Pengaruh Bahan Organik BO terhadap Unsur-unsur Makro Tercuci

74 Ca 2+ yang tercuci masih lebih tinggi dibandingkan Mg 2+ , K + , dan Na + dengan intensif pencucian lebih rendah pada perlakuan dengan BO dibandingkan tanpa BO.

4.2.2 Pengaruh Bahan Organik BO terhadap Unsur-unsur Makro Tercuci

Kandungan C-organik pada contoh tailing sebelum Percobaan Simulasi adalah sangat rendah, yaitu 1, kecuali partikel berlempung halus Area Suksesi memiliki kandungan C-organik 1.29 Gambar 16a. Dengan perlakuan BO, C-organik ditemukan 1 1.14 pada partikel berdebu kasar di Area Suksesi. Peningkatan C- organik ini relatif tinggi pada partikel halus dikarenakan adanya ikatan antara bahan organik dengan komponen tanah, seperti liat. Pada kondisi ini bahan organik sulit didekomposisi oleh mikroorganisme, sehingga kandungannya menjadi tinggi. Sementara KTK hanya mengalami sedikit peningkatan, yaitu 5 me100g pada perlakuan BO dan tanpa BO. Pada perlakuan BO ditemukan C-organik dan KTK mengalami penurunan pada partikel berlempung halus di Area Suksesi dibandingkan sebelum percobaan. Hal ini dapat terjadi karena rendahnya bahan tailing yang bersifat koloid. Prasetyo et al. 2005 menyatakan bahwa faktor yang sangat mempengaruhi nilai KTK adalah kandungan liat dan C-organik. Perlakuan dengan BO menyebabkan pH larutan menurun, karena pada dasarnya bahan organik tersusun oleh C, H, O dalam bentuk senyawa sebagai asam humat dan asam fulvat. Perubahan pH larutan tanah ini menyebabkan mineral mudah lapuk juga menjadi intensif dengan melepaskan kation-kation monovalent dari struktur mineralnya, seperti feldspar. Menurunnya pH dapat menyebabkan ion H + menggantikan posisi kation monovalent dalam kisi mineral, karena memiliki valensi sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase mineral feldspar lebih rendah pada partikel berlempung kasar-halus dan berdebu kasar dibandingkan partikel berpasir, termasuk pada tailing sebelum memasuki ModADA. Tan 1991 menyatakan bahwa pelapukan menghasilkan penurunan terhadap ukuran partikel, pelepasan bahan mudah larut, dan sintesis bahan-bahan baru. Tan 1991 menyatakan bahwa stabilitas dan kekuatan ikatan dari suatu mineral ditentukan oleh energi pembentukan. Ikatan antara ion-ion logam seperti Ca 2+ , Mg 2+ , K + , Na + , dan H + dengan oksigen adalah terlemah dibandingkan ikatan Si- O atau Al-O. Energi pembentukan ikatan kation-oksigen yang terendah adalah K + , yaitu 299 kg kalmol Keller, 1954; Paton, 1978; Tan, 1991. Oleh karenanya K + yang 75 tercuci ditemukan lebih tinggi pada partikel berdebu kasar dan berlempung halus seperti diperoleh dari Percobaan Simulasi ini.

4.2.3 Kation-kation Basa pada Contoh Tailing Setelah Percobaan Simulasi