu kasar dan berlempung halus-kasar yang akan menghasilkan liat dan melepaskan K, Na, atau Ca dari struktur mineralnya. Proses dekomposisi kelompok mineral feldspar orthoklas terjadi menurut reaksi berikut Bohn et al., 1979 : 2 KAlSi 3 O 8 + 2H + + 9 H 2 O H 4 Al 2 Si 2 O 9 + 4 H 4 SiO 4 + 2 K + feldspar liat unsur hara K + 96 Pada kondisi ukuran partikel diperkecil karena penghancuran partikel akibat pelapukan fisik selama pengangkutan tailing ke ModADA, maka feldspar merupakan mineral mudah lapuk yang mudah melepaskan kation-kation dari struktur mineralnya. Kation basa yang terlepas ini akan masuk ke dalam larutan tanah dan kemudian terjerap atau tercuci. Kation-kation yang memiliki afinitas lebih besar akan tinggal dalam larutan tanah, kecuali K + tidak mudah tercuci pada tanah mineral dibandingkan Ca 2+ dan Na + karena terfiksasi lebih besar daripada kehilangan oleh pencucian, namun K + lebih mudah tercuci di area tailing. Ketika pelapukan semakin intensif, maka kandungan liat yang dihasilkan juga tinggi, sehingga dapat mendukung proses perkembangan horison-horion tanah. Berbeda dengan Ca 2+ dari mineral golongan karbonat termasuk mudah larut oleh perubahan pH dan ditemukan dominan daripada Mg 2+ , K + , dan Na + , karena Ca 2+ ditambahkan sebagai CaO di Mile 74 sebelum tailing memasuki ModADA. Umumnya di ModADA, horison permukaan telah memperlihatkan perkembangan tanah lebih baik daripada horison bawah. Sementara horison bawah penciri belum terbentuk. Bila dibandingkan dengan tanah KK-5 ditemukan bahwa kedalaman air tanah, ukuran partikel, dan jenis mineral mudah lapuk merupakan bagian terpenting dari faktor pembentuk tanah di ModADA. Persentase mineral feldspar di KK-5 sangat rendah, yaitu 4.03, termasuk mineral liat, yaitu 5.88, sedangkan mineral kuarsa sangat tinggi, yaitu 81.62. Fenomena ini menunjukkan bahwa pelapukan mineral mudah lapuk cukup intensif, namun mineral kuarsa yang dominan juga mengindikasikan bahwa perkembangan tanah belum matang. Sementara di ModADA memiliki persentase feldspar sedang, yaitu 21.46- 45.27 dengan persentase terendah pada partikel berdebu kasar Mile 21.5 dan tertinggi pada partikel berpasir Area Suksesi. Bila dihubungkan dengan kedalaman air tanah Mile 21.5, yaitu 60 cm dari permukaan tanah dan agak dalam daripada Area Suksesi, yaitu 50 cm dari permukaan tanah, maka Mile 21.5 lebih oksidatif untuk perkembangan horison bawah penciri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mile 21.5 memiliki perkembangan tanah relatif mendekati perkembangan tanah KK-5. Hal ini ditunjukkan oleh ukuran partikelnya lebih halus berdebu kasar pada setiap horison dan memiliki persentase mineral feldspar terendah. Oleh karenanya diperkirakan dengan menurunnya persentase feldspar menjadi sangat rendah menurut waktu, maka horison bawah penciri dapat terbentuk di Mile 21.5. Kondisi ini dimungkinkan karena perkembangan 97 tanah sangat ditentukan oleh vegetasi, topografi, iklim, dan waktu seperti dikemukan oleh Jenny 1941, namun yang terpenting adalah pelapukan mineral primer yang terkandung pada bahan induk tailing. Dari uraian tersebut menujukkan bahwa faktor pembentukan tanah berperan penting di ModADA adalah bahan induk, vegetasi, topografi, iklim, dan waktu. Secara ringkas hasil klasifikasi tanah-tanah di ModADA dan KK-5 yang telah diuraikan di atas disajikan pada Tabel 10 dan Gambar 22a-e. Tabel 10 . Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sistem USDA Soil Survey Staff, 1999; 2006 Profil Pewakil Epipedon Horison Bawah Penciri Famili Vegetasi Area Suksesi Mile 28 - Mile 25 PS-1 Okhrik - Typic Endoaquent , Berpasir, Campuran, Isohipertermik Phragmites karka, Ficus adenosperma, Adina nerifolia PS-2 Okhrik - Typic Endoaquent , Berdebu kasar, Campuran, Isohipertermik P. karka, Ficus armiti Mig., Casuarina equisetifolia PS-3 Okhrik - Typic Endoaquent , Berdebu kasar, Campuran, Isohipertermik P. karka, Nauclea papuana, Camnosperma brepetiolata PS-4 Okhrik - Typic Endoaquent , Berdebu kasar, Campuran, Isohipertermik P. karka, Ficus armiti Mig., Sterculia sp. PS-5 Okhrik - Typic Endoaquent , Berlempung halus, Campuran, Isohipertermik P. karka, Glochidion macrophyla, Camnosperma brepetiolata Area Reklamasi Mile 28 - Mile 21 IPR-4 Okhrik - Typic Udorthent , Berpasir, Campuran, Isohipertermik Calopogonium muconoides, Casuarina equisetifolia IPR-6 Okhrik - Typic Udorthent , Berpasir, Campuran, Isohipertermik C. equisetifolia, C.muconoides IPR-8 Okhrik - Aquic Udorthent , Berpasir, Campuran, Isohipertermik C. equisetifolia, Metroxylon sago IIPR-1 Okhrik - Typic Udorthent , Berpasir, Campuran, Isohipertermik Pometia pinnata, C. equisetifolia IIIPR-2 Okhrik - Typic Udorthent , Berpasir, Campuran, Isohipertermik Alley Cropping, C. equisetifolia, Coconut nucifera IVPR-5 Okhrik - Typic Udorthent , Berpasir, Campuran, Isohipertermik King grass, C. equisetifolia VPR-3 Okhrik - Typic Udorthent , Berpasir, Campuran, Isohipertermik Leucaena leucocephala , C. equisetifolia VIPR-7 Okhrik - Aquic Udorthent , Berlempung Kasar, Campuran, Isohipertermik C. equisetifolia, C.muconoides VIPR-9 Okhrik - Typic Udorthent , Berpasir, Campuran, Isohipertermik C.equisetifolia, C.muconoides VIPR-10 Okhrik - Aquic Udorthent , Berdebu kasar- Berlempung kasar, Campuran, Isohipertermik C.equisetifolia, C.muconoides, Phragmites karka, Dryapteris sp. Mile 21.5 Okhrik - Typic Epiaquent , Berdebu kasar, Campuran, Isohipertermik Ficus adenosperma, Premna corymbossa, Widelia biflora, P. karka Mile 21 Okhrik - Typic Epiaquent , Berlempung kasar, Campuran, Isohipertermik Glochidion macropyla, Sterculia sp, Ficus armiti Mig., P.karka, Imperata cylindrical Tanah Mineral KK-5 Okhrik Kambik Typic Dystrudept , Bedebu kasar, Campuran, Isohipertermik Gireniero , Myristica sp, Ficus sp., Diyospirus ebecarpa , Malothus sp, Scropya sp. 98 Profil PS-1 Typic Endoaquent Partikel Berpasir Vegetasi : Phragmites karka , Ficus adenosperma , Adina nerifolia Profil PS-2 Typic Endoaquent Partikel Berdebu Kasar Vegetasi : P. karka, Ficus armiti Mig., Casuarina- equisetifolia Profil PS-5 Typic Endoaquent Partikel Berlempung Halus Vegetasi : P. karka, Glochidio- macrophila, Camnosperma- brepetiolata Gambar 22a . Profil Pewakil di Area Suksesi Profil IPR-4 Typic Udorthent Partikel Berpasir Vegetasi : Calopogonium- muconoides,

C. equisetifolia Profil IPR-8

Aquic Udorthent Partikel Berpasir Vegetasi : C.equisetifolia, Metroxylon sago Profil VPR-3 Typic Udorthent Partikel Berpasir Vegetasi : Leucaena- leucocephala, C.equisetifolia Gambar 22b . Profil Pewakil di Area Reklamasi Pertikel Berpasir Profil VIPR-7 Aquic Udorthent Partikel Berlempung Kasar Vegetasi : C.equisetifolia,

C. muconoides Profil Mile 21

Typic Epiaquent Partikel Berlempung Kasar Vegetasi : Glochidion- macrophila, Sterculia sp., Ficus armiti Mig., P.karka, Imperata- cylindrica Gambar 22c . Profil Pewakil di Area Reklamasi Pertikel Berlempung Kasar Profil VIPR-10 Aquic Udorthent Partikel Berdebu Kasar Vegetasi : C.equisetifolia, C.muconoides, P. karka, Dryapteris sp. Profil Mile 21.5 Typic Epiaquent Partikel Berdebu Kasar Vegetasi : Ficus- adenosperma, Premna- corymbossa, Widelia- biflora, P. karka Gambar 22d . Profil Pewakil di Area Reklamasi Pertikel Berdebu Kasar Profil KK-5 Typic Dystrudept Partikel Berdebu Kasar Vegetasi : Gireniero sp., Myristica sp., Ficus sp., Diyospirus ebecarpa, Malothus sp., Scropya sp. Gambar 22e . Profil Tanah Mineral di Hutan KK-5 PTFI 99

4.3.5 Kesimpulan